Setitik Rindu

Saat malam tiba bunga duduk makan malam bersama dengan keluarga karena paksaan dari papi nya sendiri.

Dia hanya diam dan tak bersuara menikmati makanan di depan nya.

Sedangkan Vera terus berceloteh tentang hari nya di sekolah dengan papi nya.

"Oh ya pi nanti kalian datang ya pih, aku lomba tarian dance di sekolah ucap Vera yang antusias.

"Wah beneran kah ucap Delon yang antusias.

"Hebat adek Abang, belum ada setengah tahun sekolah udah ikut lomba aja ucap nya menyindir ke arah bunga yang hanya diam saja.

"Papi akan datang ucap Surya terseyum ke arah Vera.

Sedangkan bunga hanya diam menunduk sambil menikmati makanan nya itu, karena harapan dan juga keinginan nya sudah pupu oleh papi dan mami nya sendiri.

Sebenarnya tadi ia ingin bisa mengungkapkan bahwa dia ikut lomba di sekolah, tapi melihat Vera yang bercerita mengikuti lomba juga membuat dia malas untuk berbicara.

"Lihat bunga adik mu itu sudah ada prestasi dan membanggakan keluarga Sunandar, sedangakan kamu tidak ada sama sekali ucap Surya.

"Bener pih ,dengan begitu pasti banyak para pejabat yang menonton karena itu festival setiap tahun nya keluarga kita akan menjadi sorotan ucap Delon yang semangat.

"Iya bener itu bisnis kita akan berkembang pesat ucap mami yang ikut menimpali.

Sedangkan bunga terseyum miris, begitu berharga nya kah prestasi dan juga bisinis di mata keluarga nya, tanpa tau ada nya kasih sayang dikeluarga sangat penting dibandingkan dengan prestasi yang membanggakan.

"Huftt sabar bunga Lo pasti bisa melewati ini semua dan berjuang sendiri nanti nya ucap nya dalam hati.

"Aku selesai' ucap nya dan langsung bangkit meninggalkan tempat di mana sangat menyayat hati nya.

"Bagus Vera bawalah juara di dalam keluarga ini ucap nya tersenyum lebar.

Leli yang melihat anak kandung nya pergi merasa sesak di hati nya ,ada apa dengan perasaan nya ini.

"Bunga berdiri di depan balkon dengan memandang sendu ke arah bintang dan bulan yang bersinar menyinari bumi seakan akan membuat dia merasa nyawman dan tersenyum tipis.

"Andai orang tua ku seperti mama ane, pasti kebahagiaan untuk menunjukkan bakat yang kumiliki akan jauh sangat berbeda ucap nya tersendu.

"Semua yang aku lakukan juga tak ada yang berarti, kasih sayang dan kenyamanan keluarga lebih penting, dibandingkan dengan sorotan prestasi yang hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi ucap nya dengan air mata yang mengalir.

Kepala nya terasa pusing akhir akhir ini, dia harus bertindak untuk bisa sembuh dari penyakit nya itu.

"Besok saat pulang aku akan menemui dokter Seno di RS , agar bisa Konsul lebih dalam ucap nya memantapkan diri.

Hari ini adalah hari dimana lomba akan dimulai pada siswa dan siswi sangat berantusias melihat dan melaksanakan lomba di gedung aula SMA Garuda.

Dan juga banyak pembisnis hebat yang datang dan menyaksikan lomba para siswa.

terutama orang tua juga turut hadir sebagai bentuk apresiasi terhadap anak nya.

Meja terdepan sudah ditempati oleh beberapa pembisnis hebat terutama papi nya bunga dan juga keenan.

Mereka duduk berdampingan ingin melihat anak mereka tampil dengan maksimal.

Sedangkan di kelas berada bunga tengah dirias sedemikian rupa oleh perias Mua terkenal di kota tersebut ,yang didatangkan langsung oleh mama ane, dia sangat antusias putri nya itu ikut tampil di acara besar itu.