Dasar dari sebuah pernikahan adalah kejujuran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Saya,, saya juga tidak tahu" jawab Arumi kepada narasumber itu dan membuat semua orang yang ada disana menertawakannya
"Tidak tahu?? Maksudmu kamu tidak tahu harus memilih lukisan yang menunjukan jati dirimu??" Tanya Narasumber itu lagi kepada Arumi
Dengan polosnya Arumi mengangguk lagi dan menjadi bahan tertawaan lagi
"Apa yang membuatmu bingung coba kamu jelaskan"
"Saya tidak bisa memilih salah satu dari ketiga lukisan itu karena saya merasa ketiga lukisan itu menggambarkan diriku. Pada lukisan ketiga saya merasa seperti melihat diri saya saat bahagia dan juga ketika saya bersama dengan orang-orang yang saya saya. Lalu lukisan kedua saya merasakan ketika saya duduk di taman dengan pikiran yang lelah sambil melihat kearah langit biru yang indah dan menenangkan. Dan lukisan pertama yang paling saya rasakan saat ini yaitu ketika merasa berjuang untuk kebebasan yang mengikat tapi saya tidak bisa menjelaskannya" ucap Arumi menjelaskan semua perasaan yang dirasakan ketika melihat lukisan itu dan membuat semua orang terdiam.
Dan beberapa saat kemudian semua orang memberikan tepuk tangan kepada Arumi dan membuat Arumi bingung kenapa dia diberikan tepuk tangan.
"Penjelasan yang sangat bagus, kamu bisa tidak terpengaruh pada pemikiran orang lain dan tetap kokoh pada pendirian sendiri mengenai ketiga lukisan ini. Itu membuktikan kamu adalah orang yang berprinsip, dan saya berharap kamu bisa menemukan jawaban dari lukisan pertama yang masih menjadi misteri bagi dirimu" ucap Narasumber itu dan membuat Arumi tersenyum bahagia karena semua orang tidak menganggapnya aneh setelah berbicara seperti itu.
Setelah itu Arumi kembali ke tempat duduk, disana Clara memberikan jempol karena Arumi sudah berbicara dengan baik di depan.
Tidak lupa juga dia melihat ke arah Rangga dan Andy yang juga memberikan jempol kepadanya, tapi ketika menoleh ke arah Kak Lucas dia hanya melihat wajah datar dan dingin.
Setelah seminar selesai, Rangga dan juga Andy menghampiri Arumi.
"Rumi!!!" Panggil Rangga dari jauh
"Emm kalian,, bagaimana bicaraku tadi??"
"Kamu sangat bagus sekali aku bahkan tidak terpikirkan jawaban seperti itu" ucap Andy.
"Setelah ini kamu ada rencana apa??" Tanya Rangga kepada Arumi, sebelum menjawab dia menoleh ke arah Kak Lucas dan Lucas langsung berdiri dari tempat duduknya dan memandang ke arah mereka bertiga
"Kegiatan hari ini sudah selesai, kamu bebas sekarang tapi ingat besok ada kelas praktek seni jangan sampai terlambat" ucap Lucas dengan nada bicara yang dingin seperti biasanya
"Emm baik kak, terima kasih untuk hari ini" ucap Arumi lalu Lucas pergi dari sana.
Setelah itu Arumi berbalik ke arah Rangga dan Andy sambil tersenyum bahagia "hari ini aku bebas"
"Oke baguslah kalau begitu bagaimana kalau kita makan malam di restoran dekat kampus untuk merayakan hari ini" ucap Andy dan diberikan jempol oleh Arumi serta anggukan oleh Rangga yang menandakan bahwa mereka setuju.
Mereka bertiga pun keluar dari ruang seminar dan pergi ke restoran dekat kampus, dan seperti teman yang sudah lama mengenal Arumi merasa bebas ketika bersama dengan Rangga dan juga Andy.
Seakan mereka ditakdirkan untuk bersama, senyum di wajah Arumi begitu alami dan menunjukkan dia yang begitu bahagia. Mereka bercanda riang dan saling mengobrol satu sama lain dan membuat Arumi melupakan mengenai pesan ancaman yang dia dapatkan kemarin.
"Apa kalian tahu, saat ini aku merasa seperti lukisan nomor tiga yang mana aku merasa begitu bahagia dan tidak ada beban sama sekali"
"Aku senang jika kamu merasa bahagia, lain kali jika kamu merasa sedih atau kesepian hubungi saja kami. Kami pasti akan berusaha menjadi teman yang baik dan akan menghibur mu" ucap Rangga kepada Arumi
"Emmm tentu saja,, oh iya sejak kapan kalian berdua berteman??" Tanya Arumi kepada Rangga dan Andy
"Kami,,, kami berteman sejak SMA" jawab Andy
"Ohh jadi kalian satu SMA dan memutuskan untuk mengambil jurusan yang sama"
"Emm"
Arumi senang mendengar hal itu karena dia melihat Rangga dan Andy seperti dia dengan Luna yang telah berteman sejak dulu jadi dia tahu bagaimana hubungan pertemanan yang erat.
"Lalu kenapa kalian mengambil program magang ke Singapura?? Bukankah di Jakarta memiliki kampus yang berkualitas??" tanya Arumi kepada mereka berdua
"Kami memutuskan untuk keluar karena kami perlu pengalaman yang lebih agar di hargai"
"Emmm aku paham hal itu"
Mereka bertiga mengobrol sampai malam, saat asik tiba-tiba Arumi mendapatkan pesan masuk dari Lucas yang menginformasikan mengenai jam kuliah dan juga ruangannya
"Ingat untuk tidak terlambat besok" isi pesan Lucas
"Tentu saja kak aku pasti akan datang tepat waktu. Terima kasih informasinya" Arumi menutup teleponnya dan kembali mengobrol dengan asyik
Saat keluar dari Restoran Arumi tidak sengaja melihat Lucas yang lewat di depan Restoran jadi dia memutuskan untuk menyapanya
"Kak Lucas,,," panggil Arumi dan membuat Lucas langsung menoleh kearah mereka. Lucas yang nampak tidak kaget hanya diam saat Arumi dan juga Rangga menghampirinya
"Kak Lucas!! Apa yang anda lakukan disini??" Tanya Arumi kepada Lucas
"Ak,, aku hanya lewat sini" ucap Lucas dengan gugup
"Lewat sini??? Bukannya ini agak jauh dari kampus.. Apa kak Lucas tinggal di sekitar sini??" Tanya Arumi sekali lagi kepada Lucas
"Tidak,,, aku hanya lewat setelah membeli beberapa barang di toko sebelah" jawab Lucas yang terasa ingin mengakhiri obrolan dan Arumi langsung paham tapi berbeda dengan Rangga yang terlihat tidak suka bertemu dengan Lucas karena permasalahan tadi siang
"Oh iya, kamu sudah menerima pesanku??" Giliran Lucas yang bertanya kepada Arumi
"Iya sudah kak, aku pasti akan datang tepat waktu besok"
Setelah itu Rangga langsung menarik tangan Arumi dan mengajaknya untuk pergi, hal itu tidak lepas dari pandangan Lucas yang terlihat dingin
"Kalau begitu saya pulang dulu kak" ucap Arumi sambil ditarik oleh Rangga.
Sementara Andy yang baru keluar dari Restoran hanya bingung melihat situasi itu dan langsung mengejar Arumi dan Rangga yang sudah pergi.
Arumi yang ditarik merasa kewalahan untuk menyeimbangkan langkah pendeknya dengan langkah kaki Rangga yang lebar, sehingga Arumi memaksa untuk berhenti
"Rangga ada apa denganmu kenapa kamu menarik ku??" Ucap Arumi sambil menahan langkahnya.
Rangga yang merasa dihentikan langsung berhenti dan menatap Arumi dengan perasaan bersalah "maafkan aku Rum, tadi aku bersikap tidak sopan didepan mentor mu"
"Lalu, apa kamu masih marah kepadanya terkait masalah tadi siang??" tanya Arumi
"Emmm bukan marah tapi hanya tidak suka saja jika ada laki-laki yang bertindak kasar pada wanita terutama kamu"
Deg, dengan mendengar ucapan Rangga seketika Arumi diam. Pandangannya juga tidak bisa teralihkan dari Rangga
"Maksudmu kamu mengkhawatirkan aku??" tanya Arumi sambil tersenyum malu
"Iya tentu saja aku khawatir, kamu kan sahabat ku dan kamu perempuan jadi sudah menjadi tanggung jawabku untuk melindungi mu" Ucap Rangga yang menyadarkan Arumi jika dirinya hanya dianggap sahabat.
"Emmm aku mengerti, tapi Kak Lucas tidak salah. Dia hanya ingin membimbingku agar aku berhasil dalam program ini karena jika aku gagal dia juga akan terpengaruh" ucap Arumi yang meyakinkan Rangga untuk tidak membenci Lucas.
"Hei,, kenap kalian meninggalkan ku??" Ucap Andy yang baru muncul
"Oh My God,, maafkan kami. Tadi kami lupa dengan dirimu" ucap Arumi yang mengejek Andy sehingga dia menjadi kesal, tapi Rangga dan Arumi hanya tertawa melihatnya bahkan keduanya sesekali saling curi pandang tanpa disadari oleh Andy.
Bersambung..