Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Setelah itu Chaca pun langsung berdiri dari pangkuan sang suami dan berlari secepat kilat keluar dari ruangan itu. Jantungnya serasa ingin copot, karena ciuman dari suaminya tadi. Ia terus berjalan tanpa tau kemana ia akan pergi, yang terpenting ia harus menjauh dari sang suami.
'Anjir masa iya gue suka sama tuh orang' gerutu Chaca sambil terus berjalan dan mengangguk menanggapi sapaan dari karyawan sang suami.
Marka sendiri di dalam ruangannya terus tersenyum karena ciuman barusan. Ia sering melakukan ciuman dengan Yura tapi ia tidak pernah merasakan perasaan sesenang ini sampai-sampai ia merasa banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.
'Kenapa ya ciuman dengan Chaca terasa lebih candu, apakah karena aku berciuman dengan seseorang yang memang sudah menjadi hak ku?' batin Marka. Setelah sadar akan pikirannya barusan Marka pun langsung menggelengkan kepalanya.
'Nggak, nggak mungkin gue tertarik sama dia, dia kan masih kecil. Lagian gue juga udah punya Yura ' sangkalnya sambil terus menyelesaikan pekerjaannya.
Disisi lain.....
Chaca yang tidak tau mau kemana pun akhirnya memutuskan untuk singgah dulu ke kantin yang ada di kantor sang suami, untuk membeli roti dan susu. Setelah membeli itu, ia pun langsung menuju ke arah rooftop
Ia menikmati roti dan susu tadi sembari merasakan angin sepoi-sepoi. View dari atas rooftop juga sangat bagus, sampai-sampai bisa membuat pikiran Chaca sedikit lega. Ia merasakan semua bebannya hilang saat melihat pemandangan dari atas gedung.
Tak terasa hampir 1 jam Chaca di rooftop, bahkan ia sendiri sampai tertidur karena saking nyamannya disini. Sedangkan Marka baru saja menyelesaikan pekerjaan terakhirnya untuk hari ini. Saat ia mulai mengemas barang-barangnya dan ingin mengajak sang istri pulang.
Ia baru ingat kalau sang istri tadi berpamitan jalan-jalan dan belum kembali sampai sekarang, karena tidak mau menunggu dan membuang-buang waktu. akhirnya Marka pun memutuskan untuk mencari istrinya, mulai dari mencari di kantin, lobby, taman kantor, ataupun toilet, tapi sang istri belum ketemu juga. Ia sebenarnya sedikit panik karena tidak bisa menemukan istrinya dimana pun, ia takut istrinya itu tersesat dan hilang.
Ahh sebenarnya marka tidak takut istrinya hilang, tapi ia hanya takut dimarahi oleh daddy sang istri.
Marka sudah bertanya pada beberapa karyawan yang berpapasan dengannya, apakah mereka melihat keberadaan sang istri. Tapi semua orang yang ia tanya hanya menjawab tidak tau ataupun tidak melihat.
Karena kelewatan panik ia pun mencari sang istri ke arah gudang, dapur, tapi saat akan melewati tangga ke arah rooftop hatinya seperti bisa merasakan kalau sang istri ada disana.
Karena hatinya terus berkata seperti itu, akhirnya Marka pun menuruti kata hatinya. Lagi pula tidak ada salahnya juga untuk mencoba mencarinya disana. Karena dia juga belum mencarinya ditempat itu.
Sesudah menaiki tangga untuk menuju rooftop, Marka pun langsung membuka pintu yang ada didepannya. Dan setelahnya ia dibuat cengo saat melihat orang yang dia cari setengah mati, malah sedang asik tidur di sofa yang ada di rooftop.
Melihat itu, Marka pun segera menghampiri sang istri dan berniat untuk membangunkan dan mengajaknya pulang. Tapi saat di bangunkan sang istri tetap tidak mau bangun dan malah menyamankan posisi tidurnya.
"Cha, ayo pulang" ucap Marka
"Emm?" ucap Chaca sambil sedikit membuka matanya
"Ayo pulang, ini sudah jam makan siang"
"No, Chaca masih mengantuk" ucap perempuan itu sedikit melantur.
"Ya udah tidurnya dilanjut nanti saja, sekarang pulang dulu" nego Marka
"No, Chaca ndak mau" racau Chaca sambil menggoyangkan telunjuknya,
Setelah mengucapkan itu, Chaca langsung melanjutkan acara tidurnya yang sempat terganggu. Marka yang melihatnya hanya bisa terdiam melihat perilaku sang istri yang mirip seperti anak kecil yang tidak mau diajak pulang dari taman bermain.
'Masa iya saya gendong dia?' batin Marka
'Ah ya sudahlah, dari pada nggak pulang-pulang nungguin dia tidur. Disini juga sedikit panas, nanti yang ada dia bisa bertambah gelap kalau tidur disini' lanjutnya
Marka pun langsung mengangkat sang istri dan menggendongnya bridal style, tapi sebelum mengangkat sang istri, Marka menyempatkan diri untuk melepaskan jas yang ia kenakan kemudian mengikatkan nya di pinggang sang istri.
'Kenapa dia sangat putih.......ahh aku bicara apa barusan?'
Sadar akan pikirannya Marka pun langsung cepat-cepat mengikat jas tersebut untuk menutupi paha sang istri yang sedikit terekspose.
Setelahnya Marka langsung membawa sang istri menuju kearah parkiran mobil yang ada dilantai bawah. Saat diperjalanan banyak pasang mata yang melihat aksi Marka dan menatap puji perlakuan Marka pada sang istri.
Banyak juga yang iri dengan perlakuan Marka, karena mereka tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu dari Marka, jika di kantor Marka lebih dingin dan sedikit lebih sinis, maka dari itu mereka sedikit iri.
***
Sesampainya di mobil, Marka pun langsung membuka pintu sebelah kemudi dengan sedikit kesusahan. Setelah terbuka ia langsung menempatkan sang istri di kursi sebelah kemudi, tidak lupa ia juga memasangkan seatbelt agar sang istri tidak terbentur jika nanti ia mengerem.
Setelah dirasa aman, Marka pun mulai duduk di kursi kemudi dan mengemudikan mobilnya menuju ke rumah mereka berdua. Diperjalanan Marka sesekali menoleh kepada sang istri untuk memastikan apakah posisi tidur sang istri aman dan nyaman atau tidak. Bukannya peduli, tapi ia hanya tak ingin sang istri sakit dan membuatnya kerepotan untuk mengurus wanita itu.
Sampai di rumah, Chaca masih tertidur pulas. Karena tidak tega mengganggu tidur nyenyak sang istri, akhirnya Marka pun memilih menggendong sang istri dan membawanya masuk dan menuju ke kamar mereka berdua.
'Ringan sekali! apakah dia tidak pernah makan?' batinnya sambil terus berjalan ke kamar mereka
Setelah sampai, Marka pun meletakkan pelan-pelan sang istri diatas ranjang dan tidak lupa melepaskan jas tadi dan sepatu yang dikenakan sang istri. Setelahnya ia pun mencari posisi untuk duduk disebelah sang istri dan terus memandang wajah damai sang istri yang tengah tidur itu.
"Kenapa kau terlihat imut jika tertidur seperti ini. Jika aku mengenalmu terlebih dahulu sebelum aku mengenal Yura mungkin sekarang aku bisa dengan mudahnya menaruh hati padamu" ucap Marka pelan sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalanginya untuk melihat wajah cantik sang istri. Sekarang ia benar-benar tidak bisa menyangkal rasa nyamannya pada sang istri.
Marka terus menatap lekat wajah sang istri yang terlihat imut itu. Wajahnya terlihat sangat damai, dan jangan lupakan bibir yang merah merekah yang sedikit membuka itu. Ahhh rasanya Marka ingin melumatnya saja.
Setelah sadar akan pikirannya, Marka pun langsung bergegas kearah kamar mandi dan mulai mengganti kemejanya menjadi baju yang sedikit lebih santai.