Aku Kah Antagonisnya
Senyum lebar menghiasi bibir tipis Reina, dia keluar dari barisan yang telah di bubarkan. tetesan keringat yang memercik di keningnya dia usap dengan lembaran tissue yang langsung basah karena banyak nya keringat setelah di jemur di bawah panas matahari.
perjuangan nya beberapa bulan yang lalu untuk mengikuti seleksi CPNS berubah manis setelah tiga tahap yang berat dia akhirnya di lantik bersama 89 orang lainnya.
Dan mulai minggu depan dia akan resmi bekerja di badan pusat statistik daerah dengan status aparatur sipil negara bukan lagi tenaga honorer bergaji enam ratus ribu.
Karena tubuhnya yang sudah sangat lelah Reina memutuskan untuk pulang menggunakan taxi online, transportasi umum yang sangat jarang dia gunakan karena termasuk mahal untuk dompet nya yang selalu sekarat.
Biasanya saat dia honorer dulu dia pulang pakai ojek atau angkot yang relatif jauh lebih murah.
Reina merebahkan tubuhnya di jok mobil yang terasa empuk, kemewahan pertama yang dia dapat.
Reina terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, kakak dan adiknya adalah laki laki. keluarga mereka di bilang miskin nggak juga di bilang kaya juga nggak, ayahnya juga ASN tapi dengan golongan yang sedikit rendah karena di angkat jadi ASN dengan status pendidikan cuma tamat SMA berbeda dengan Reina yang di angkat jadi ASN setelah kuliah di Universitas Terbuka jurusan Administrasi Negara.
Reina kuliah di Universitas terbuka dengan biaya sendiri saat bekerja di toko kue ibu sahabatnya.
Setelah lulus kuliah Reina ikut honorer di sebuah kantor pemerintahan hingga akhirnya dia di angkat jadi ASN.
"Apa setelah ini ibu akan bangga padaku?" ucap Reina di dalam hatinya.
Reina sangat menginginkan kasih sayang ibunya. dari kecil di mata ibunya cuma ada kakak dan adiknya saja.
Bahkan demi biaya kuliah sang kakak yang dua tahun lebih tua darinya Reina di minta berhenti sekolah, tapi dengan beasiswa dia berhasil menamatkan SMA nya dan bekerja keras untuk membiayai pendidikan nya di UT.
Tanpa sadar Reina terbawa ke alam mimpi.
Hingga....
"Prang... bam... crash..." campuran suara yang tidak dia tau itu apa membuat mata Reina terbuka dengan cepat.
rasa sakit di kepala dan kakinya sangat tajam.
"Aahhh" teriak Reina air mata membasahi pipinya karena efek rasa sakitnya yang tak tertahankan.
Reina masih melihat darah kental mengalir dari kepala melewati kening nya sebelum kesadaran nya menghilang.
Sayup sayup dia masih mendengar teriakannya teriakannya dari luar mobil mereka.
"oh aku kecelakaan... kenapa sekarang ya tuhan saat masa depan ku yang indah sudah di depan mata" bisik Reina sebelum kesadaran nya benar benar habis dan pandangan nya gelap total.
*
*
*
Reina merasa kepala nya berdenyut sakit. Dia ingin membuka mata nya tapi terasa sangat berat.
Walaupun matanya masih berat untuk di buka tapi dia bisa menggerakkan anggota tubuhnya.
Reina berusaha menggerakkan kakinya karena dia takut kakinya yang tadi terjepit di jok mobil akan cacat, tapi dia bersyukur kaki nya masih bisa di gerakan.
"Ada gerakan di kaki nona muda, panggil dokter cepat" suara seorang wanita. Mungkin saja dia perawat.
"Panggilan juga tuan besar," ucap suara yang sama.
Reina ingin tertawa siapa yang mereka panggil nona dan siapa tuan besar, rumah sakit mana yang menggunakan panggilan seperti zaman kuno itu.
perlahan Reina berhasil membuka matanya.
Hal pertama yang Reina lihat adalah langit langit tinggi berukir mewah berwarna gold dan silver.
"Ini rumah sakit mana? siapa yang membawa ku ke rumah sakit semewah ini, siapa yang akan membayar biaya pengobatannya.
Walaupun dia sudah jadi ASN tapi asuransi kesehatan belum dia dapatkan otomatis jika dia sakit saat ini maka harus bayar pakai uang pribadi.
kening Reina meringis. memikirkan cara membayar biaya berobat di rumah sakit ini.
Reina cuma berharap jika pihak perusahaan semen yang menabrak mereka yang membayar seluruh biaya pengobatan.
"Nona membuka mata nya, kenapa dokter masih belum datang juga," suara yang tadi kembali terdengar kali ini dengan nada yang sedikit tinggi.
"Maaf nyonya pengasuh, mungkin ada kendala di sana" jawab seorang gadis dengan suara bergetar ketakutan.
Reina memutar wajahnya dia melihat wanita yang di panggil nyonya pengasuh itu menatap Reina dengan mata berkaca kaca.
"Nona... Nona sudah sadar..." ucap wanita dengan gaun klasik era Victoria berwarna biru navi. di belakang nya beberapa gadis bergaun hitam polos dengan apron dan bandana putih berdiri berjejer.
kenapa seragam perawat rumah sakit itu seperti seragam maid abad pertengahan.
"Nona..." wanita bergaun navi kembali berusaha memanggil Reina yang memandang kiri kanan seperti orang bodoh.
"kamu siapa?" kenapa suara ku berubah jadi suara anak kecil selembut buluh perindu.
Reina dengan cepat mengusap lehernya mencari tau kenapa suaranya jadi suara anak anak.
Tapi Alangkah heran nya Reina saat dia meraba leher nya yang terasa jadi kecil.
"Nona Beatrice..." ucap wanita itu mencoba menarik perhatian Reina.
"Siapa Beatrice, anda siapa?" tanya Reina kembali dengan suara bayi nya.
"Astaga nona kehilangan ingatannya, nona jangan begitu, ini bibi pengasuh, apa nona melupakan bibi?" tanya wanita itu dan dia mulai menangis.
"brak..." pintu kamar terbuka dengan cepat seorang pria berambut putih dengan mata berwarna abu abu pucat masuk dengan cepat kedalam kamar tubuhnya tinggi dengan wajah yang sangat tampan.
seorang wanita muda mengikuti nya dari belakang. Dengan air mata berlinang wanita berambut blonde dan bermata biru cerah itu langsung berjalan ke ranjang dan langsung menyongsong Reina.
"Putri ku akhirnya sadar,gadis kecil ku akhir nya mau bangun kembali, ibunda senang kamu bangun lagi" ucapnya sambil memeluk tubuh Reina dengan keras. hingga Reina meringis kesakitan.
"Nyonya marchioness tolong lepaskan nona muda, seperti nya tubuh nona masih sakit semua karena jauh dari lantai dua kemarin itu" ucap bibi pengasuh pada wanita itu.
Wanita yang di panggil nyonya marchioness itu melepaskan tubuh Reina dengan cepat, dan melepaskan begitu saja seakan Reina adalah sesuatu yang kotor. Mata biru nya menatap Reina dengan pandangan jijik.
"Tuan besar seperti nya nona kehilangan Ingatan nya, nona bahkan tidak tau namanya sendiri, bagaimana ini tuan" ucap bibi pengasuh pada pria tampan yang di panggil tuan besar itu.
Laki laki itu berlutut di tepi ranjang, dengan lembut dia mendudukkan Reina yang masih bengong tidak mengerti.
"Beatrice Winfrey apa kamu benar benar tidak ingat kamu siapa? dan siapa orang orang ini?" tanya pria itu.
Reina menggelengkan kepalanya. pria tampan itu menghela nafas berat.
Reina menatap sekelilingnya dan pandangan nya berhenti pada cermin besar saat itu lah Reina terkejut saat melihat wajahnya sendiri.
Reina berubah menjadi seorang gadis kecil berusia 4 atau 5 tahun, memiliki helaian rambut putih yang panjang tergerai hingga ke pinggang, iris besar berwarna abu abu pucat menghiasi wajah yang sungguh jelita.
"Siapa itu? apa itu aku?" ucap nya lirih sebelum akhirnya dia kembali pingsan karena shock dengan semua keadaan itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-10-17
1
Wulan
mampir 😌👍
2024-08-23
1
YuWie
Reina gadis lemah ehhh yg dimasukin nya gadis kecil yg juga lemah jangan2. dan ibu tiri atau bibi beatric jahat sepertunya
2024-08-20
2