Beberapa bab dalam tahap REVISI
Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Aroma tubuh
Rania membuka matanya perlahan. Rasa pusing dan lemas masih begitu terasa pada dirinya. Mama Laura yang melihat Rania mulai siuman pun sangat senang.
"Hei, kamu sudah siuman sayang?" tanya mama Laura lalu mengusap kening Rania.
"Ma, aku kenapa?" tanya Rania.
"Tadi kamu pingsan ketika bersama Farhan sayang. Memangnya dia berbuat apa padamu?" jawab mama Laura lembut dengan pertanyaan lagi.
"Oh iya, tadi aku sedang bersamanya. Ah iya paket ku? Dimana paket ku?" tanya Rania terlihat gusar.
"Paket?" mama Laura mengerutkan keningnya.
"Iya ma, paket. Tadi kami memperebutkan paket milikku," jawab Rania tak tenang.
"Tidak ada paket sayang, mama tidak tahu tentang paket yang kamu maksud. Atau masih ada di halaman ya?" mama Laura menduga-duga.
"Ma, tolong ma. Tolong ambilkan paket aku jika masih ada di halaman depan, aku mohon ma," pinta Rania.
"Iya baiklah sayang, mama coba mengambilnya dulu ya atau minta bantuan Bi Inah. Kamu tunggu dulu di sini," ucap mama menenangkan Rania.
"Terima kasih ya ma," jawab Rania lalu mama Laura pun pergi meninggalkan nya.
Ketika sedang fokus mencari keberadaan paket yang dimaksud Rania di halaman depan, mobil Farhan pun datang, membuat pencarian mama Laura terhenti.
"Sedang apa ma?" tanya Farhan ketika turun dari mobil dan melihat mamanya sibuk mencari sesuatu.
"Ini mama mencari paket milik Rania, kau melihatnya?" tanya mama Laura dengan polosnya.
"Paket itu ada padaku, mama tidak perlu mencarinya lagi," jawab Farhan lalu berjalan untuk masuk ke dalam rumah.
"Tunggu Farhan," mama Laura menghentikan langkah putranya.
"Ada apa?" tanya Farhan.
"Kau mau kemana?" tanya mama Laura.
"Mau ke kamarku," jawabnya
"Untuk apa? Di sana masih ada Rania," ucap mama Laura.
"Aku tahu. Karena itu aku ingin bertemu dengannya," sahut Farhan.
"Kau belum bisa menemuinya Farhan. Kondisinya masih lemah. Nanti kalau dia merasa tertekan bagaimana? Itu akan berbahaya baginya dan juga anak dalam kandungan nya," ucap mama Laura mengingatkan.
"Dia harus belajar menerima kehadiran ku ma, dia sedang mengandung anak ku," jawab Farhan.
"Maksudmu?" tanya mama tak mengerti. Apakah Farhan tak jadi menceraikan Rania?
"Aku akan membawanya tinggal bersamaku," jawab Farhan tegas.
"Apa?" spontan mama Laura pun terkejut.
"Tidak, tidak. Kau tidak boleh membawanya hidup bersamamu. Nanti Rania akan tertekan dan stress sepanjang kehamilannya atau lebih parah dia bisa keguguran. Tidak! Lebih baik Rania tinggal di sini bersama mama dan papa," tolak mama Laura.
"Aku tidak akan membuatnya takut ma. Aku tidak akan menyakiti nya," sahut Farhan.
"Tidak! Mama tetap tidak setuju. Kalau kamu nekat membawanya pergi, mama akan menyewa penjaga dan polisi di rumah mu sebanyak mungkin untuk membawanya kembali," ancam mama Laura.
Farhan tidak menjawab. Ia bahkan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Ia kemudian berjalan masuk meninggalkan ibunya.
"Anak ini," gumam mama Laura lalu ikut melangkah di belakang Farhan.
Sementara Rania yang saat ini sudah sadar jika dia bukan berada di kamarnya pun mencoba berjalan untuk pindah ke kamarnya. Namun baru beberapa langkah dari pintu, ia melihat Farhan yang sedang berjalan dengan cepat ke arahnya.
"Rania!" panggil nya lalu mempercepat langkahnya untuk mendekati Rania.
Rania yang melihat itu pun segera mempercepat gerakannya agar terhindar dari Farhan. Namun karena kondisinya masih sangat lemah tenaganya kalah jauh dibanding Farhan.
Rania pun kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh, namun dengan sigap Farhan menangkap tubuh Rania.
"Kau mau kemana?" tanya Farhan.
"Lepaskan aku," sahut Rania.
Ia lagi-lagi merasa mual dengan aroma parfum Farhan.
"Kau sedang hamil Rania, jangan membahayakan dirimu sendiri," ucap Farhan mengingatkan.
Rania terperangah hingga membelalakkan matanya. Ia pun menatap Farhan dengan penuh tanda tanya dan ketakutan.
"Kau mengetahuinya?" tanya Rania dengan bergetar.
Farhan tak menjawab. Ia hanya menatap Rania dengan memegangi lengan wanita itu.
"Lepaskan aku Farhan," Rania sudah tidak tahan ingin muntah namun Farhan tetap menahan lengannya tanpa ingin melepaskan nya.
"Farhan aku bilang lepaskan! Aku mau muntah!" teriak Rania putus asa.
Mendengar itu Farhan pun langsung melepaskan tangannya. Kemudian Rania bergegas pergi ke belakang untuk memuntahkan isi perutnya. Farhan dengan sigap mengikuti istrinya dari belakang.
Ketika Rania sedang mual itu, Farhan mengusap-usap punggungnya dengan lembut. Namun Rania menunjukkan sikap tidak suka.
"Jangan menyentuh ku. Jangan dekati aku!" usir Rania tapi Farhan tidak mempedulikannya.
"Aku bilang pergi Farhan! Kau lah penyebab aku merasakan mual seperti ini," ucap Rania frustasi.
Farhan menatapnya. "Maksud mu?"
"Parfum mu membuat ku ingin muntah," jawab Rania pada akhirnya.
Farhan yang baru menyadari itu pun menghentikan usapannya. Kemudian ia membuka kemeja serta kaos yang dipakai nya hingga bertelanjang dada. Ia membuang pakaiannya menjauh dari Rania.
"Kalau seperti ini? Apakah kau masih ingin muntah berada di dekatku?" tanya Farhan.
jodih nya..
😀😀😀❤❤❤❤