DANGKAL

Tepat pukul 7 malam, saat Vera menuju arah pulang. Ia tak sengaja melihat Cris tengah berboncengan dengan Gadis sexy di lampu merah yang tak jauh dari mobil milik Vera.

"Cris ...!" Seru dalam penglihatannya, "tapi, dengan siapa Dia?" sambung kembali penuh tanya.

Lalu, Vera menyuruh Sopirnya untuk membuntuti dari belakang. "Pak, ikuti motor itu" seraya menapak pundak Sopirnya dan mengiyakannya dengan fokus pada motor yang di maksud Vera.

Lampu merah mulai berganti hijau, semua kendaraan bergerak dengan perlahan. Lalu, supir yang membawa Vera seorang diri segera mengikuti Motor yang di naiki oleh Cris serta gadis sexy. "Terus pak ikuti, jangan sampai kehilangan Dia" kata nya dengan fokus.

"Baik, Bu ...!" jawab Supir.

"Sejak kapan dia ada di Jakarta!" Seru dalam hatinya.

30 menit berlalu, Cris yang diikuti oleh Vera mulai menepi di sebuah Bar yang saat itu sudah ramai dipenuhi semua kalangan anak muda hingga tua. "Ini kan Bar Poke!" sambung nya, "Dia kerja disini atau sedang kencan dengan gadis itu?" Isi kepala Vera penuh tanya. Lalu, menyuruh Supir untuk segera turun dan mengikuti Cris masuk kedalam Bar.

"Pak, segera turun dan ikuti lelaki itu kedalam Bar, nanti, setelah di dalam Bar beritahu saya lewat telpon, apapun yang ia lakukan di sana!" Kata Vera.

"Baik, Bu ...!"

Sopir pribadi Vera memasuki Bar, namun, ia ditahan oleh petugas Bar yang bertubuh kekar dan tinggi. Sopir itu di tahan karena pakaian yang ia pakai masih berseragam kerja, "Maaf Pak, supir pribadi tidak boleh masuk!" Tegas Penjaga.

"Sial, kenapa di tahan?" Kata Vera melihat dari dalam Mobil.

Perdebatan mulai terjadi antara penjaga dan supir pribadi Vera, Namun karena kejeniusan supir nya, ia tiba-tiba di perbolehkan masuk dengan beralasan di suruh oleh Bos nya untuk mengambil barang milik nya di meja VIP. Penjaga itu percaya dengan alasannya dan segera mengijinkannya untuk masuk dengan syarat hanya 30 menit saja.

"Terima kasih, Pak ..!" Jawab Supir Vera.

"Jenius Pak" seru Vera seraya tersenyum sambil memegang ponsel nya untuk menunggu kabar darinya.

"Towet, tet, dug, dug ..." Musik DJ terdengar jelas dengan hiasan lampu berkedip berwarna warni.

Sang supir yang baru pertama kali masuk Bar, sempat kelimpungan melihat suasana Bar dan membuatnya merasa pusing dengan Musik yang begitu kencang serta teriakan orang-orang happy.

"Duh, mumet sekali di sini! Sebaiknya aku beritahu Bu Vera secepatnya, biar aku cepat keluar dari sini!" Jelas supir dan segera menelponnya.

Supir Vera mulai memberi kabar kepada nya, bahwa lelaki yang di maksudnya itu masuk kedalam ruangan yang bertulisan, "Selain karyawan di larang masuk". Lalu, Vera menyuruhnya kembali untuk menunggu lelaki itu keluar dari ruangan yang di maksudnya untuk mengetahui apa posisi pekerjaannya.

"Baik, Bu ..!" Jawabnya dengan santai.

Dari dalam Ruang ganti baju karyawan, Cris tengah asik memaksa melepaskan Rok yang di kenakan Renta. Ia menggila di dalam Ruangan ganti baju karyawan yang hanya mereka berdua saja. Renata tak kuat menahan Cris yang bertenaga lebih besar darinya.

"Cris, kau jangan gila, kau ini mau kerja" teriak Renata dengan tubuh di sandarkan ke dinding yang sudah terlepas dengan rok nya dan menyisakan dalaman saja.

"Sebentar saja Ren .., ini dampak dari pil itu. Jadi, aku tak kuat menahannya"

Seru Cris dengan tangan menjalar kemana-mana sampai membuat Renata terengah-engah karena mulai merasakan kenikmatan dengan rasa malu tapi mau, mau tapi takut ketahuan oleh karyawan lain. Cris menggila karena iya telah menelan pil pemberian dari Renata penambah stamina. Maksudnya Renata hanya untuk dorongan kerja saja. Namun, pil itu merubah sikap Cris menggila dengan nafsunya.

"Ahh, cris ..., gila kau Cris!" Desah nya dengan wajah memerah menahan kesakitan tapi nikmat.

"Ahh ...,"

"Yes ..."

Seru teriakan mereka dalam lautan percintaan dewasa yang tiada tara kenikmatannya sampai keduanya berkeringat bercucuran deras. "Yang kau mau, aku segila ini kan Ren ...?!" Ujar Cris menarik ulur dengan cepat.

"Ya, tapi tidak disini juga Cris"

"Apapun posisi kita, aku tak perduli!" Jelas Cris dengan cengkeramannya.

Lama sudah penjelajah Cris terhadap Renata yang menggila bagai serigala berbulu singa bertenaga kekuatan kuda besi dalam pacuan arena panas. Tidak sepatah kata dari Renata yang mampu memotong Nafsu Cris saat ini.

"Bu, Maaf, Aku tak kuat berlama-lama di dalam" kata Supir Vera yang sudah lama menunggu lelaki yang di maksud Vera tak kunjung keluar sari Ruangan itu.

"Ya sudah, tunggu aku masuk!" jawab Vera dalam ponselnya dan ia segera memasuki Bar itu dengan tergesa-gesa.

"Itu dia" kata Vera melihat supir ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang asik dugem sambil menggenggam sebotol minuman beralkohol. Dan segera Vera menghampirinya.

"Bagaimana Dia?" Tanya Vera.

"Dia belum keluar dari Ruangan itu!"

"Hhmm ..., ya sudah, kau tunggu di mobil saja!" Jelas Vera dengan menyuruhnya menggu di dalam mobil.

Lalu, Vera memfokuskan pandangannya terhadap Ruangan yang di maksud Supir. Sambil memesan segelas minuman dingin tanpa alkohol dan segera duduk seorang diri.

"Lama Sekali Kau, Cris!?" seru Vera dengan tatapannya yang tak mengelak.

Sahabatnya yang lama tak jumpa dan tak kunjung ada kabar membuat nya penasaran. Maka dari itu, ia ingin tahu apa yang di lakukan oleh sahabatnya di Bar Poke ini. Di sela-sela kerumunan orang yang tengah asik happy, sama sekali membuatnya tak tergoda, meski banyak pria bule yang begitu tampan. Ia hanya menyibukkan diri terhadap sahabatnya saja sambil meneguk sedikit demi sedikit minuman dingin yang di pesannya.

Satu jam berlalu terhitung dari supir yang menunggu dan bergantian dengan Vera, durasi itu cukup terbilang lama bagi orang dewasa yang sedang bercinta dalam lautan asmara birahi. Cris serta Renata telah usai dengan tubuh lemas tersungkur di ujung dinding Ruangan.

"Sial kau Cris, tubuh ku lemas dan berantakan sekali" kata Renata tersungkur.

"Justru kau harus berterimakasih pada ku Ren, kapan lagi kau akan menikmati seekstrem ini!" Ujar Cris segera bangun dengan tubuh berkeringat sambil menutup resleting nya.

"Srett ..." suara resleting miliknya tertutup.

Lalu, Cris pun bersiap merapihkan baju seragam kerjanya di balik kaca. Ia mulai menyisir rambutnya yang berantakan karena ulahnya tadi. Dan segera meninggalkan Renata seorang diri dalam keadaan masih tersungkur tak berdaya.

"Awas kau, Cris ...!" Kata Renata penuh dendam atas sikapnya yang konyol itu.

Cris mulai muncul dari kerumunan Bar Poke, sambutan atas kemunculannya, membuat ramai seketika para pengunjung Bar Poke, terutama kaum wanita yang menunjukkan kecanduannya terhadap Cris.