Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9. Mobil Mewah
"Sayang, kamu tunggu di sini dulu ya, Mas mau menitip motor mas dulu pada teman mas!" tanpa menunggu jawaban dari Senja Arkan langsung melajukan motornya keluar dari halaman rumah itu.
Senja hanya bisa menghela nafas, hendak menjawab suaminya sudah pergi, jadi Senja hanya bisa mengangguk saja, walau Arkan tidak melihatnya lagi.
Arkan menitipkan motornya di warung dekat rumah Saja, sebenarnya Arkan hanya ingin menghubungi asistennya saja untuk datang menjemputnya dan keluarga istrinya.
"Halo tuan," Sapa asisten Arkan yang bernama Ferdy setelah telpon tersambung.
"Ferdy, sekarang kamu ke rumah mertua ku, jangan lupa bawa mobil yang muat enam orang, jangan buat aku menunggu lama!" titah Arkan, kemudian menutup telponnya secara sepihak.
Setelah mengakhiri teleponnya Arkan langsung kembali ke rumah dengan berjalan kaki.
Sedangkan Ferdy hanya menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Tuannya itu memang selalu seperti itu. Ferdy langsung secepatnya pergi menjemput tuannya itu, Arkan sudah me wanti-wanti Ferdy agar tidak membuka rahasianya nanti.
Saat tiba di rumah, Arkan melihat Mama mertuanya sudah siap dengan koper di tangannya. Arkan menghampiri ketiga orang berbeda usia itu.
"Tunggu sebentar lagi ya, jemputan sudah di perjalanan!" ucap Arkan pada istri dan kedua mertuanya. Semua hanya mengangguk saja tanpa ada yang mengeluarkan suara.
Tidak membutuhkan waktu lama, nampak satu unit mobil mewah sudah berhenti di depan pintu pagar. Arkan yang melihat mobil jemputan sudah datang, dia langsung mengajak istri dan kedua mertuanya.
Namun Pak Handoko belum juga melangkahkan kakinya, dia nampak seperti berat untuk pergi, Mama Ratih, Senja dan Arkan menoleh menatap bingung pada Pak Handoko.
"Pa, kenapa melamun, ayo pergi." Ajak Mama Ratih karena melihat suaminya hanya berdiri seperti orang bingung.
"Tapi bagai mana dengan motor papa?" Pak Handoko akhirnya buka suara, dia bingung dengan motornya. Ternyata yang membuat Pak Handoko berat untuk pergi adalah motor bututnya.
"Biarkan saja dulu disini Pa." Arkan yang menjawab.
"Nanti kalau Papa mau pergi mengajar gimana?" tanya Pak Handoko lagi.
"Papa jangan risaukan soal motor, nanti ada orang yang akan mengambil dan mengantar ke rumah yang kita tinggal." Ujar Arkan pada lagi agar mertuanya tidak memikirkan motornya lagi.
Setelah Arkan berkat begitu, akhirnya Pak Handoko melangkah kan kakinya menuju mobil mewah yang sudah menunggu mereka. Senja, Mama Ratih dan Pak Handoko sempat bingung karena melihat mobil mewah di depannya, karena tidak mungkin mobil Alphard di jadikan taksi online pikirnya. Namun mereka tidak mau memikirkan yang tidak penting.
Semuanya terus berjalan ke depan menghampiri mobil mewah tersebut.
Ferdy yang melihat bosnya sudah mendekat, dia langsung turun menghampiri Bosnya itu.
"tuan," sapa Ferdy pada bosnya.
Arkan hanya mengangguk pelan saja agar tidak ada orang yang curiga. Namun Senja yang mendengar Ferdy menyapa suami nya dengan sebutan tuan, dia mengernyitkan alisnya.
"Kenapa sopir taksi ini menyebut Mas Arkan tuan, dan pakaian yang di pakai pakaian formal, mahal dan rapi, mana ada sopir taksi berpakaian begitu." Gumam Senja dalam hatinya, namun dia juga tidak mau ambil pusing.
Pakaian yang di gunakan Ferdy saat ini adalah pakaian kantor, Arkan lupa menyuruh Ferdy mengganti pakaian, jadi Ferdy pulang dari kantor langsung menjemput bosnya itu.
"Ferdi, urus koper mertua ku!" titah Arkan pada asistennya.
"Baik tuan." Jawab Ferdy. Kemudian dia segera memasukkan koper mertua dan istri tuan nya itu ke dalam mobil.
Senja yang mendengar Ferdy menyebut tuan lagi pada suaminya dan patuh pada perintah suaminya, Senja merasa curiga apa lagi dia melihat mobil di hadapannya sekarang, Senja menjadi bingung dan heran.
Senja melamun sesaat, Senja ingat, di kamar dia melihat Hp suaminya bukan Hp kaleng-kaleng, dokumen ke uangan restoran dan lainya juga, dan sekarang, orang yang berjasa rapi dan mahal menyebutnya tuan, mobil juga bukan taksi biasa, Senja semakin curiga.
"Sebenarnya siapa mas Arkan, apa dia menyembunyikan sesuatu pada ku?" tanya Senja pada hatinya. Senja melihat Arkan, namun tingkah suaminya itu tidak ada yang mencurigakan, tingkah suaminya itu seperti biasa saja, tidak ada janggal.
Namun Senja tidak mau pusing memikirkan hal itu, yang lebih Penting sekarang tempat tinggal, dimana dia harus tinggal. Tadi di rumah dia tidak berpikir sejauh itu, dia hanya mau pergi secepatnya dari rumah, tapi dia tidak berpikir harus tinggal dimana, sekarang lah dia baru pusing memikirkannya.
Arkan yang melihat wajah istri cantiknya murung dan melamun, dia mengusap pundak istrinya. "Sayang, kamu kenapa, kenapa melamun, ayo masuk, Mama sama Papa sudah di dalam mobil." Arkan membuyarkan lamunan istrinya.
Arkan tau, istrinya itu pasti sedang memikirkan dan mengkhawatirkan tempat tinggal. "Ayo masuk, sudah tidak usah mengkhawatirkan tempat tinggal, itu sudah menjadi urusan mas." Arkan tersenyum manis pada istrinya itu.
Senja tersentak, dia heran dengan suaminya ini. "Kok mas tau kalau aku sedang memikirkan itu?" tanya Senja nyengir, malu karena ketahuan memikirkan tempat tinggal.
"Tau lah, kita kan sudah sehati," goda Arkan sembari membuka pintu mobil untuk istrinya. Senja hanya memanyunkan bibirnya, lalu masuk kedalam mobil.
Setelah semua masuk ke mobil, Ferdy langsung menjalankan mobilnya. Didalam mobil suasana begitu hening, tidak ada yang berbicara, semua terhanyut dengan pikirannya masing-masing.
Mobil yang di kemudian oleh Ferdy berjalan lurus hingga sampai di persimpangan.
"Tuan kita mau kemana?" tanya Ferdy karena tidak tau kemana tujuan bosnya itu.
"Ke rumah ku aja, kalau ke rumah Kakek jauh," jawab Arkan.
"Baik tuan." Sahut Ferdy. Kemudian Ferdy segera membelokkan mobilnya menuju rumah yang tadi Arkan katakan.
Senja, Mama Ratih dan pak Handoko melirik ke arah Arkan, jujur mereka terkejut saat Menantunya berkata kerumahnya, sejak kapan menantunya itu punya rumah, begitu pikirnya. Namun Mama Ratih dan Pak Handoko tidak mau bertanya, keduanya hanya diam saja, pertanyaan demi pertanyaan cukup di dalam hatinya masing-masing.
Sedangkan Senja lagi -lagi di buat bingung, dia terus berpikir siapa suaminya ini?
Senja sudah sangat curiga pada suaminya. Sudah sangat banyak pertanyaan yang Senja simpan untuk suaminya, namun dia juga sama sama kedua orang tuanya tidak mau bertanya lebih lanjut pada Arkan. Senja sudah ada rencana kalau nanti sampai di rumah dia akan menanyakan banyak pertanyaan pada suaminya ini.
Mama Ratih yang sejak tadi diam, kini dia mulai bertanya pada arak Menantunya ini.
"Nak Arkan, sebenarnya kita mau kemana?" tanya Mama Ratih yang sejak tadi sudah menyimpan banyak pertanyaan.
"Kita ke rumah ku aja Ma, Semoga Mama dan Papa betah di sana nanti." jawab Arkan berharap Kedua mertuanya mau dan betah tinggal di rumahnya.
BERSAMBUNG