Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 BALI
" Ada apa dengan wajah kamu itu dek? " Tanya erik sambil nyetir
" Aku masih ngantuk kak, biasanya kan jam delapan pagi aku baru bangun tapi semenjak kerja pagi-pagi buta aku harus sudah bangun " Elak mika. Tidak mungkin mika mengatakan yang sesungguhnya, bisa-bisa kakak nya ini langsung putar balik dan meninju wajah tomi yang masih tidur.
Erik mengacak-acak rambut mika " Lagian suruh siapa kerja, bukanya kebutuhan kamu sudah cukup? " Kata erik melirik kearah sang adik.
" Bukan soal uang kak, aku benar-benar ingin belajar bisnis. Setiap mas tomi berangkat kerja, aku selalu kesepian " Lirih mika sambil menunduk " Kak "
" Ada apa? "
" Kenapa aku belum hamil ya, apa jangan-jangan.. "
" Stop mika! Jangan ngomong yang tidak-tidak " Potong erik " Dalam sebuah pernikahan anak itu tidak terlalu penting. Banyak artis yang memutuskan untuk tidak memiliki anak bahkan ada juga yang menikah puluhan tahun baru di beri anak. Jangan pesimis seperti itu dek " Kata erik yang tidak suka.
" Tapi kan kak, aku kasian kepada mas tomi yang sudah menginginkan seorang anak "
" Sepertinya keputusan kamu untuk bekerja ada bagusnya juga, dengan begitu kamu bisa melupakan masalah rumah tangga kamu, apa lagi soal anak "
Erik selalu mendapatkan laporan dari dimas jika mika terlihat sungguh-sungguh dalam belajar bisnis, bahkan dimas juga merasa heran kepada mika yang tidak pernah sibuk dengan hp nya. Bukannya kalo sudah memiliki suami akan saling bertukar pesan.
Mika memeluk sang kakak dari samping, rasanya sangat nyaman ketika mendapatkan pelukan hangat dari kakaknya ini.
Erik mengusap kepala mika dengan lembut, erik semakin yakin jika rumah tangga adiknya ini sedang tidak baik-baik saja. Apa lagi tadi erik sempat melihat ibu mertua mika yang sepertinya enggan menyapa dirinya.
Setelah berjalan dua puluh menit akhirnya mereka sampai di sebuah bandara, dimas sudah menunggu kedatangan mika dan juga erik.
" Kalian lama sekali, ayok cepat waktu kita tinggal sepuluh menit lagi " Ajak dimas yang mengambil alih koper mika.
Erik masih memegangi tangan mika, seperti dulu ketika erik mengantarkan mika pergi ke sekolah. Genggaman tangan erik yang selalu mika rindukan.
Mereka menggunakan pesawat jet pribadi milik dimas, masa ia orang kata tidak memiliki jet pribadi.
Mika sudah tidak asing dengan pesawat mewah karena sedari kecil mika selalu terbang dengan menggunakan pesawat mewah milik sang papah.
Sungguh beruntung hidup mika yang bisa menikmati fasilitas mewah milik sang papah. Sedari kecil mika tidak pernah merasa kekurangan bahkan semua yang di inginkan oleh mika selalu di penuni oleh keluarganya.
" Nih dek, minum biar gak mual " Kata erik yang memberikan obat mual kepada mika.
" Terimakasih kak " Mika langsung meminum obat yang di berikan oleh sang kakak.
" Kamu masih suka mual jika naik pesawat? " Tanya dimas.
" Sedikit kak, gak seperti dulu lagi " Jawab mika.
Erik menyelimuti tubuh mika dengan selimut " Tidurlah, nanti jika sudah sampai kakak akan bangunkan kamu " Kata erik lembut.
mika mengangguk lalu memejamkan kedua matanya.
Erik seolah memberi kode kepada dimas untuk pindah tempat duduk.
" Ada apa bro "
" Gue rasa ada yang sedang di sembunyikan oleh adik gue " Kata Erik sambil meminum minumannya.
Dimas melirik kearah mika yang sudah tertidur pulas " Apa yang sudah membuat lo curiga dengan rumah tangga mika? "
" Fling gue mengatakan jika rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja. Tadi pas gue jemput adik gue, gue bertemu dengan ibu mertuanya. Jangankan nyuruh gue masuk, nyapa saja tidak " Ucap erik kesal
Dimas mengangguk paham " Termasuk lo merencanakan liburan ini? "
Iya sebenarnya tidak ada jadwal untuk pergi ke bali namun erik mencoba mencari alasan agar bisa membawa adiknya berlibur, erik cukup tau bagaimana sifat sang adik, ia tidak akan tiba-tiba meminta pekerjaan jika tidak ada sesuatu.
Dimas sebagai sahabat erik hanya bisa mengikuti apa yang di inginkan sahabatnya ini, lagian dimas juga tidak akan tinggal diam jika tomi berani macam-macam kepada mika.
DUA JAM KEMUDIAN.
Dua jam telah berlalu kini mika, erik dan juga dimas sudah berada di bandara. Mobil jemputan sudah menunggu kedatangan mereka.
" Sekarang kita kemana kak? "
" Ke Villa milik dimas, kita akan istirahat sejenak disana " Jawab erik
" Iya. Lagian acaranya besok, kita bisa istirahat kalo tidak kamu bisa berenang disana bersama ubur-ubur hahaha.. "
" Is kakak menyebalkan deh " keluh mika