"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Setelah shalat isya,Kapten Zayden pun menemui sang Mama di kamarnya.
"Ma... tidak serius ki' to' rencana ta' yang tadi sore itu?" tanya Kapten Zayden penuh harap
"Siapa bilang becanda Mama,serius ki' itu,nikahi Ayra" ucap Ibu Dewi Anjani seraya menatap tajam Kapten Zayden
"Ma,coba jangan ki' emosi dulu,apa-apa kalau didasari ki' dengan emosi,takutnya ji' tidak bagus hasil akhirnya" ucap sang Etta'
"Tidak ji',tidak emosi Mama,betul Mama emosi dengan Mamanya Emiliana datang kesini hanya untuk hina-hina anak ta',tapi keputusan Mama untuk menikahkan Zayden dan Ayra murni ji' dari dalam hati Mama tanpa ada rasa emosi,dari dulu memang begitu ji' dari awal Mama liat Ayra,Mama sudah yakin mau menikahkan Zayden dengan Ayra suatu saat nanti,cuma kan Zayden masih baku ini sama Emiliana,na' sekarang sudah tidak artinya kan memang na' restui ji' Allah rencana Mama,Mama tidak pernah ji' juga bilang,tidak boleh ki' Zayden Nak sama Emiliana,tapi mundur dengan sendiri nya ji',ya anggap mi' semesta mendukung rencana Mama" ucap Ibu Dewi Anjani
Kapten Zayden dan sang Etta' hanya menarik nafas panjang, jika sang Puang Dewi Anjani sudah berteori akan sangat susah mencari celahnya.
"Sekarang tugas ta' Zayden Nak,bagaimana cara ta' menyakinkan Ayra supaya mau ki' seratus persen terima ki',bagaimana?" tanya Ibu Dewi Anjani seraya menatap wajah Kapten Zayden dalam
"Ma... Ayra itu... Ayra itu sudah ku anggap adikku ji' kodong,masa ku nikahi sendiri adikku Ma... canggungnya itu Ma,kalau saya mungkin masih bisa kuterima,bagaimana perasaannya Ayra Ma, kita tidak pernah tahu,siapa tahu tauwwa' ada mi' seseorang dalam hatinya Ayra,pilihannya sendiri" ucap Kapten Zayden mencoba meluluhkan hati sang Mama
"Begitu ki'? gampang mi' kalau begitu nya ji',nanti Mama duluan yang bicara sama Ayra" ucap Ibu Dewi Anjani seraya berlalu menuju ke kamar Ayra
Kapten Zayden dan Etta' hanya mampu saling tatap.
"Sabar ki' Zayden,Etta' juga angkat tangan ki' kalau sudah berurusan sama Mama mu Nak,kita tau mi' sendiri kan,bagaimana prinsipnya Mama mu itu" ucap sang Etta' seraya menggenggam tangan Kapten Zayden
Kapten Zayden hanya mengaguk pelan dan kembali menarik nafas berat.
Ibu Dewi Anjani pun mengetuk pintu kamar Ayra.
"Ayra Nak,ini Puang,boleh ji' Puang masuk kah Nak?" tanya Ibu Dewi Anjani
"Iye' Puang,masuk mi' " jawab Ayra
Ibu Dewi Anjani pun masuk dan duduk di samping Ayra yang masih mengenakan mukenanya.
"Sebelumnya Puang minta maaf ya Ayra sayang, tidak bisa ki' terima kah perjodohan ini Nak?" tanya Ibu Dewi Anjani
Ayra hanya terdiam sejenak,hanya air matanya yang mengalir satu persatu.
"Jangan ki' menangis sayang,bilang ki' saja kalau memang berat kita rasa Nak" ucap Ibu Dewi Anjani
Ayra hanya menggeleng.
"Takut ka' Puang,takut ka' sama Kak Zayden,nanti kuterima ki' ini perjodohan baru bagaimana sama Kak Zayden Puang? kita tahu juga kan,siapa yang dicintai Kak Zayden,bukan saya Puang tapi..." ucapan Ayra pun terputus
Ibu Dewi Anjani pun memeluk Ayra dengan erat.
"Cinta itu bisa ji' dipupuk Nak seiring waktu berjalan bersama ki', tapi menemukan orang yang tepat itu yang susah Ayra Nak,Puang khawatir Nak, kalau nanti kamu menikah dengan orang yang salah,tapi kalau dengan Zayden,Puang yakin in shaa Allah bisa ki' na' jaga baik-baik Nak" ucap Ibu Dewi Anjani
Ayra pun menghapus air matanya.
"Atau ada mi' pilihan hati ta' yang lain Nak?" tanya Ibu Dewi Anjani
Ayra kembali menggeleng pelan.
"Jadi kalau bersedia Daeng Zayden ta',mau ki' juga?" tanya Ibu Dewi Anjani lagi seraya mengusap wajah Ayra dengan lembut
Ayra terdiam sejenak.
"Begini mi' saja,besok kembali ki' ke Malino kan, nanti pi' na' antar ki' Daeng Zayden ta',bicara mi' dari hati ke hati besok,Puang tunggu keputusan kalian" ucap Ibu Dewi Anjani lagi
Ayra kembali mengaguk pelan.
"Iye' Puang" ucap Ayra dengan pelan.
Ibu Dewi Anjani pun keluar dari kamar,dan melihat Kapten Zayden duduk dikursi meja makan.
"Bagaimana mi' Ma?" tanya Kapten Zayden
"Begini mi' saja,antar ki' besok Ayra ke Malino na', bicara mi' dari hati ke hati,Puang tunggu keputusan kalian,kapan pi' masuk ki' asrama kembali?" tanya Ibu Dewi Anjani
"Besok lusa masuk ma',ada mi' jadwal latihan terbangku Ma" jawab Kapten Zayden
"Oke mi',istirahat mi',siap-siap besok pagi-pagi antar Ayra ke Malino" ucap Ibu Dewi Anjani
"Iye' Ma" jawab Kapten Zayden seraya beranjak ke kamarnya.
Ibu Dewi Anjani pun masuk ke kamarnya
"Ma,tidak terlalu ini ji' kah itu rencana ta', terlalu mendadak Etta' rasa itu,tidak mau ki' kira-kira pikir ulang lagi kah? tidak kasian ki' lihat itu anak-anak ta' eee" ucap sang Etta'
"Justru karena kasian ka' terus ku sayang ki' mereka itu makanya ku jodohkan ki' itu berdua Etta', coba dengar ki', itu Zayden anaknya memang tidak gampang ji' sakit hati tapi kalau sekali mi' kecewa begitu lama baru buka hati lagi,mau sampai kapan pi' kira-kira na' menikah kalau Mama tidak arahkan begini mau kapan ki' menunggu terus,dan untuk Ayra berani ki' kira-kira lepas Ayra sama laki-laki lain yang tidak kita kenal, tidak ada mi' Daeng Rahman,kita ini tidak tahu sampai kapan ki' bisa menjaga Ayra,Mama tidak minta yang aneh-aneh Etta', Mama cuma merasa aman dan lega mi' kurasa kalau Ayra sama Zayden, anak kandung kita sendiri,pun sebaliknya Ayra bisa ji' juga menjaga Zayden,saling menjaga mi' berdua" ucap Ibu Dewi Anjani
Mendengar itu,Sang Etta' kembali menarik nafas panjang.
Di kamarnya Kapten Zayden hanya merenung seraya menatap miniatur pesawat tempur yang ditatanya dilemari khusus.
"Ayra Mikayla" gumam Kapten Zayden