NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Anak Berandalan (Arc-Geng Motor Bagian 1)

Besok paginya, suasana di SMA Bekasi terasa aneh. Sekolah yang biasanya riuh dengan suara siswa yang bercanda dan tertawa, kini terlihat lebih tenang. Lorong-lorong yang biasanya penuh dengan aktivitas kini terasa kosong, seolah-olah ada sesuatu yang besar akan terjadi.

Di sisi lain, SMA Kemayoran juga tampak sepi. Sekolah yang biasanya dipenuhi dengan siswa yang penuh semangat kini sunyi. Hanya ada beberapa siswa yang berjalan cepat menuju kelas, dengan wajah yang serius. Mereka juga merasakan ketegangan yang sama seperti di SMA Bekasi.

SMA Diargantara, yang terletak tidak jauh dari SMA Bekasi, juga menunjukkan suasana yang tidak biasa. Biasanya ramai dengan latihan ekstrakurikuler dan kegiatan siswa, kini tampak sunyi. Para siswa berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, berbicara dengan suara yang pelan, seolah-olah takut mengganggu ketenangan yang ada.

Sementara itu, di SMA Kemayoran, Rocki berdiri di depan gerbang sekolah, menatap ke kejauhan.

Dia tahu bahwa pertempuran besar akan segera datang, dan dia harus siap memimpin pasukannya. Di belakangnya, para siswa SMA Kemayoran berkumpul, siap untuk melakukan serangan balasan.

Di SMA Diargantara, Madafaka yang sedikit menampilkan wajah memar berdiri di atas atap gedung sekolah, menatap ke arah SMA Bekasi dan SMA Kemayoran. Dia tahu bahwa dia memiliki peran penting dalam pertempuran yang akan datang.

Sore hari mulai tiba kemudian disebuah jalanan Ace ditemani oleh Henry dan Alex, berjalan santai di sepanjang jalan yang basah karena hujan sebelumnya.

Genangan air di jalan memantulkan cahaya lampu jalan yang redup, menciptakan suasana tenang namun penuh ketegangan.

Langkah mereka mantap dan penuh keyakinan, menunjukkan bahwa mereka memiliki tujuan yang jelas.

Henry, dengan sedikit keraguan dalam suaranya, bertanya kepada Ace, "Ace, apa kau yakin ingin kesana?"

Ace menoleh ke arah Henry, matanya tajam dan penuh determinasi. "Aku tidak ingin melihat junior-juniorku dihajar oleh mereka," jawabnya dengan tegas, sebelum kembali menatap jalan di depan mereka. "Kita cukup untuk mengalahkan mereka."

Ace, Henry, dan Alex terus berjalan santai di sepanjang jalan yang basah.

Tiba-tiba, suara klakson keras dan riuh anak-anak berandalan dari sebuah truk dibelakang Ace dan teman-temannya menarik perhatian mereka.

Ace berhenti dan memperhatikan truk itu. Saat truk melambat dan akhirnya berhenti di depan mereka, Rocki muncul dari atas truk.

"Oi. Mau pada kemana?" teriak Rocki dengan nada menantang.

Ace hanya mengangkat bahu sambil tersenyum tipis. "Saat ini SMA Bekasi bosan, gue perlu olahraga biar badan sehat," jawabnya dengan nada santai, seolah-olah pertempuran yang akan datang hanyalah sebuah sesi latihan biasa.

Rocki memandangi Ace dengan tatapan penuh evaluasi, lalu menatap sekeliling, mencari tanda-tanda kehadiran pengikut Ace yang biasanya. "Kemana pengikut lo dan anak berandalan itu, kalau gak salah namanya Sano?" tanyanya pura pura tidak ingat.

Ace menatap balik dengan senyum ceria yang sama. "Gue gak bawa mereka, mereka terlalu imut untuk mengatasi masalah ini," katanya sambil menyeringai. "Gue cukup."

Rocki tertawa kecil, mengangguk dengan pemahaman. "Berani juga lo," katanya sebelum mengisyaratkan sopir truk untuk melanjutkan perjalanan.

Truk itu melaju menuju sebuah gudang yang mereka pastikan sebagai gedung klub malam. Suara riuh dari dalam truk semakin terdengar jelas ketika mereka melanjutkan perjalanannya.

Namun, Rocki tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar terjadi. Dari spion truk, dia melihat bayangan lain muncul. Sebuah mobil truk lain, penuh dengan anak-anak SMA Bekasi, dipimpin oleh sosok yang dikenal sebagai Alvin, mendekati Ace dan teman-temannya.

Rocki menyeringai, menyadari bahwa pertempuran besar akan segera terjadi. Dia menatap Ace sekali lagi sebelum melanjutkan perjalanan ke gudang.

Saat truk Alvin mendekati Ace dan teman-temannya, Ace mengernyitkan wajahnya, menunjukkan ketidakpuasan.

"Oi, kenapa lo semua ada di sini! Bukannya PR lo semua pada numpuk, hah?" seru Ace dengan nada menggertak.

Alvin tersenyum lebar, menunjukkan bahwa dia tidak terpengaruh oleh teguran Ace. "Apa yang kau bilang? Gue udah terbiasa remedial!" jawab Alvin dengan penuh percaya diri.

Alvin kemudian mengulurkan tangannya, menyuruh Ace dan teman-temannya bergabung menaiki truk.

Ace akhirnya tersenyum, merasa lebih baik karena melihat dukungan dari junior juniornya. Henry, dengan penuh semangat, melompat ke atas truk, tidak sabar untuk menghajar para geng motor. Alex menenangkan Henry, memastikan dia cepat naik dengan aman.

Saat berada di dalam kerumunan truk, Ace duduk dengan gaya berandalan, menunjukkan sikap santainya meskipun situasinya tegang. Dia melirik sekeliling, melihat wajah-wajah teman-temannya yang penuh semangat dan siap untuk bertarung.

Suasana di dalam truk penuh dengan ketegangan yang bersemangat. Anak-anak SMA Bekasi yang lain tampak antusias dan siap untuk beraksi. Musik dari klub malam yang semakin dekat terdengar lebih keras, menambah kegaduhan dan kegembiraan di antara mereka.

Ace memandang Alvin dan mengangguk menyeringai sebagai tanda persetujuan. "Jangan sampai babak belur ye, gue gak bawa permen." kata Ace dengan suara yang tegas, menunjukkan bahwa dia siap untuk memimpin juniornya ke dalam pertarungan.

Truk melaju dengan kecepatan tinggi menuju gudang, suasana semakin memanas seiring dengan mendekatnya mereka ke lokasi pertempuran. Mereka semua tahu bahwa ini adalah saatnya untuk menunjukkan kekuatan dan keberanian mereka. Dengan semangat tinggi dan dukungan dari satu sama lain, mereka siap untuk menghadapi geng motor dan membuktikan bahwa SMA Bekasi tidak akan menyerah begitu saja.

Di lokasi gedung klub malam, suasana begitu ramai dan penuh ketegangan. Anggota geng motor berdiri berbaris, membawa senjata tajam dan pemukul besbol, siap untuk bertarung. Lampu neon yang berkedip-kedip menerangi wajah-wajah mereka yang keras, dan suara musik disko dari dalam klub malam menggema ke luar, menambah hiruk-pikuk suasana.

Pandangan mereka teralihkan ketika melihat dua sosok siswa muncul di depan mereka, memancarkan aura yang penuh keberanian.

disana sosok Aren dan Ash berdiri dengan tangan dimasukkan ke dalam sakunya masing-masing seolah menganggap tidak terjadi apa-apa, tampak tenang meskipun dihadapkan pada ratusan anggota geng motor yang mengintimidasi.

Hujan yang mulai turun perlahan membasahi mereka, menambah dramatisnya momen tersebut.

Aren menatap lurus ke depan dengan determinasi yang jelas di matanya.

"Ash. Jangan coba-coba nangis didepan gw ya."

Ash tersenyum. "Mana ada! bodoh."

kemudian Ash menatap kelangit. Dia merasa nostalgia. "Tapi. Sepertinya ini terlihat sama ketika kita berdua menghabisi pengikutnya Rio."

Aren menyeringai mengingat kejadian itu. "Kau benar."

Dia kemudian menoleh ke arah Ash, gerakan kepalanya memberikan isyarat singkat seolah menyuruh Ash untuk maju bersama. Ekspresi Ash tetap tenang dan penuh percaya diri, menerima isyarat dari Aren tanpa ragu.

Dengan langkah yang santai namun penuh ketenangan, Aren dan Ash mulai berjalan menuju kerumunan geng motor.

Suara langkah kaki mereka terdengar di atas genangan air yang membasahi jalan, setiap langkah menambah ketegangan di udara.

Anggota geng motor yang melihat mereka mendekat mulai bergumam, beberapa di antaranya tersenyum sinis dan mengejek, tetapi Aren dan Ash tetap tidak tergoyahkan. Mereka berdua menampilkan tatapan determinasinya. Begitu tajam dan seolah merendahkan.

Lampu-lampu dari gedung klub malam memantulkan bayangan mereka di genangan air, memberikan efek dramatis yang memperkuat kesan akan dua orang yang tidak takut menghadapi apapun.

Angin menerpa rambut mereka, menambah kesan heroik pada langkah mereka.

Aren dan Ash berhenti beberapa meter dari barisan geng motor.

"Sebentar!" kata Aren. Berpaling kearah Ash

"Ash. Apakah kau pernah berpacaran?" tanya Aren.

Ash menganga. "Haaaah?!"

"Apa yang lu bilang disituasi seperti ini, bego!"

"Habisnya, ketika gue deket sama Maria. Jantung gue merasa aneh!"

Ash mengernyit. Kemudian mau tak mau harus menjawab Aren. "Berarti itu tandanya kau mencintai Maria. Aren."

Aren melongo. "Jadi begitu ya!"

Kemudian. Tiba-tiba kebodohan Aren berubah ketika dia menatap lurus ke depan, matanya penuh determinasi. Ash di sebelahnya berdiri tegak, menyadari insting Aren jadi dia siap untuk bertarung.

Suasana menjadi semakin tegang, semua mata tertuju pada mereka, menunggu langkah mereka berdua.

Aren menyeringai. Menatap kearah kerumunan itu.

Langkah-langkah Aren dan Ash terasa lambat, seolah waktu melambat di sekitar mereka. Setiap gerakan mereka diiringi dengan suara detak jantung yang semakin kencang, menciptakan atmosfer yang penuh ketegangan.

Gerimis semakin terus turun, membasahi mereka berdua, sementara kilatan petir sesekali menerangi langit gelap di atas.

Teriakan mereka terdengar keras, tetapi dalam perspektif mereka, semuanya terasa lambat.

"OURYAAA!" teriak Aren dengan suara yang menggema, penuh semangat dan keberanian.

Ash juga meneriakkan semangatnya, "OURYAAAA! KEMARILAH LU SEMUA!"

Suara mereka berdua bercampur dengan suara hujan dan musik dari klub malam.

Ketika Aren dan Ash mulai berlari, seolah-olah dunia di sekitar mereka melambat.

Setiap langkah mereka menghasilkan cipratan air dari genangan di jalan, dan mereka berdua tampak seperti bayangan yang bergerak dalam cahaya lampu neon yang berkedip-kedip.

Geng motor di depan mereka mulai bersiap-siap, tetapi ada ketidakpastian yang jelas di mata mereka. Mereka tidak pernah melihat keberanian seperti ini sebelumnya, dua anak sekolah yang dengan berani berlari menuju kerumunan yang bersenjata.

Aren dan Ash berlari berdampingan, tubuh mereka bergerak selaras, menciptakan harmoni dalam kekacauan. Mereka tidak berbicara, tetapi komunikasi di antara mereka sangat jelas. Ketika mereka mendekati barisan geng motor, setiap otot mereka siap untuk bertindak.

Aren semakin meningkatkan kecepatannya sehingga mendahului kecepatan Ash. Kemudian Aren menunjukan kemampuannya saat menerjang. Dengan menabrakkan dirinya yang tengah melayangkan dengkulnya kedepan secara berutal.

Aren dan disusul oleh Ash menerjang ke depan, menyerang geng motor dengan keberanian dan kekuatan yang luar biasa.

Aren melompat dan memutar tubuhnya, tendangannya menghempaskan beberapa anggota geng motor yang berada di depan. Ash mengikuti dengan serangkaian pukulan yang presisi, menjatuhkan lawan-lawannya satu per satu.

Geng motor mencoba melawan, tetapi serangan Aren dan Ash terlalu cepat dan kuat. Setiap pukulan, tendangan, dan gerakan mereka penuh dengan tekad untuk melindungi sekolah dan teman-teman mereka.

Suara benturan, teriakan, dan gemuruh hujan menyatu dalam satu simfoni kekacauan.

Tetapi di tengah semua itu, Aren dan Ash tetap berdiri kuat, tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Mereka berdua, meskipun menghadapi banyak musuh, bergerak dengan keyakinan dan keberanian yang tak tergoyahkan, menghadapi segala rintangan dengan senyuman di wajah mereka.

Mereka berdua menyeringai, seolah mereka semua tidak ada apa-apanya, meskipun mereka menggunakan senjata.

1
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hadir
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!