agung seorang pemuda dari kalangan biasa yang baru saja menyelesaikan kuliah S-1 nya,.
agung terus bermimpi bisa meraih kesuksesan meskipun dia bukan anak bangsawan maupun hartawan.
untuk mewujudkan mimpinya agung terus berjuang dengan otak dan ototnya.
disaat berjuang untuk meraih mimpinya, agung jatuh cinta pada seorang gadis bernama Fika.
ketika agung menyatakan cintanya, dilema kehidupan muncul, karena Fika mengatakan dia akan menerima cinta agung asal agung akan melamar fika secepatnya.
pilihan antara cinta atau cita-cita harus ditentukan ......
dan perjalanannya untuk menggapai cinta dan cita-citanya harus menempuh liku-liku yang terkadang menegangkan
bahkan dia terkadang harus bertarung menggunakan ilmu silat warisan almarhum ayahnya.
dan Agung juga bertemu dengan orang-orang karena dia mereka dengan ilmu pengobatan tradisional warisan almarhum ayahnya.
maaf cerita ini adalah cerita fiksi jika ada persamaan nama atau tempat itu hanya kebetulan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
konflik di toko baju
keesokan harinya Agung dan Dila pergi ke toko perabotan untuk membeli kursi dan meja serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk usaha bimbel Agung.
ketika mereka sampai di toko perabotan Dila turun terlebih dahulu, karena Agung ingin memarkirkan mobil ferrarinya di tempat parkir yang sedikit jauh dari pintu toko.
di saat Dila sedang berdiri menunggu Agung muncul sepasang pria dan wanita yang sebaya dengan Dila.
"eh Dila ngapain lo di sini?"
"eh lu Siska makin cantik aja lu"
sahut Dila karena dia memang mengenal si wanita yang bernama Siska teman sekelas sma-nya.
"ya iyalah beda dengan dulu, sekarang aku perawatan terus, tapi kelihatannya lu biasa-biasa aja gak pernah perawatan ya? oh ya kenalkan ini pacar aku namanya Hendra, papanya hendra adalah manager di perusahaan Cemerlang Jaya"
Dila hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersalaman dengan Hendra,
Agung yang telah memarkirkan mobilnya berjalan ke arah Dila dan berdiri di samping Dila.
"ini pacar lu ya Dil? kok biasa-biasa saja, sia-sia dong lu cantik, by the way pacar lu nggak mungkin orang kaya kan?
Dila yang ragu untuk mengatakan Agung sebagai pacarnya karena takutnya nanti Agung membantah sehingga Dila hanya diam.
"aku pacarnya Dila kenalkan namaku Agung, aku bukan anak orang kaya hanya seorang pedagang gerobak jamu"
Dila mendengar jawaban Agung sedikit terkejut dia tidak menyangka Agung mau mengakuinya sebagai pacar, dan Dila hanya tersenyum ketika mendengar jawaban Agung tentang pekerjaan Agung sebagai pedagang gerobak jamu.
"waduh waduh Dil, kok bisa-bisanya lu cari punya pacar kayak gini? lebih baik lu ikut kami aja, ntar Hendra ngenalin kamu sama kawannya so pasti kawannya pasti anak orang kaya, ya kan Dra?"
Hendra menganggukkan kepalanya sebagai persetujuan atas saran Siska.
"kalau nona Dila yang cantik mau, aku punya banyak kawan orang kaya, nanti aku kenalin"
"nah dengar tuh kalau lu mau Hendra akan ngenalin lu sama kawannya"
"maaf terima kasih pacar aku tampan dan itu udah cukup"
"hahaha... Dila Dila zaman sekarang masih cari cowok tampan, untuk apa cowok tampan kalau kere... hahaha"
Dila yang malas meladeni Siska mengajak Agung masuk ke dalam toko.
"ayo Gung kita masuk"
Agung mengangguk dan mengikuti Dila dari belakang berjalan masuk ke dalam toko, sementara Siska dan Hendra jalan toko yang berada di samping toko perabot.
di samping toko perabot adalah toko perhiasan dan toko pakaian mewah.
setelah pesanan mereka selesai Agung dan Dila keluar dari toko perabot dan berniat mencari .restoran karena mereka belum makan siang
ketika mereka lewat di depan toko pakaian mewah, Siska berteriak memanggil Dila.
"Dila sing dong, lihat-lihat dulu, di sini banyak pakaian branded loh"
Dila tidak ingin meladeni Siska, karena dia tahu Siska pasti ingin pamer, maka Dila mengajak Agung untuk meninggalkan toko pakaian, namun Agung yang sejak tadi telah emosi melihat sikap Siska yang angkuh dan Hendra yang begitu sombong menghentikan Dila dan mengajak Dila masuk ke dalam toko pakaian.
"nggak usah diladeni biarkan saja, kita gak akan mampu beli pakaian disini" ucap Dila berbisik pada Agung.
namun kali ini Agung yang biasanya penurut terus menarik tangan Dila masuk ke dalam toko.
"aduh hati-hati Dil entar pakaiannya kotor dan lu nggak bisa bayar"
"ya benar mbak, ya hati-hati mbak harga baju di sini tidak ada yang murah nanti aku dipecat dari toko ini gara-gara kalian merusak baju yang ada disini"
Terdengar ucapan sinis dari pelayan toko, karena dia yakin ucapan Siska yang punya pacar orang kaya pasti benar.
Dila bukanlah berasal dari keluarga miskin namun keluarganya juga bukan keluarga kaya, jadi Dila tahu dia tidak akan mampu membeli baju di toko ini.
"sayang kalau lu suka dengan baju di toko ini kenapa nggak lu beli aja? kan kemarin aku kasih sama lu ATM"
Dila tersenyum mendengar ucapan Agung, walaupun dia tahu ini hanya sebuah sandiwara, tapi Dila tetap senang melihat Agung yang memperhatikannya, agung bahkan memintanya untuk membeli baju di toko ini dengan uang yang ada di ATM pemberian Agung.
"serius sayang?"
"ya seriuslah kalau uangnya nanti nggak cukup, aku aku transfer lagi"
karena sandiwara telah dimulai mau tidak mau harus diteruskan Dila bertekad akan membeli baju di toko ini meskipun nanti Dia harus mengembalikan uang Agung secara mencicil.
"oke aku mau baju yang ini, dan itu tolong dibungkus karena kami masih ada urusan lain jadi kami akan menyelesaikan pembayaran sekarang"
ketika Agung berjalan ke arah kasir bersama Dila tanpa sengaja Agung melihat sebuah logo yang sama dengan kartu pemberian Roy,
setelah Roy memberikan kartu namanya pada Agung Roy menjelaskan bahwa kartu nama Roy juga merupakan sebuah ATM .
dan ketika Agung dan Dila berkunjung ke rumah tuan dedi, roy mengatakan bahwa kartu ini bisa dipergunakan untuk membayar apapun di toko yang memiliki logo sama dengan logo di ATM .
"tunggu sebentar aku mau bayar pakai kartu ini saja"
ucap Agung sambil menyerahkan kartu yang diberikan Roy padanya namun si penjaga toko yang tidak mengenal kartu yang ada di tangan Agung terlihat emosi dia merasa Agung dan Dila sengaja mempermainkannya dengan menyerahkan kartu nama sebagai untuk membayar baju yang telah mereka ambil .
"jangan main-main di toko ini ini bukan toko biasak Sepertinya anda ingin membuat keributan di toko ini dengan membayar pakai nama "
"hahaha ...Dila Dila, punya cowok sok kaya padahal ternyata penipu ,Gimana caranya bayar baju branded pakai kartu nama hahaha "
wajah Dila terlihat pucat, melihat Agung yang memberikan kartu nama untuk membayar baju yang telah diambilnya.
tiba-tiba Dila merasa tertekan,timbul rasa tidak nyaman di hati Dila, dia berpikir mungkin Agung tidak rela membayar baju yang diambilnya dengan uang ATM Agung .
"Sudahlah kalau lu nggak ikhlas pakai uang lu untuk bayar bajunya kita pergi aja nggak apa-apa kok "
Ucok gila dengan nada bergetar karena merasa malu dan ada perasaan tidak enak di hatinya pada Agung yang dianggapnya telah mempermalukannya .
"hahaha makanya Dila cari pacar itu yang benar, masak cari pacar bayar baju branded pakai kartu nama hahaha "
Terlihat raut wajah Siska yang begitu bahagia melihat melihat wajah Dila yang terlihat terpukul dengan ulah Agung yang membayar pakaian menggunakan kartu nama
"kau yakin kartu ini tidak bisa membayar baju ini ?"
tanya Agung kembali memastikan, apakah benar kartu yang diberikan oleh Roy tidak bisa membayar pakaian di toko ini .
"Sudahlah sebaiknya Kalian pergi saja kalau tidak punya uang, Coba kalian pikir apa mungkin kartu nama bisa bayar baju branded "
Ucap penjaga toko dengan penuh emosi, melihat mereka tetap di sini .
Berfikir siska akan terus mengejeknya, maka Dila menarik tangan Agung untuk meninggalkan toko, namun Agung tak mau meninggalkan toko .
"tunggu sebentar aku akan menelpon Roy, karena dia yang bilang ini bisa dipergunakan untuk membayar belanjaan di toko yang memiliki logo yang sama dengan kartu ini "
Wajah Dila langsung berubah mendengar ucapan Agung yang mengatakan kartu itu adalah pemberian Roy dan Roy mengatakan kalau kartu ini bisa digunakan untuk alat pembayaran di toko yang memiliki logo yang sama dengan logo yang ada di kartu ini
"Halo Bang ini bisa gak kartu yang kasi ke aku untuk membayar barang-barang yang kita inginkan tokoh yang memiliki logo yang sama dengan kartu ini ? tapi di toko xxxx ini Katanya Kartu ini nggak bisa bayar baju? Dan bajunya sudah kadung sudah diambil Dila, Oke kami tunggu 15 menit ya Bang, jangan telat Dila sudah mau nangis itu "
Setelah menutup telepon Agung berjalan ke arah penjaga toko
"Oke tolong tunggu sebentar orang kasi kartu ini sama aku 15 menit lagi akan datang kemari "
"baik tapi tidak boleh lebih dari 15 menit, setelah 15 menit tolong bayar dengan kartu ATM anda "
"ok"
"hei mbak sebaiknya cek dulu atm-nya ntar atm nya gak ada isinya "
Mendengar ucapan Siska penjaga toko mengambil mesin pembayaran dengan atm"
"tolong digesek kartunya ke sini dan masukkan nomor pin-nya "
Ucap si penjaga toko pada Dila, dan tentunya Dila tidak keberatan karena dia tahu Berapa banyak uang yang ada di ATM "
"ding..."
Terdengar bunyi notifikasi dari mesin ATM , melihat angka yang muncul di mesin ATM wajah si penjaga toko langsung pucat Pasi, karena di sana tertulis saldo yang ada di ATM sebanyak 930 juta .
"gimana cukup kan untuk bayar 3 baju ini "
mendengar pertanyaan Dila penjaga toko terlihat ketakutan dan bahkan muncul perasaan was was di hatinya .
Hendra yang sejak tadi memperhatikan ATM yang ada di tangan Dila mengurutkan keningnya ketika Hendra melihat logo yang ada di atm persis sama dengan logo ATM milik para petinggi di perusahaan Cemerlang Jaya .
Dia berjalan mendekat utuk memastikan Apakah benar logo yang ada di ATM adalah logo dengan tulisan CM, dan ketika melihat di kartu ATM memang asa tuisan CM wajah Hendra langsung kelihatan pucat.
"
"