(Novel Pertamaku)
Nawang wulan gadis cantik dan manis berusia 23 tahun yang baru saja diterima menjadi tenaga pengajar di sebuah SMA swasta yang terkenal elit dan mahal dikotanya. Wulan dipertemukan dengan seorang murid laki-laki bernama Alexander yang tanpa diduga jatuh cinta dan menunjukkan perhatiannya dengan brutal kepada wulan.
Akankah wulan luluh dengan perhatian dan cinta murid nya yang terpaut jarak 4 tahun dari wulan ? bahkan wulan menganggap nya masih bocil (bocah kecil) bukan sebagai seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Maafkan mas dek
Loyal Mall
Alex sedang duduk termenung disofa, ia berpikir apa yang harus dilakukannya. Ia tidak bisa hidup tanpa Wulan, apa ia harus membawa gadis itu kabur ? Tapi Alex yakin Wulan akan membencinya.
Aaaaahgghhhh....
Alex frustasi ia mengacak-acak rambutnya. Tiba-tiba pintu lift terbuka, ia melihat Nathan berjalan masuk bersama asistennya. Alex hanya cuek dan tidak peduli, ia kemudian merebahkan kepalanya ke sandaran sofa.
"Halo sepupu, hari yang melelahkan ya ? Kau terlihat kacau" Alex hanya memandang Nathan tajam.
"Oh..come on... ada apa sepupu ? Kau yang memanggilku kemari" Nathan mendudukkan tubuhnya di sofa seberang Alex
"Kenapa kau mengacaukan proyek pelabuhan ku dikota Y ? Kau membuatku menderita kerugian 20 Miliar lebih" tanya Alex dingin
Nathan pun tertawa.
"Ayolah sepupu kau ternyata pelit ya" ujar Nathan sambil tersenyum mengejek. Alex mendengus kesal.
"Aku hanya coba-coba apa uang mu akan berkurang jika ku buat rugi sebanyak itu, tapi ternyata tidak berpengaruh dan tetap lebih banyak dari uangku" ucap Nathan sambil mencebikkan mulut nya. Alex semakin jengkel dengan Nathan. Wajahnya makin galak.
"Ok...ok....aku akan ganti kerugianmu. Perusahaanku baru saja memenangkan tender pembuatan rumah dinas dan kantor pejabat ibu kota baru di pulau K sebesar 500 Milliar. Aku akan berikan yang bagian rumah dinasnya 100 Milliar. Aku baik bukan, kerugianmu ku ganti 5x lipat" ujar Nathan sambil menyombongkan proyek yang ia menangkan.
"Tidak usah, aku tidak tertarik" Nathan langsung memasang wajah kecewa.
"Ayolah sepupu, aku ingin sekali bekerjasama denganmu" Alex hanya diam, ia kembali merebahkan kepalanya ke sandaran sofa dan memejamkan mata.
Selama ini Alex tidak pernah bekerja sama atau bersaing dalam suatu proyek dengan perusahaan Nathan. Jika perusahaan Nathan mengikuti suatu lelang, maka perusahaan Alex akan mundur. Ia tahu perusahaan itu adalah milik ayahnya, Nathan hanya membantu mengelola. Maka ia tidak mau mencari masalah.
Nathan melihat Alex sedang kalut, ia pun menghela nafas pelan.
"Bagaimana kabar Wulan ?"
Alex langsung menegakkan kepalanya dengan wajah semakin garang.
"Jangan ganggu dia Nathan" tegas Alex
"Kau akan biarkan dia menikah dengan pria itu ? Kau tau pria itu tidak baik. Dan kenapa kau seperti orang linglung ? Bawa kabur saja. Apa yang kau takutkan Alex ?" Nathan terlihat geram dengan sikap Alex yang lunak.
"JANGAN GANGGU HIDUPKU" Alex berteriak frustasi.
Nathan pun menatap iba.
"Aku pulang, aunty Elle dan uncle Kevin menitip salam. Jika ada waktu mampirlah ke mansion" Nathan pun berlalu meninggalkan Alex yang ruwet dengan pikirannya.
Setelah Nathan pergi, Alex kembali memikirkan perkataan pria itu. Jika saja semua semudah yang diucapkan nya. Tapi masalahnya Alex tidak mau memaksa, ia tidak mau membuat Wulan marah dan kecewa karena keegoisannya. Ia tidak mau seperti papanya yang bersikap semena-mena terhadap mamanya. Alex pernah melihat mama nya menangis memohon agar papanya menceraikan wanita itu tapi papanya hanya diam dan berlalu. Ia takut bersikap egois seperti papa dan menyakiti Wulan.
🌹🌹🌹
Setelah makan malam Wulan pun segera masuk kekamarnya, ia benar-benar letih dengan apa yang terjadi hari ini. Saat ia sedang tiduran dikasur tiba-tiba handphone nya bergetar. Ia melihat ada beberapa pesan video yang masuk ke nomor W* nya dari nomor yang tidak ia kenal. Wulan pun membuka video tersebut, ia kaget dan melongo.
Video itu memperlihatkan seorang pria sedang bertarung mulut dengan seorang wanita, ciuman mereka sangat panas dan tangan sang pria telah menjelajahi tubuh si wanita. Kemudian si pria memasukkan senjatanya pada inti si wanita sambil berdiri, mereka pun menikmati permainan sampai puncak.
Wulan tidak kuasa melanjutkan, ia melihat ada tiga video dengan kegiatan yang sama dimana pemeran pria nya sama tapi wanita nya berbeda-beda. Saat ia menyadari pemeran prianya adalah Gilang, Wulan tiba-tiba tercekat, dadanya sesak. Ia segera meraih air minum di meja samping ranjangnya dan menghabiskan segelas penuh. Wulan pun terbatuk-batuk. Ia meraup udara sebanyak-banyaknya agar bisa bernafas kembali. Tanpa terasa air matanya pun luruh.
Ia menangis tertahan, ia takut suaranya terdengar oleh sang ibu. Wulan bingung ia harus apa, haruskah ia tunjukkan video ini pada ibunya dan membatalkan pernikahan. Wulan benar-benar kecewa. Semuanya sangat mendadak dan membuatnya linglung.
Setelah puas menangis, Wulan pun menghapus air matanya. Ia ingin tidur dan beristirahat. Biarlah semuanya akan ia pikirkan besok, sekarang otaknya buntu dan tubuhnya lelah. Tak berapa lama ia berbaring, tiba-tiba ibu memanggil dari balik pintu.
"Nak sudah tidur ?" ibu berkata sambil mengetuk pintu
Wulan pun berdiri dan membukakan pintu kamarnya.
"Ada apa bu ?"
"Ada nak Gilang diluar, ayo temui dulu"
Wulan tersentak, tiba-tiba tubuhnya bergetar. Ia pun menggeleng cepat.
"Tidak, ibu saja yang temui"
"Ibu sudah dengar dari nak Gilang tentang kejadian tadi siang, ia pun menjelaskan nya pada ibu. Sebenarnya nak Gilang sudah datang dari setengah jam yang lalu. Temui dulu dia nak, dengarkanlah penjelasannya jangan terburu-buru menyimpulkan" ujar ibu memaksa. Wulan pun mengangguk ragu. Ibu memegang lengan Wulan dan membimbingnya keruang tamu.
Wulan melihat Gilang sudah duduk dengan wajah yang sendu dan kuyu. Ibu kemudian mendudukkan Wulan dikursi yang dekat dengan kursi yang diduduki Gilang. Kemudian ibu pergi kedalam meninggalkan mereka berdua.
Wulan hanya diam menunduk, ia sangat malas bertemu Gilang. Di matanya terus berputar-putar adegan Gilang di video barusan.
"Dek...maafkan mas ya tadi siang bersikap tidak sopan padamu" ujar Gilang dengan wajah sendu. Wulan hanya diam tidak menjawab dan tidak melihat ke arah Gilang. Gilang pun menghela nafas berat.
"Tadi pagi mas ada masalah berat dikantor, proyek yang sedang mas kerjakan rugi besar. Jadi masih kepikiran sampai siang tadi. Mas sangat panik, uang yang hilang mencapai 1 Milliar" ucap Gilang serius. Wulan pun kaget.
"Banyak sekali uangnya mas" akhirnya Wulan membuka suara
"Benar dek, kerugian yang sangat besar. Mas benar-benar sampai pusing"
"Kenapa bisa hilang uangnya mas ?"
"Orang kepercayaan mas membawa kabur uang proyek senilai 1 Milliar dek"
"Sudah lapor polisi mas ?"
"Sudah, tapi belum ada kabar. Mas yakin uangnya sudah tidak ada" Gilang kembali sendu, suaranya sangat mengiba. Wulan pun menarik nafas pelan.
"Apa kamu masih marah dek ? Mas tidak bermaksud membentak dan memaksa mu, maafkan mas ya" Gilang tertunduk dengan suara yang lemah. Wulan berusaha mengerti tentang kejadian tadi siang, Wulan pun berusaha memaafkan nya dalam hati. Tapi untuk kejadian yang di video Wulan harus meminta penjelasan.
"Baiklah mas, Wulan mengerti masalah mas sangat besar. Wulan tidak mempermasalahkan kejadian tadi siang"
"Jadi kamu memaafkan mas dek ?" binar kebahagiaan terpancar di mata Gilang. Wulan pun mengangguk. Gilang terlonjak bahagia dengan senyum merekah diwajahnya. Ia kemudian berdiri dan memeluk Wulan yang masih duduk. Wulan kaget, ia refleks melipat tangannya didada agar tidak bersentuhan dengan dada gilang. Wulan segera mendorong keras tubuh pria itu.
"Mas apa-apaan main peluk aja" Wulan bersungut kesal
"Maaf...maaf, jangan marah dek mas mohon, mas terlalu bahagia karna kamu memaafkan mas" Gilang kembali memasang wajah mengiba.
Wulan pun menghembuskan nafas kasar. Ia kemudian mengeluarkan handphone nya dan memberikan nya pada Gilang. Gilang menerima dengan wajah berkerut, ia melihat ada sebuah video dilayar. Ia pun memutar tombol play dan Gilang melongo kaget. Wajahnya pun pucat pasi.
...****************...
pingsan yang satu karena ukuran jumbo suami yang satu karna lihainya mulut kekasih
Lama2 Baca novel ini yg ada kena stroke...
Skiiip...
Masak gitu ja ga nyampe otaknya sich