Seseorang tidak akan bisa lari selamanya pasti dia akan berhenti karena kelelahan
Elise yang bersembunyi sekian lama akhirnya tertangkap lagi
"Aku menemukan mu" _Ethan.
Mau tahu kisah serunya?
AYO MULAI BACA!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jane Alicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Biarkan
"Baiklah siapapun itu terimakasih untuk obatnya" Elise membawa obat itu bersamanya
Pak An tersenyum melihat Elis eyang tidak berubah sedikitpun ,sejak terakhir kali mereka bertemu Elise masih terlihat sama dalam sifat dan kebiasaannya
Elise pergi dari sana dengan cepat. Dia benar benar sudah mencapai batasannya dan di saat yang tepat, ada taksi yg berhenti jadi Elise dengan cepat masuk kesana
Pak An pergi setelah melihat Elise memasuki taksi yang sengaja di mintanya menunggu di depan sana
------------------
"Aku benar benar lelah" Elise menutup matanya di tempat tidurnya, dia tidak membersihkan dirinya dan langsung tidur
"Tabib Ming aku merindukan obat pahitmu" Air mata menetes begitu saja dari pipi Elise yang terasa sangat panas
Saat di taksi dia sudah memakan obat yang di dapatnya dari depan pintu tadi, dan itu membuatnya sangat mengantuk, dia juga sudah mengirim pesan pada anggota Timnya kalau dia sudah kembali kerumahnya
Ethan yang sudah di perjalanan pulang merasa tidak enak karena tidak bisa melihat Elise lebih lama lagi
"Pak An bagaimana keadaanya? " Ethan bertanya dengan rasa ingin tahunya yang tinggi
"Saya sudah membelikan obat tuan, tapi saya tidak bisa memberikannya langsung" Ethan yang duduk di depan bersama Toni membalikkan sedikit tubuhnya agar bisa melihat Tuannya itu
"Kenapa tidak? Apa dia tidak mau berbicara denganmu? " Ethan memajukan tubuhnya kedepan
"Nona Elise berbicara dengan saya tapi tidak banyak pembicaraan yang terjadi Tuan. Sepertinya nona Elise tidak ingin identitasnya di ketahui" Tuan Afi melihat Ethan dengan sama tertariknya juga
Ethan terdiam dan kembali bersandardi kursinya, melihat kelap kelip lampu malam hari membuat pikirannya terasa kacau di satu sisi dia sangat ingin berbicara langsung pada Elise, disisi lain dia tidak berani
"Apa yang harus kulakukan Pak An? " Ethan berbisik kecil
"Nona pasti memiliki alasan tersendiri Tuan" Pak An mencoba membuat Ethan mengerti
Ethan membuang nafas kasarnya. Toni dan Pak an hanya bisa diam karena tidak tahu bagaimana menghibur Tuannya yang galau
"Apa saya harus memesan tiket sekarang tuan? " Toni bertanya dengan gelisah
"Apa ada hal penting yang harus di kerjakan? " Ethan melihat ke arah Toni lewat kaca
"Dua hari lagi perkenalan produk baru kita tuan, semua sudah siap" Toni berbicara dengan percaya diri
"Baiklah kita pulang besok, Pak An apa kau ingin kembali juga? "
"Saya akan kembali setelah saya menyelesaikan urusan pelayanan di vila yang anda beli Tuan"
"Baiklah terserah padamu saja, lagi pula itu aku beli atas namamu Pak An" Ethan menjawab dengan malas karena sudah tidak besemangat lagi
" Terimakasih Tuan tapi apa anda ingin saya bertemu dengan Nona Elise selama saya disini Tuan ?" Pak An menawarkan idenya pada Ethan
"Tidak perlu Pak An, itu akan membuatnya semakin jauh. Biarkan saja dia melakukan apa yang dia inginkan selagi itu tidak berbahaya dan berlakuklah seolah-olah kita tidak mengenalnya jika di depan umum" Ethan memperingati Pak An
"Apa sebelumnya anda juga berpura-pura tidak mengenali Nona Elise Tuan?"
"Ya, aku tidka ingin dia menjauh karena kita tahu apa identitasnya, jadi biarkan dia bermain dengan bebas disana" Ethan terlihat pasrah
"Lalu kapan monitor tiga layar akan di kirim kemari Tuan?" Toni ikut bergabung dalam pembicaraan itu
"Kita akan memberikan saru pada perusahaan mereka setelah kita memplubikasikannya ke dunia, jadi sisakan beberapa untuk perusahaan kita sendiri juga" Ethan menjawab dengan berwibawa
"Baiklah saya mengerti Tuan" Toni dengan cepat mnegerti perkataan Ethan tanpa harus bertanya sekali lagi
--------------------