Ketika Akbar tiba-tiba terbangun dalam tubuh Niko, ia dihadapkan pada tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru yang sama sekali berbeda. Meskipun bingung, Akbar melihat kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik sambil berusaha mempertahankan identitasnya sendiri. Dalam prosesnya, ia berjuang meniru perilaku Niko dan memenuhi harapan keluarganya yang mendalam akan sosok Niko yang hilang.
Di sisi lain, keluarga Trioka Adiguna tidak ada yang tau kalau tubuh Niko sekarang bertukar dengan Akbar. Akbar, dalam upayanya untuk mengenal Niko lebih dalam, menemukan momen-momen nostalgia yang mengajarinya tentang kehidupan Niko, mengungkapkan sisi-sisi yang belum pernah ia ketahui.
Seiring berjalannya waktu, Akbar terjebak dalam konflik emosional. Ia merasakan kesedihan dan penyesalan karena mengambil tempat Niko, sambil berjuang dengan tanggung jawab untuk memenuhi ekspektasi keluarga. Dengan tekad untuk menghormati jiwa Niko yang hilang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Farhan Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS & UPS
(SPS) Senior Prestige School dan University Prestige School (UPS) memang memiliki reputasi yang sangat baik di negeri agraris ini, terutama dalam hal pendidikan berkualitas dan pengembangan karakter siswa. Berikut adalah ringkasan dari poin-poin utama mengenai kedua institusi tersebut:
SPS Senior Prestige School
Kurikulum Berkualitas: Mengintegrasikan kurikulum nasional dan internasional untuk pengembangan kompetensi akademis dan non-akademis.
Fasilitas Modern: Memiliki laboratorium sains dan komputer, perpustakaan yang nyaman, serta ruang kelas interaktif dengan teknologi terbaru.
Kegiatan Ekstrakurikuler: Menawarkan berbagai pilihan kegiatan untuk pengembangan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan kreativitas.
Pengembangan Karakter: Fokus pada nilai moral dan etika, serta program yang membentuk karakter siswa.
Lingkungan Belajar yang Mendukung: Menciptakan suasana belajar yang aman dan inklusif, mendorong kolaborasi positif.
Persiapan Melanjutkan Studi: Menyediakan program bimbingan untuk membantu siswa merencanakan pendidikan lanjutan.
University Prestige School (UPS)
Kurikulum Unggulan: Program studi yang relevan dengan kebutuhan industri dan berorientasi pada praktik serta inovasi.
Fasilitas Modern: Dilengkapi laboratorium lengkap, perpustakaan dengan sumber daya yang luas, dan ruang kelas interaktif.
Kegiatan Ekstrakurikuler: Beragam kegiatan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan mahasiswa.
Pengembangan Karakter: Mengutamakan nilai moral dan etika untuk membentuk karakter mahasiswa yang berkualitas.
Lingkungan Kampus yang Mendukung: Suasana kampus yang inklusif dan kolaboratif, mendukung pertukaran ide.
Persiapan Karier: Program bimbingan karier yang membantu mahasiswa memasuki dunia kerja melalui magang dan kerjasama industri.
Pendiri SPS dan UPS
Pendiri kedua institusi ini berkomitmen tinggi terhadap pendidikan dan integritas, menekankan pentingnya karakter dan moral. Kebijakan tegas terhadap perilaku siswa menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai disiplin dan kejujuran. Ini menciptakan budaya yang menghargai integritas dan menempatkan pendidikan karakter sebagai prioritas utama.
Dengan pendekatan ini, SPS dan UPS berhasil menarik perhatian banyak orang tua dan menciptakan reputasi yang kuat dalam dunia pendidikan.
...****************...
Scene: Ruang Kelas Niko – Kelas 2 Grade F – Lantai 5
Akbar dan Pengetahuannya tentang SPS dan UPS
Dalam kehidupan lamanya, Akbar hanya mengetahui sedikit tentang SPS Senior Prestige School dan University Prestige School. Ia sering melihat berita dan informasi mengenai kedua sekolah ini melalui aplikasi TokTok. Dari video-video tersebut, ia menangkap kesan bahwa SPS dan UPS adalah institusi pendidikan yang sangat bergengsi, dikenal dengan fasilitas modern dan kurikulum berkualitas.
Pandangan Akbar:
Sekolah Elit: Akbar menganggap SPS sebagai sekolah elit dengan siswa-siswa yang berasal dari latar belakang berpengaruh. Ia terkesan dengan aktivitas ekstrakurikuler dan prestasi akademis yang sering dibagikan di media sosial.
Gaya Hidup Mewah: Melalui status-status yang diunggah oleh siswa SPS, Akbar sering melihat gaya hidup glamor mereka—dari acara-acara sosial, perjalanan sekolah, hingga berbagai kegiatan seni dan olahraga. Ini membuatnya merasa sedikit cemburu sekaligus penasaran.
Koneksi Sosial: Dia juga menyadari bahwa anak-anak di SPS sangat aktif di media sosial, membagikan momen-momen penting dalam hidup mereka. Hal ini membuatnya merasa asing, karena ia tidak terbiasa dengan dunia sosial yang begitu terbuka dan kompetitif.
Persepsi Tentang Diri: Akbar merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan norma dan budaya baru di SPS, terutama karena sekarang dia berada di dalamnya sebagai Niko. Dia menyadari bahwa ada ekspektasi tertentu yang harus dipenuhi, baik dari teman-teman sekelas maupun keluarganya.
Dengan latar belakang ini, perjalanan Akbar/Niko untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di SPS akan menjadi menarik, penuh dengan tantangan dan penemuan diri.
Observasi Akbar di Kelas
Ruang kelas di SPS memadukan desain modern dengan elemen gaya arsitektur Eropa yang elegan. Dindingnya dicat dengan warna-warna cerah, namun di beberapa bagian, terdapat detail arsitektur klasik seperti cornice dan profil tinggi, yang memberi kesan megah.
Jendela besar dengan bingkai kayu berwarna putih tidak hanya memberikan cahaya alami yang melimpah, tetapi juga menawarkan pemandangan indah ke taman sekolah, dengan jendela yang tinggi dan melengkung yang menjadi ciri khas gaya Eropa. Langit-langitnya tinggi dengan lampu gantung yang anggun, menciptakan suasana yang luas dan terbuka.
Meja dan kursi siswa terbuat dari bahan ergonomis, dengan desain yang minimalis namun tetap stylish. Di bagian depan kelas, papan interaktif yang canggih dikelilingi oleh panel kayu yang memberikan nuansa hangat, sementara proyektor dan sistem audio modern tersembunyi di dalam elemen desain yang harmonis.
Di sudut kelas, area membaca yang nyaman dihiasi dengan karpet berbulu lembut dan bantal besar, serta rak buku kayu yang menambah sentuhan klasik. Di dinding, karya-karya siswa dan poster yang menginspirasi dipajang dalam bingkai yang elegan, menciptakan nuansa galeri seni.
Ruang kelas ini dilengkapi dengan teknologi terkini, seperti tablet dan laptop yang tersedia untuk siswa, tetapi tetap menjaga keanggunan dengan desain yang harmonis. Suasana di dalam kelas terasa inklusif dan kolaboratif, di mana siswa didorong untuk berinteraksi dan berbagi ide dalam lingkungan yang mendukung kreativitas dan pembelajaran.
Di sudut kelas, area membaca yang nyaman dihiasi dengan karpet berbulu lembut dan bantal besar, serta rak buku kayu yang menambah sentuhan klasik. Di dinding, karya-karya siswa dan poster yang menginspirasi dipajang dalam bingkai yang elegan, menciptakan nuansa galeri seni.
Ruang kelas ini dilengkapi dengan teknologi terkini, seperti tablet dan laptop yang tersedia untuk siswa, tetapi tetap menjaga keanggunan dengan desain yang harmonis. Suasana di dalam kelas terasa inklusif dan kolaboratif, di mana siswa didorong untuk berinteraksi dan berbagi ide dalam lingkungan yang mendukung kreativitas dan pembelajaran.
Dengan perpaduan antara elemen modern dan arsitektur Eropa, ruang kelas SPS tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menciptakan atmosfer yang inspiratif dan memikat.
Akbar masih terbenam dalam pikirannya, mencoba mencerna semua yang ada di sekelilingnya. Meskipun bangunan SPS memiliki arsitektur yang megah dan terinspirasi gaya Eropa, dia merasa ini masih sangat berbeda dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang biasa ia lihat di negeri ini.
"Mungkin ini yang membuat sekolah ini begitu istimewa," gumamnya. "Fokus pada pembelajaran, bukan pada status sosial."
Dengan pemikiran itu, Akbar merasa semakin termotivasi untuk beradaptasi dan belajar sebaik mungkin. Dia mulai menyadari bahwa meskipun lingkungan baru ini menantang, ada banyak hal berharga yang bisa dia pelajari di SPS sebelum melangkah ke UPS.
Saat menunggu jam istirahat di SPS, Akbar merenungkan situasi barunya.
"Sepertinya aku harus fokus dulu di SPS," pikirnya. "Ini adalah dunia yang benar-benar berbeda dari yang aku kenal. Aku harus memahami cara kerja dan budaya di sini sebelum mulai menjelajahi UPS."
Dia merasa sedikit cemas, tetapi juga bersemangat. Dengan lingkungan yang glamour dan teman-teman sekelas yang tampaknya sudah saling mengenal dengan baik, Akbar tahu dia perlu mengambil langkah-langkah strategis.
"Aku harus membangun hubungan di sini terlebih dahulu," lanjutnya dalam hati. "Setelah aku merasa lebih nyaman, baru aku bisa mulai mencari tahu lebih banyak tentang UPS dan apa yang ditawarkan di sana."
Sambil memerhatikan siswa lain yang berbincang dan tertawa, Akbar bertekad untuk beradaptasi dan menemukan tempatnya di sekolah ini. Dia menyadari bahwa untuk mengeksplorasi lebih jauh, dia harus terlebih dahulu memahami apa yang ada di depan matanya.