Sepulang dari pelantikan setelah lulus jadi PNS dengan perjuangan yang berat taxi online yang mengantar Reina pulang dari kantor gubernur kembali ke rumah sang ibu ditabrak oleh truk semen berwarna merah.
Reina kehilangan kesadaran nya dan saat dia membuka matanya yang di lihatnya pertama kali langit langit mewah dengan ukiran berwarna gold dan silver, rumah sakit mana yang memiliki dekorasi mewah dengan kasur yang terasa sangat empuk ini.
"Sakit..." rintih Reina tapi yang keluar malah suara anak kecil selembut bulu.
"Nona muda apa anda sudah sadar..??"
tanya sekelompok wanita bergaun hitam dengan hiasan apron putih dan bandana putih khas pakaian maid abad pertengahan mengelilingi Reina.
"Siapa nona muda, dimana ini...??" tanya Reina dengan wajah ketakutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Salam pada putra mahkota dan pangeran ke tiga, selamat datang di cafe saya, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menghadiri pembukaan cafe kami." sapa Beatrice sebagai tuan rumah.
"Terima kasih lady ke dua sudah mengundang kami datang tempat seindah ini" ucap pangeran pertama dengan ramah.
"Ayo akan saya antar kan ke meja yang telah kami siapkan" ucap Beatrice pada kedua pangeran,
"terima kasih" jawab Pangeran Arthur.
Mereka berlima lansung menuju lantai tiga, meja spesial untuk kedua pangeran si disiapkan di lantai tiga rooftop.
Beatrice meminta pada tiga pelayan untuk membawakan kue kue dan teh hitam ke rooftop buat kedua pangeran dari keluarga kerajaan tersebut.
Melissa Bian dan pangeran Arthur berjalan terlebih dahulu, dengan jarak empat anak tangga Beatrice berjalan bersama pangeran Allarick.
"Saya sudah dengan jelas mengatakan agar anda tidak datang, kenapa anda masi datang yang mulia?" bisik Beatrice
"Anda tidak tau betapa senang nya saya saat membaca tulisan anda yang melarang saya datang, tapi masalah nya ayahanda memaksa saya untuk datang sebagai dukungan dari pria yang akan menjadi tunangan anda, pada bisnis pertama anda, padahal saya sudah bilang tidak enak badan,tapi ayahanda tetap memaksa" balas Pangeran Allarick.
Saat mereka berada di pertengahan tangga dengan Beatrice melihat seseorang masuk ke ke dalam cafe.
"Kakak, kalian dan para pangeran silahkan duluan naik nya, aku mau menyambut Arcduke muda Sankara Estrillda, kasihan kalau dia di bawah sendirian sedangkan kakak Juan yang mengundangnya masih di rooftop lantai tiga" ucap Beatrice pada kedua kakak nya.
"Biar kakak yang menyambut, kamu temani pangeran Allarick saja" ucap Bian dan berniat untuk turun.
"Nggak papa kak, biar kau saja. Maaf yang mulia, saya tinggal sebentar, silahkan nikmati jamuan nya" ucap Beatrice pada kedua pangeran.
"Tidak apa apa Lady, silahkan" jawab pangeran Arthur dengan senyuman.
Beatrice kembali turun dari tangga sedangkan Bian dan Melissa melanjutkan perjalan nya memandu kedua pangeran menuju lantai tiga.
Beatrice berjalan menuju ke arah Arcduke muda yang sedang di sapa oleh seorang pelayan.
"Selamat datang tuan muda Sankara Estrillda" sapa Beatrice dengan ramah.
"Lady Winfrey terima kasih atas undangan nya,dan selamat atas pembukaan bisnis pertama nya" sapa Sankara.
"Terima kasih untuk ucapan selamat nya. Silahkan tuan muda... meja untuk anda sudah di sediakan, kakak saya Juan Winfrey sudah menunggu anda di lantai tiga, mari ikut saya" ucap Beatrice
"Tentu saja" jawab pria tertampan yang pernah di lihat oleh Beatrice seumur hidup nya itu sambil tersenyum kecil.
Beatrice meminta pada para pelayan untuk membawakan kue untuk arcduke muda ke lantai tiga,.
"Tuan muda, mau teh apa?" tanya Beatrice
"kalau Lady suka teh apa?" tanya Sankara
"aku suka peppermint tea, tapi kakak juan suka lemon tea" jawab Beatrice.
"Kalau gitu peppermint tea saja, samakan dengan milik lady" ucap nya lembut.
Beatrice tersenyum, sambil menundukkan kepala nya, dia merasa malu dengan ucapan cucu Arcduke Estrillda tersebut. Wajah nya memerah menahan malu.
Mereka berjalan beriringan menaiki tangga menuju lantai tiga, sesekali Beatrice curi pandang pada sosok jangkung yang menjulang di samping nya. Wajah semakin tampan dari terkahir dia melihat nya.
Rambut nya memiliki aura nuansa warna yang sama dengan milik nya, yaitu putih keperakan sedikit panjang menutupi bagian belakang leher nya. Iris mata nya yang memiliki warna berbeda terlihat seperti amber dan garnet yang bersinar dengan indah.
Ketampanan nya benar benar seindah ukiran patung dewa yunani dengan kulit putih pucat nyaris transparan. Dagu nya yang tegas di hiasi dengan belahan yan menambah pesona ketampanan nya.
"jika sosok nya setampan ini kenapa bukan dia tokoh utama di novel ini, tapi aku bersyukur bahwa bukan sankara lah Male lead nya, karena akan sangat mubazir membuang sosok seperti ini, pangeran Allarick memang sangat tampan, tapi tidak ada apa apa nya jika di bandingan dengan puncak rantai makanan ini" ucap Beatrice di dalam hati nya.
sesampainya di rooftop mereka di sambut oleh Juan,seperti nya dia sudah di beri tau oleh Melissa atau Bian tentang kedatangan sahabat nya itu.
Beatrice mempersilahkan Juan yang menjamu Arcduke Muda Estrillda tersebut, mereka berdua berpisah meja dengan sedikit senyuman.
Karena tidak ada yang menemani kedua sahabat Beatrice Juan mengajak Sankara bergabung dengan kedua gadis tersebut.
Melissa Arthur Beatrice dan Allarick duduk bersama, tapi hanya Melissa dan Arthur yang ngobrol dengan asik, walaupun sesekali Beatrice ikut menanggapi jika di ajak, berbeda dengan Allarick yang fokus nya pada meja besar dengan enam orang gadis, Allarick menatap gadis berambut coklat yang juga menatap nya dengan ekspresi sedih.
Mereka berdua seakan berbicara dengan mata mereka saling kode lewat senyuman.
"aku mau ke toilet sebentar" pamit Allarick pada putra mahkota dan Melissa.
"Toilet nya hanya ada di lantai dua dan lantai satu yang mulia, di rooftop tidak ada toilet" ucap Melissa.
"Tidak apa apa Lady Winfrey saya akan ke lantai dua saja" pamit nya sambil berdiri dan berjalan menuju tangga dengan langkah pelan.
Dengan mata nya dia meminta gadis berambut coklat mengikuti nya.
Hanya selang beberapa detik Gadis berambut coklat itu juga pamit pada Alya Norway entah apa yang dia bisik kan pada gadis itu tapi kepala Alya norway mengangguk sebagai persetujuan.
Melihat dua tokoh utama di novel bertingkah seperti pasangan selingkuh membuat senyum licik terbentuk di bibir Beatrice.
Beatrice memberi mereka waktu lima menit sebelum mengikuti mereka.
Dengan alasan mencari Alicia, Beatrice berjalan menuju tangga untuk menuju toilet.
"Lady... Laporan dari Baroness Louis tentang pembukaan di cafe pusat perdagangan telah tiba" Alicia tiba tiba mencegat Beatrice,
"bisa tolong bacakan sambil jalan Alicia? Saya harus ke toilet" jawab Beatrice, akan baik jika ada saksi ke dua jadi mereka tidak akan bisa mengelak, dan Beatrice berniat menjadikan Alicia saksi ke dua.
Tidak jauh dari toilet Beatrice memerintahkan Alicia untuk diam karena samar samar dia mendengar suara obrolan.
"Jika yang mulia memang akan bertunangan dengan Lady Winfrey lebih baik yang mulia lupakan saja aku, aku janji akan pergi jauh dari pandangan yang mulia" tangisan seorang wanita terdengar menyedihkan.
"Emy... Kau tau betapa aku mencintai mu, aku tidak bisa hidup tanpa mu, tolong beri aku waktu, aku akan membatalkan pertunangan ini tapi jangan sampai kesalahan ada di pihak aku, karena jika sampai kesalahan berada di pihak aku, cinta suci kita akan ternoda" ucap Allarick pada sang kekasih dengan lembut.
***
