Setelah lima tahun memendam rasa cinta pada pria yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya akhirnya membuat Amara memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria dingin bernama Aga.
Jawaban berupa penolakan yang keluar dari mulut Aga yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tak membuat Amara gentar untuk mengejar cinta Aga. Amara yakin jika suatu saat nanti ia bisa menggantikan sosok Naina di hati Aga.
Hingga beberapa waktu berlalu, Amara yang sudah lelah mengejar cinta Aga pun akhirnya memilih berhenti dan melupakan cintanya pada Aga.
Namun hal tak terduga terjadi, sikap Amara yang tak lagi mengejar dirinya membuat Aga mulai resah terlebih saat mendengar kabar jika Amara menjalin hubungan dengan pria lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu Bersama Mama
"Jangan berkata seperti itu, Agatha. Kakak akan selalu menyayangimu dan menjagamu walau kita tidak tinggal bersama." Jawab Aga.
"Kak Aga pembohong. Jika Kakak benar menyayangiku tidak mungkin Kakak membiarkan aku hanya tinggal berdua dengan Papa di rumah ini." Sahut Agatha dengan berderai air mata.
Mendengar suara tangisan Agatha yang terdengar menyayat hati membuat kedua bola mata Aga tanpa sadar berkaca-kaca.
"Terkadang aku iri dengan Amara, walau Kak Daniel bukanlah kakak kandungnya tapi Kak Daniel selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Amara. Kak Daniel juga tidak egois dengan menjauhkan Kak Naina dari keluarganya. Setiap ada waktu Kak Daniel pasti selalu membawa Kak Naina kembali ke rumah orang tuanya sehingga membuat Amara tidak merasa terlalu kehilangan kakaknya."
Aga merasa sangat tersindir mendengarkan pernyataan dari adiknya. Sudah sepuluh tahun belakangan ini ia memilih hidup menyendiri tanpa memperdulikan jika adiknya masih sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian darinya. Aga menjadi merasa sangat egois setelah menyadari kesalahannya selama ini.
Aga kemudian bangkit dari duduknya. Berjalan mendekati Agatha lalu membawa Agatha ke dalam pelukannya. "Jangan menangis lagi. Kakak akan memikirkan keinginanmu agar kita bisa tinggal bersama lagi." Ucap Aga.
Agatha menatap Aga dengan air mata yang masih tergenang di pelupuk matanya. "Apa Kak Aga serius?" Tanya Agatha.
Aga mengangguk. "Kakak sangat menyayangimu. Kakak tidak mungkin membiarkanmu merasa hidup sendiri di dunia ini."
Agatha tersenyum senang mendengarnya. Papa Andrew yang ikut mendengarnya pun merasa haru dengan kedua bola mata berkaca-kaca. Setelah sekian lamanya, akhirnya putra kesayangannya mau melunakkan hatinya untuk kembali tinggal di rumahnya.
*
Malam itu setelah berbicara panjang lebar dengan Agatha dan Papa Andrew, Aga pun masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, Aga memikirkan permintaan sederhana dari Agatha namun penuh makna.
"Apa sudah saatnya aku tinggal kembali bersama Papa dan Agatha." Gumam Aga. Terlalu larut dalam kesedihan karena ditinggalkan ibu kandungnya membuat dirinya menjadi pria yang egois hingga memilih tinggal berpisah dari keluarganya. Dan saat ini, Aga menuai hasil dari keputusannya. Adik kandungnya terluka karena keputusannya pun dengan ayah kandungnya.
Malam semakin larut namun Aga tak kunjung bisa memejamkan kedua kelopak matanya. Bayangan sang mama yang dulunya sering tersenyum kepadanya terus terlintas di benak Aga. Hingga akhirnya Aga berhasil memejamkan kedua kelopak matanya, wajah sang mama pun muncul di dalam mimpinya.
"Mamah!" Aga berteriak memanggil sang mama saat kedua kelopak matanya yang terpejam terbuka tiba-tiba.
Aga mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan sang mama. Namun tidak terlihat sosok sang mama yang ia harapkan. Semuanya nampak hampa. Sang mama telah tiada dan tidak mungkin ada di hadapannya saat ini.
"Mamah..." Aga tanpa sadar menitikkan air matanya. Hembusan napasnya terasa semakin sesak. Aga pun menangis terisak-isak membayangkan kebersamaannya dengan sang mama saat mamanya masih hidup.
"Kenapa Mama pergi meninggalkan Aga, Mah. Kenapa Tuhan begitu jahat memisahkan kita." Lirih Aga.
Sebelumnya sosok Aga adalah sosok yang sangat hangat dan ceria. Namun setelah kejadian naas itu menimpa sang mama, Aga berubah menjadi sosok yang sangat dingin dan irit bicara. Aga bahkan sangat sulit untuk membuka hati untuk seorang wanita. Hingga pada akhirnya, sosok Naina hadir dalam hidupnya menggantikan kesedihan yang ia rasakan menjadi sebuah kebahagiaan.
***
buat author semangat nulis nya
mentang2 kaya sama suami berani apalagi sana anak2nya
Gak benar tuh punya pandangan seperti mama Tyas
Tapi mamamu materialistis tuh gimana coba. .
Semangat untuk berjuang bersama Sisil
Tapi mama Tyas pasti heboh melarang cinta mereka