Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Tepat jam delapan malam Kiara dan Adrian memasuki Hall The Lux Hotel dimana sudah banyak para undangan berdatangan. Gala Dinner yang diadakan Adijaya Group selain untuk peluncuran produk baru juga ada penggalang dana.
"Wah! Tuan Adrian Aku tidak menyangka Anda akan datang" sapa Tuan Adijaya menyambut Adrian dan juga Kiara.
"Apa ini! Apakah ini sebuah kejutan? Kau berjalan diatas kakimu" ucap Adijaya tak percaya. Adrian yang sudah bertahun-tahun hidup dengan kursi rodanya sekarang bisa berdiri dan berjalan di atas kakinya.
"Seperti yang Kau lihat Tuan Adijaya, ini semua demi putriku" mereka pun tertawa, dan Adijaya mempersilahkan Adrian dan Kiara untuk menikmati hidangan appetizer yang sudah di sediakan.
Kiara masih setia melingkarkan lengannya di lengan papa Adrian berjalan menuju tempat duduk yang sudah di sediakan.
"Papa, Kia mau mengambil makanan dulu, papa mau?" Tawar Kiara.
"Boleh sayang" Adrian tersenyum dan mengangguk.
Kiara berjalan ke meja yang dipenuhi makanan ringan dan memilih beberapa makanan.
"Hai Kiara!" sapa seseorang dari samping Kiara sontak membuat Kiara melihat pria di sebelahnya.
"Oh hai Tuan Carlton, anda juga hadir" ucap Kiara tersenyum ramah.
"Anda bersama suami anda?" tanya Daniel to the point
"Ah tidak Saya bersama papa, suami saya keluar kota Jadi tidak bisa menemani" Daniel hanya mengangguk.
"Baiklah tuan saya permisi dulu" Kiara meninggalkan Daniel yang terpaku melihat menampilan Kiara malam ini.
"Woi bro!" Simon menepuk punggung Daniel menyadarkan dari lamunannya.
"Apa yang kau lihat" tanya Simon melihat ke arah pandang Daniel.
"Bukankah dia mertua Clara?" ucap Simon membuat Daniel mengerutkan keningnya.
"M-maksudku mommy Phoenix teman sekolah Clara" ucap Simon menjelaskan.
"Jadi dia juga sudah mempunyai anak, umur lima tahun?" Ucap Daniel tak percaya.
"heem! My Aphrodite, tapi sayang ada yang punya" ucap Simon dengan wajah melas.
"Hei kalian tidak bisakah kalian minggir, kalian mengganggu jalanku" ucap seorang wanita paruh baya sontak membuat kedua pria itu menoleh.
"Aunty!" ucap Simon dan Daniel bersamaan.
Anna tersenyum melihat sahabat-sahabat putranya yang sudah dia anggap putranya sendiri.
Simon merentangkan tangan dan berjalan hendak memeluk Anna tapi di hadang Oleh George Alhasil bukan Anna yang di peluk tapi Simon memeluk George.
"Kau peluk aku saja, apa kau tidak merindukan aku" ucap George yang masih memeluk Simon.
"Ck! Uncle pelit" ucap Simon melerai pelukan.
"Halo Niel gimana kabarmu" Tanya George beralih memeluk Daniel penepuk punggung sahabat putranya.
"Baik Uncle" ucap Daniel dan melerai pelukannya.
"Aunty semakin cantik saja, tidak cocok berjalan sama uncle George seperti berjalan dengan ayahnya" ucap Simon menarik tangan Anna melingkar di lengannya.
"Hei Kau" seru George ketika Anna sudah di bawa pergi Simon.
Simon membawa Anna duduk di meja di depan meja Kiara. Daniel hanya menggeleng kepala melihat tingkah Simon.
"Cari mati dia" gumam Daniel.
Sedangkan George berjalan ke meja tempat Anna dan Simon duduk.
"Oh Iya tante gimana kabar Elvano" tanya Simon sontak membuat Kiara melihat Kearah Kursi di depannya.
"Vano? Dia masih mempersiapkan diri kembali kesini, kau tau sendiri kan apa yang dia lalui" ucap Anna.
"Elvano? Siapa yang mereka bicarakan?" Tanya Kiara dalam hati. Masih memperhatikan kedua orang di depannya.
"Simon!" seru George yang berjalan dari arah belakang Kiara.
Kiara membulatkan mata saat melihat George di depannya, Kiara tau wajah orang tua Elvano dari foto-foto yang dia lihat di mesin pencariannya.
Adrian yang melihat perubahan wajah Kiara menggenggam tangan putrinya meminta untuk tenang. seketika Kiara pun menetralkan perasaannya, dia masih mencerna obrolan kedua orang itu.
"Elvano akan kembali, dia baik-baik saja, tapi kenapa tidak menghubungiku atau mencariku" batin Kiara.
"Aunty sebaiknya aku pergi dari pada di jadikan kambing giling oleh suami aunty" Simon membalikkan badannya betapa dia terkejut melihat Kiara di depannya.
"My Aphrodite!" teriaknya membuat George dan Anna melihat ke arah Kiara.
"M-Maaf apa aku mengenalmu" tanya Kiara jantungnya berdebar waktu bersitatap dengan kedua orang tua Elvano.
"Aku uncle Clara Kau ingat, teman Phoe" seketika Kiara ingat dengan gadis kecil yang sudah mencium putranya.
"Perkenalkan namaku simon" Simon menarik tangan Kiara untuk menjabatnya dan duduk di samping Kiara.
"Kiara" jawabnya singkat.
"Oh Mr. George senang berjumpa dengan anda secara langsung" Adrian berdiri dari tempat duduknya menyalami George.
"Wah! Saya juga senang berjumpa dengan anda tuan Adrian"
"Eh tunggu! bukankah kau yang menabrakku di toilet cafe Java" tegur Anna pura-pura terkejut.
"Ah benarkah nyonya, saya sungguh-sungguh minta maaf" ucap Kiara sungkan.
"Aah tidak apa-apa sayang, panggil aku aunty sama seperti teman-teman anak-anakku" Anna mencoba mengakrabkan diri karena dengan ini dia bisa mendapatkan informasi tentang Kiara dan Phoenix.
"Siapa namamu sayang?" Tanya Anna yang ikutan duduk di meja Kiara menggeser Simon.
"Kiara Aunty" jawab Kiara.
"Kenapa aku jadi kambing congek disini" celetuk Simon "Sudahlah aku pergi saja, hati-hati Kiara nanti kau dijadikan menantunya" ucapnya dan berjalan ke meja dimana Daniel duduk.
"Sudahlah jangan perdulikan dia" Ucap Anna mengabaikan Simon.
"Aku melihatmu bersama anak kecil apa dia putramu" Kiara teringat Phoe bercerita bertemu dengan opa-opa yang mirip dengannya.
"Oh maaf sekali lagi nyonya eh maksudku aunty, putraku pasti membuat anda tidak nyaman" Anna memegang tangan Kiara lembut.
"Tidak apa sayang, hanya salah paham melihat putramu mirip sekali dengan putra sulungku waktu seusianya" Kiara terdiam "Jelas saja mirip dia cucumu putra Elvano" gumam Kiara dalam hati.
"Benarkah! Tapi bukankah didunia ini banyak sekali wajahnya mirip tapi tidak sedarah" ucap Kiara.
"Yah Kau benar, baiklah kita akan melanjutkan ngobrol nanti ya sayang karena acara akan segera dimulai" Kiara tersenyum dan mengangguk menanggapi mertuanya. Dan mereka pun kembali duduk di meja masing-masing.
Sedangkan di Mansion
"Aunty lis jam berapa mommy dan opa pulang" tanya Phoe yang sudah bosan bermain game.
" Biasanya Antara jam sepuluh sampai jam sebelas malam sayang, apa kau sudah ngantuk" Phoe hanya mengerucutkan bibir dan memainkan gamenya lagi.
"Sebaiknya aku antar kau kekamar, istirahatlah karena besok kau harus sekolah"
Lisa mengambil stick game dan membawa Phoenix ke kamarnya dan tidak ada penolakan karena sebenarnya Phoe juga mengantuk.
Setelah mencuci muka dan kaki Phoe beranjak naik ke ranjang. Lisa memakaikan selimut hingga ke dada Phoe
"Selamat tidur Phoe, Aku matikan lampunya ya" ucap lisa, dia berjalan keluar kamar Phoenix dan mematikan lampu.
Bersambung
Terima kasih sudah singgah, jangan lupa tinggalkan jejak ☺️🙏