🏆Juara 1 You Are A Writer 2024 Genre Pria🏆
Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.
Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangkit Dengan Kekuatan Baru
Hari sudah menjelang siang, Patriark Xiao Phing mendapatkan laporan dari penjaga penjara di tanah terlarang jika Xiao Chen masih tidak sadarkan diri dari pingsannya.
"Lapor Patriark, anak itu masih belum terbangun dari pingsannya.." ucap seorang penjaga.
"Apa? Anak itu masih belum bangun? Apakah ia mati begitu saja?" ucap Patriark Xiao yang sedang melakukan pertemuan keluarga ketika mendengarnya.
"Benar Patriark, anak itu sepertinya terluka dalam akibat terkena jebakan di ruang rahasia" jawab penjaga tersebut.
Beberapa orang Tetua yang mendengarnya hanya mencibir, bagi mereka keberadaan Xiao Chen tidaklah penting. Apalagi sebagian besar dari mereka jelas menginginkan anak tersebut mati dari sejak lama, hal itu juga berkaitan dengan sikap ibunya di masa lalu.
Xiao Nie begitu nekat menikah dengan seorang tuan muda Klan Ye secara diam-diam tanpa sepengetahuan kedua belah pihak keluarga, kejadian ini menjadi aib Klan Xiao dan tidak diungkit secara terbuka selama belasan tahun lamanya.
"Sudahlah biarkan saja jika memang dia sudah tewas" ujar Patriark Xiao Phing acuh tak acuh.
"Baik Patriark" jawab penjaga tersebut.
Bagi Patriark, Xiao Chen dulunya merupakan batu sandungan, ia khawatir jika anak tersebut sudah diketahui keberadaannya oleh Klan Ye. Jika mereka membunuh Xiao Chen tanpa alasan yang kuat mereka khawatir akan terjadi pertumpahan darah yang sangat besar.
Oleh karenanya, Xiao Phing selaku Patriark Sekte hanya membiarkan Xiao Chen diperlakukan semena-mena. Dengan demikian, setiap menyiksa Xiao Chen maka dalam diri mereka akan terbayang penyiksaan kepada anggota Klan Ye itu sendiri.
Sementara itu di dalam penjara Tanah Terlarang kondisi Xiao Chen sebenarnya semakin membaik, di dalam lautan kesadarannya, Xiao Chen terus berlatih dan menyerap inti api emas. Selain itu ia juga masih serius dalam memahami teknik pedang bayangan naga, hingga akhirnya ia bisa menimbulkan jiwa pedang di dalam dirinya. Xiao Chen mengakhiri latihannya setelah ia berada di ranah pendekar keabadian tingkat awal, meski inti api emas belum ia serap semua namun ia menyegelnya untuk keperluan di masa depan. Pada saat sekarang ini ia merasakan jika jiwanya seperti terguncang, entah mengapa bayangan ibunya selalu hadir dan menarik rasa sedih yang mendalam.
Pada akhirnya Xiao Chen bangun dari pingsannya, ia tersadar secara utuh di kehidupan yang sebenarnya namun ia tidak merasakan sinar cahaya matahari, hanya sebuah ruangan sempit dan pengap. Namun hal yang tidak ia sadari adalah sebuah gelang berbahan khusus telah melingkar di pergelangan tangannya.
"Dimana ini?" gumamnya dalam hati.
Ia merasakan beberapa hal yang berbeda di dalam dirinya, perasaan serta penglihatannya menerawang jauh. Ia dapat merasakan beberapa napas kehidupan dalam beberapa ratus meter. Dua orang penjaga tanah terlarang tengah bermain catur dengan rasa malas, namun Xiao Chen dapat merasakan jika mereka berada pada pendekar bintang.
Xiao Chen bangkit, ia menemui dirinya berada dalam sebuah penjara besi. Ada mekanisme di sekitarnya yang dapat mengeluarkan berbagai serangan mematikan. Xiao Chen dapat melihat jelas, beberapa alat penyiksaan diri yang kejam, bahkan ia juga melihat bekas tengkorak manusia yang berada tidak jauh darinya.
"Seharusnya ini yang dinamakan penjara tanah terlarang" ucap Xiao Chen pelan, ia akhirnya merasakan jika Klan Xiao benar-benar kejam.
Sejenak Xiao Chen termenung, ia mengingat rangkaian peristiwa yang terjadi saat dirinya sedang membersihkan aula penyimpanan senjata Klan Xiao hingga ia terperosok ke dalam ruang rahasia dan pada akhirnya ia menyerap sebuah jiwa dari giok yang berwarna hitam pekat.
Setelah mengingat dan merasakan situasinya, Xiao Chen mengumpulkan tenaga dalamnya. Ia mengangkat telapak tangannya ke udara, lonjakan Qi murni berkumpul dan ini adalah pertama kalinya Xiao Chen menggunakan kekuatannya di dunia nyata.
"Boooommm"
Suara ledakan terdengar keras, membuat dua orang penjaga kaget dan terkesiap penuh kewaspadaan. Pintu besi yang sebelumnya mengurung Xiao Chen hancur berkeping-keping, asap putih mengepul diantara reruntuhan tempat itu.
Tidak lama kemudian Xiao Chen melangkah keluar dari dalam tahanan, ia berjalan dengan tenang dan aura kultivatornya terbungkus rapi tanpa ada yang bisa menduga kemampuan sebenarnya yang ia miliki.
Dua orang pria paruh baya datang untuk menghadangnya, Xiao Chen menatap dua orang penjaga yang tengah melihat ke arahnya dengan bengis.
"Aku tidak ingin melukai atau membunuh orang, sebaiknya kalian menyingkir jika tidak ingin terluka atau terbunuh" ucap Xiao Chen dengan datar.
Kedua penjaga itu saling tatap, entah mengapa mereka dapat merasakan ketakutan saat bertatapan dengan pemuda yang selama ini terkenal dengan sebutan sampah itu. Mereka tidak mungkin membiarkan seseorang bisa pergi dengan leluasa dari tanah terlarang di bawah pengawasannya.
"Nak, apakah kau sedang membual?" tanya salah satu penjaga tersebut.
"Aku telah memberikan kalian kesempatan untuk hidup, kenapa kalian tidak menghargainya?" Xiao Chen berkata dengan dingin, walau bagaimanapun ia tidak memiliki kesan baik terhadap kedua penjaga tersebut.
Melihat sikap Xiao Chen yang begitu sombong, seorang penjaga lainnya meraih pedangnya.
"Kamu sampah tidak berguna, lebih baik mati saja" ucap penjaga itu dengan marah.
Kemudian tangannya melambaikan pedang dan menyerang Xiao Chen dengan gerakan seperti angin puyuh, kuat dan cepat menimbulkan suara pecahan udara. Penjaga tersebut menggunakan salah satu jurus berpedang andalan keluarga Xiao, meski itu bukanlah jurus terbaik Klan Xiao namun sangat menakutkan bagi kultivator biasa.
Xiao Chen melihat pergerakan itu dengan sangat jelas, di dalam pandangannya gerakan berpedang penjaga tersebut sangat buruk. Ia tidak bergerak, membiarkan pedang tersebut bergerak ke arahnya semakin dekat hingga mengarah kepada lehernya.
"Dasar bodoh" ucap seorang penjaga lainnya yang berdiri diam sambil memperhatikan pertarungan itu.
Ia tahu jika temannya merupakan kultivator yang tidak bisa disinggung, apalagi Xiao Chen hanyalah seorang sampah tidak berguna.
Namun tiba-tiba tebasan pedang yang hendak bergerak ke leher Xiao Chen berhenti bergerak beberapa centimeter sebelum menyentuh leher Xiao Chen.
"Bagaimana mungkin?" penjaga tersebut kaget dan tidak mengerti apa yang terjadi di depan matanya, wajahnya seketika menjadi pucat.
Ia kemudian menggerakkan pergelangan tangannya, menarik pedangnya untuk melakukan tebasan yang berbeda. Tetapi sekuat apapun ia mencoba, bilah pedang tersebut tidak dapat digerakkan seperti terjepit benda yang sangat keras.
"Mustahil..!" ucap penjaga lainnya dengan tatapan tidak percaya.
"Apakah hanya ini kekuatan penjaga Klan Xiao?" ucap Xiao Chen sambil mengerutkan keningnya.
Xiao Chen tidak bermaksud sombong, hanya saja ia sendiri tidak mengetahui batas kekuatan yang ia miliki. Di masa lalunya ia mendengar jika kekuatan para penjaga sangat kuat, dan mereka juga hanya patuh pada perintah Patriark keluarga.
Pada saat berikutnya Xiao Chen mengulurkan tangannya, ia meraih pedang yang berada di dekat lehernya lalu meremasnya hingga menjadi gumpalan besi usang.
semoga sampai TAMAT....
tap....tappppl