Azzura memilih meninggalkan kota yang ia tinggali beberapa tahun terakhir. Menjauh dari laki-laki yang menjadi cinta pertamanya sekaligus laki-laki yang selalu memandangnya buruk. Laki-laki itu adalah Abizar.
Di kota yang baru, ia bertemu Dokter Fatur yang akan membantunya untuk sembuh dari kelumpuhan yang ia terima karena sebuah kecelakaan. Seorang duda dua anak dimana anak bungsunya mengalami sakit berat.
Freya, putri bungsu Dokter Fatur itu menarik hati Azzura. Keduanya menjadi akrab saat sering bertemu di rumah sakit hingga gadis kecil itu memohon agar bisa memanggil Azzura dengan panggilan Mami.
" Jadilah Mami Freya sesungguhnya. Menikahlah denganku," pinta Dokter Fatur pada Azzura.
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSIS 27 Obsesi
Bukan Sebatas Istri Status (27)
Bulan hanya cemberut melihat ke arah Hasan yang bergabung dengan keluarganya. Ia tampak bisa berbaur dengan para lelaki.
" Kenapa malah cemberut?" tanya Azzurra yang memperhatikan sepupunya dati tadi. Sejak awal datang wajahnya di tekuk.
" Lihatlah dia! Sangat pandai mengambil perhatian keluargaku," tunjuk Bulan pada Hasan yang sedang berada di antara Samudra, Kenan, Galaksi juga Fathur.
Entah apa yang mereka bicarakan.
" Baguslah kalau calon suamimu bisa berbaur," ucap Azzurra memberikan pendapatnya.
Malam semakin larut karena itu hanya tinggal orang dewasa disana. Freya dan Daisy sudah kembali ke kamarnya.
" Ish.. Kenapa kamu juga sama. Malah mendukung dokter Hasan," Bulan mencebik kesal.
" Memang kenapa? Apa yang salah dengan dokter Hasan?," tanya Azzurra melihat ke arah Bulan.
" Dia buaya. Mantannya banyak. Kebayang lah kalau nikah sama dia bawaannya pasti makan hati,"
Bulan hanya terpikirkan kalau sewaktu-waktu bertemu para mantan Hasan, pasti rasanya akan menyebalkan.
Mereka punya momen manis yang akan bisa membuatnya cemburu. Lagipula Bulan belum yakin Hasan memang single.
" Ya Allah, Lan. Mantan loh itu. Masa lalu." Azzurra menggelengkan kepalanya.
" Aku tahu kalau itu masa lalu. Tapi, akan ada efek ke depannya kan? Aku itu maunya yang tanpa mantan," jelasnya.
Ia khawatir akan di banding-bandingkan atau malah ternyata Hasan belum move on dari masa lalunya.
" Susah Lan di zaman sekarang. Pergaulan udah bebas. Pacaran seolah jadi menu wajib yang harus di coba. Mungkin ada yang bahkan menganggap kalau tidak pernah pacaran itu kampungan," Bulan manggut-manggut ia pun sepemikiran.
"Tapi, susah bukan berarti tidak ada kan?,"
" Iya. Tapi, ya sudah lah Setiap orang punya masa lalu masing-masing. Suamiku pun demikian. Apalagi duda dengan cerai hidup kan. Mantannya masih ada. Apalagi ada anak-anak di tengah-tengah mereka,"
" hah ..." Bulan mendesah. Ia menelungkup kan wajahnya di atas meja.
" Seburuk itu dokter Hasan di mata kamu? Dia belum pernah melakukan kebaikan memangnya?," pancing Azzurra.
Bulan menerawang. Jika dikatakan tidak ada kebaikan, jawabannya ada. Hanya tertutupi oleh hal yang Bulan benci.
" Ada. Dia pernah bantu aku saat hampir di rampok saat mobilmu mogok. Dia juga pernah beberapa kali membantuku bahkan..." ah rasanya Bulan tidak sanggup menceritakan karena itu memalukan.
Bulan ingat saat ia datang bulan dan tidak sadar jika darah haid nya bahkan tembus dan terlihat oleh dokter Hasan yang tiba-tiba memberikan jaketnya.
"Pakai ini. Kamu tidak mau kan kalau seluruh orang di rumah sakit tahu kamu sedang kedatangan tamu bulanan,"
Itu momen yang cukup memalukan. Tapi, kalau tidak ada Hasan, ia pasti akan lebih malu lagi.
" Istikharah, Lan. Jangan hanya mengikuti perasaan kamu saja. Bisa jadi apa yang menurut pandangan kamu itu buruk justru terbaik menurut Versi Allah."
Melihat keterdiaman Bulan, ia yakin bahwa sepupunya itu sedang mengingat-ingat.
...******...
" Masih belum berhasil bujuk Yaya?," tanya Dara pada putrinya.
Daisy hanya menggelengkan kepalanya. "Yaya tidak mau, mom,"
" Paksa aja kenapa sih? Atau kamu bilang bohong saja kalau mau kamu ajak main nanti mommy menyusul,"
" Kenapa mommy malah ngajarin aku dan Yaya bohong. Mommy tahu, Yaya tidak mau karena mommy menjelekkan Mami Zura terus." Daisy mengeluarkan unek-uneknya.
" Tidak maksud mommy bukan begitu.." Dara gelagapan. jangan sampai Daisy malah tidak mau lagi membantunya.
" Mommy hanya merasa waktu mommy tidak banyak. Mommy ingin mengisinya dengan kenangan bersama kalian," lirihnya.
" Hufft. Maaf , Mom." Daisy sadar sudah meninggikan suaranya pada sang ibu hingga ia minta maaf.
" Nanti aku pikirkan lagi caranya," putus Daisy akhirnya dan Dara hanya mengangguk.
Mereka pun akhirnya berpisah. Dara mengatakan ada perkejaan mendadak sehingga Daisy tidak jadi menginap di tempatnya.
Padahal itu hanya akal-akalannya saja agar bisa pergi ke tempat Alex.
" Lex, aku butuh pelampiasan," ucapnya sambil meletakkan tasnya di atas meja.
Alex yang paham dengan maksud dari ucapan Dara tanpa ragu langsung membawa Dara ke kamarnya.
Akhirnya terjadilah apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh sepasang manusia yang tidak terikat dalam pernikahan itu.
" Ada apa??," tanya Alex pada Dara setelah ia berhasil membuat Dara kelelahan.
" Yaya tidak mau menemuiku lagi. kalau begini kan susah untuk bisa mendekati Fathur," keluhnya.
" Kalau susah ya lepaskan," timpal Alex enteng.
Dara mendelik yang ia inginkan adalah Alex memberikannya jalan keluar bukan malah memintanya untuk berhenti.
" Aku tidak mau." ucapnya tegas memandang tajam ke arah Alex.
" itu bukan cinta tapi obsesi. kamu hanya tidak terima saat laki-laki yang dulu meratukanmu kini malah meratukan wanita lain,"
" aku tidak peduli yang pasti Fathur hanya milikku bukan milik wanita lain. Tidak boleh ada yang memilikinya dan tidak boleh ada yang menggantikan posisiku di hidupnya,"
Alex hanya menggelengkan kepalanya. wanita yang kini terbaring di atas kasur yang sama itu benar-benar terobsesi pada mantan suaminya.
" Seharusnya kamu tidak melakukan kesalahan kalau kamu tidak mau kehilangan,"
Dara bungkam. Ia sadar akan hal itu tapi semua sudah terjadi hingga yang terpikirkan saat ini adalah melakukan berbagai cara agar Fathur mau kembali padanya.
" apa aku harus benar-benar membuat wanita itu tidak ada di dunia ini hingga menjadikannya duda untuk yang kedua kalinya?,"
Pikiran jahat mulai mempengaruhi Dara. Ia menemukan jalan buntu tidak tahu harus melakukan apalagi.
" Jangan g1la kamu. Yang ada kamu akan berakhir di penjara,"
Alex tidak ingin wanita yang ia sukai berakhir di penjara karena obsesinya.
" Kamu harus membantuku. Kamu sudah janji,"
" Tapi tidak dengan tindakan kriminal seperti itu. Aku tidak bisa melakukan hal sejauh itu,"
Alex memang mencintai Dara tapi bukan berarti ia akan melakukan semua yang diinginkan oleh wanita itu.
" kalau kamu tidak mau aku bisa melakukannya sendiri," kesal Dara langsung bangkit dari kasurnya menuju ke kamar mandi tak peduli jika belum ada sehelai kain pun yang menutupi tubuhnya.
" Ini tidak boleh dibiarkan," gumam Alex menatap tubuh polos Dara yang kini sudah masuk ke kamar mandi.
...******...
" Apa yang harus kami lakukan pada wanita ini?," tanya seorang laki-laki saat melihat sebuah foto yang diberikan kepadanya.
" apapun caranya buat dia tidak ada lagi di dunia ini," jawab sang perempuan tegas tidak ada keraguan sedikitpun dalam ucapannya.
" bolehkah kami bermain-main dulu dengannya?," satu laki-laki yang lain bertanya. iya tertarik pada wanita cantik berhijab yang ada di foto itu.
" terserah mau kalian apakan dulu yang pasti aku ingin dia tidak ada lagi di dunia ini."
Keduanya manggut-manggut paham dengan apa yang harus mereka lakukan.
" Aku tidak menerima kegagalan,"
.
.
.
TBC
Tp sneng krna akhrnya bhgia....
d tnggu crta yg lain'ny y....smngttt.....
di tunggu karya terbaru nya
mngkn nnti bayu jg mlai mnrima ibunya....
Nah loohh....spa yg dtng???
yg baik,akhrnya bhgia...yg jht,mndrta...