NovelToon NovelToon
DELMAR

DELMAR

Status: tamat
Genre:Teen / Komedi / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

"Puas lo udah ngehancurin hidup gue. Inikan yang lo mau? gue tahu lo bahagia sekarang?" Ucap Delmar setelah dia sah menjadi suami Killa.

"Kenapa aku yang disalahin? disini yang korban itu aku apa dia? Aku yang diperkosa, aku yang hamil, tapi kenapa aku yang salah?" Killa bertanya dalam hati.

Siapa sih yang gak mau nikah sama orang yang dicintai? Begitupun Killa. Dia pengagum Delmar sejak dulu. Tapi bukan berarti dia rela mahkotanya direnggut paksa oleh Delmar. Apalagi sampai hamil diusia 16th, ini bukanlah keinginannya.

Cerita ini sekuel dari novel Harga sebuah kehormatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PISAH RANJANG

PUTUSIN LAURA

Mata Del membulat sempurna melihat isi permintaan Killa. Sejenak dia menyesal telah memberikan Killa sebuah permintaan. Seharusnya di lebih pintar untuk bisa memprediksi permintaan yang mungkin diminta cewek yang sekarang berstatus istrinya itu.

"Lo itu gak tahu diri banget ya Kill." Ujar Del sambil meremas kertas permintaan lalu melemparkannya ke tempat sampah.

"Udah dibaik baikin malah ngelunjak. Dikasih hati malah minta jantung." Sinis Del dengan wajah yang mulai mengeras karena marah.

"Apa kak, coba ulangi lagi?" Tanya Killa sambil menyeringai. "Kakak ngasih aku hati? gak salah? Kalau kakak ngasih aku hati, kakak bakal sayang sama aku, bukan malah nyakitin."

Del hanya diam saja, dia makin geram pada perilaku Killa yang mulai berani padanya.

"Hati kakak, kakak kasih ke Laura." Killa menusuk nusukan jari telunjuknya ke dada Delmar. "Jantung kakak juga. Semuanya kakak kasih ke Laura, bukan Killa." Mata cewek itu mulai berkaca kaca. "Dan yang kakak kasih ke Killa." Cewek itu menjeda ucapannya karena terlalu sesak. "INI." Killa menekankan ucapannya sambil menunjuk perutnya sendiri.

"Janin ini yang kakak kasih ke Killa." Teriak Killa sambil memegangi perutnya.

"Killa hanya minta kakak putus dari Laura, apa sesusah itu? Aku ini istri kamu, dimana letak ngelunjaknya kalau aku minta kamu putusin pacar kamu. Dimana?" Killa kembali berteriak.

"Lo itu sadar gak Kil, gue udah pacaran sama Laura sebelum lo masuk kekehidupan gue. Dan sekarang lo seenak jidat nyuruh gue putus, gak semudah itu Kil."

"Apa kakak pikir mudah bagi Killa menjalani kehamilan diusia yang belum genap 17 tahun? Gak mudah kak, ditambah lagi suami yang pacaran terang terangan didepan aku?"

"Kalau emang sulit, kenapa gak lo gugurin aja kandungan lo waktu itu? kenapa lo malah minta tanggung jawab."

Killa memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Tega sekali Del mengatakan hal sekeji itu. Anak itu anaknya, bisa bisanya dia malah nyuruh gugurin aja.

"Hati kamu terbuat dari apa sih? Tega sekali ku ngomong kayak gitu. Kamu boleh gak sayang sama aku. Tapi anak ini anak kamu." Killa berucap sambil tersedu sedan.

"Berhenti gunain anak itu buat neken gue Kil. Gue tahu lo cinta sama gue. Tapi please jangan manfaatin anak itu buat ngedapetin gue."

PLAK

Killa melayangkan tangannya ke wajah Delmar. Kali ini ucapan cowok itu sudah diluar batas kesabaran Killa.

"Aku gak sekejam ini hingga manfaatin anak aku sendiri."

Killa segera mengemasi buku buku serta pakaiannya. Dia sudah tidak kuat lagi jika harus menatap wajah Delmar.

"Lo mau kemana?"

Del menarik tangan Killa yang sedang memasukkan baju kedalam koper. "Jangan gila, ini sudah Malem? lo gak ada tempat lain selain disini, jadi jangan aneh aneh." Cowok itu mulai cemas.

"Lepasin." Killa menghempaskan tangan Del dengan kasar. "Killa cuma mau pindah kamar. Mulai malam ini sampai anak ini lahir, Killa akan tidur dikamar tamu."

Del menghela nafas, dia sedikit lega mendengar Killa yang mau pindah kekamar tamu. Setidaknya cewek itu tidak pergi dari rumah.

"Bik, bibik." Teriak Killa dari depan kamar Del.

"Iya non." Jawab Bik jumik sambil tergopoh gopoh mengahampiri Killa.

"Bantu Killa bawa barang barang ini ke kamar tamu." Ujar cewek itu lalu membawa tas ranselnya turun menuju kamar tamu yang ada dilantai bawah.

Rain yang sedang berada didapur untuk mengambil air segera keluar saat mendengar teriakan Killa.

"Kamu mau kemana sayang?" Tanya Rain yang terkejut.

"Killa mau pindah kekamar tamu boleh kan mah?"

Rain menghela nafas lega, dia pikir menatunya itu mau pergi dari rumah. "Boleh." Jawab Rain sambil tersenyum. "Kamu lagi ada masalah sama kak Del?"

Killa menggeleng. "Gak ada mah."

"Ya sudah kalau begitu. Bik bantu Killa merapikan barangnya juga ya." Titah Rain pada Bik Jumik yang sedang membawa koper besar.

"Enggeh Nyah."

Rain tak jadi kembali kekamar, dia naik kelantai atas ke kamar Delmar. Rain melihat Del yang sedang duduk ditepi ranjang sambil merokok. Penampilannya terlihat kacau.

"Mama gak suka kamu ngerokok dikamar Del." Ujar Rain sambil menarik rokok dari tangan Delmar dan segara mematikannya.

"Ada masalah apa?" Tanya Rain sambil duduk disamping Del dan menggenggam tangan cowok itu.

Del hanya diam sambik menatap mamanya. Dia bingung harus cerita dari mana.

Rain naik keatas ranjang sambil selonjoran. "Sini tidur dipangkuan mama sambil cerita." Ujarnya sambil menepuk pahanya.

Delmar menurut dan segera naik keatas ranjang. Cowok itu meletakkan kepalanya dipaha sang mama sambik memejamkan matanya. Dia ingin sedikit merilekskan pikirannya setelah berdebat dengan Killa.

"Ada masalah apa kamu dengan Killa?" Tanya Rain sambil membelai kepala Del.

"Dia ngambek gara gara Del gak dateng ke cafe pas dia nyanyi waktu itu."

"Memangnya kenapa kamu gak dateng?"

"Del ada urusan lain mah."

"Sepenting apa sih urusannya?"

"Pokoknya penting." Del tak mungkin bilang jika dia ketempat Laura.

"Wanita hamil itu mood nya naik turun. Gak boleh terlalu stress juga. Apalagi anak seumuran Killa, pengelolaan stress nya belum bagus. Jadi kalau bisa, Del utamain Killa ya. Jangan kecewain dia kalau hanya untuk hal yang tidak penting."

Del langsung bangun dari posisinya. Dia tak terima dengan ucapan mamanya yang terkesan membela Killa.

"Mama kok malah belain Killa sih? Yang anaknya mama itu Del, bukan Killa." Ucap Del dengan sedikit emosi.

Rain menghela nafas perlahan, dia tahu bukan mudah menghadapi Del. Jangankan Killa, mamanya sendiri saja kualahan menghadapi cowok yang mood nya suka tiba tiba meledak itu.

"Mama bukannya belain Killa, mama cuma jadi penengah di hubungan kalian." Rain berbicara selembut mungkin. Del tidak bisa dikasari, cowok itu akan makin berontak jika dikasari.

"Mama gak tahu gimana perasaan Del mah. Del tertekan dengan pernikahan ini. Del masih muda mah, Del masih ingin seneng seneng, tanpa diribetin dengan istri. Del juga ingin bahagia dengan cewek yang Del cinta."

"Mama tahu sayang, mama tahu kamu belum siap menjalani pernikahan diusia ini. Tapi mau gimana lagi, semua sudah terjadi." Rain menggenggam tangan Del, dia ingin Del tahu jika dia selalu mendukungnya.

"Mama tahu ini sulit, tapi akan lebih mudah jika kamu bisa ikhlas menjalaninya."

"Gak semudah itu mah."

"Kamu masih berhubungan dengan gadis bernama Laura itu?"

"Dari mana mama tahu?" Del mengernyit heran. Pasalnya dia tak pernah bercerita ataupun mengenalkan Laura pada mamanya.

"Gak panting dari mana." Jawab Rain sambil menarik bahu Del agar kembali berbaring dipangkuannya.

"Laura memang cantik, tapi Killa manis loh. Kalau diperhatiin, Killa itu makin lama makin manis, gak ngebosenin. Masa kamu gak bisa jatuh cinta pada Killa?"

"Del cintanya sama Laura mah." Jawab Del sambil mendongak menatap mamanya.

"Mama dulu juga gak cinta sama papa saat kami menikah. Tapi lama lama mama cinta, bahkan kata kamu mama bucin." Ujar Rain sambil tertawa pelan.

"Beneran mah, masak sih?" Del seperti tak percaya, pasalnya mamanya itu terlihat sangat bucin sama papanya.

"Tanya aja ke papa kalau gak percaya. Papa kamu itu bukan tipe mama, kayak kamu, bandel orangnya. Tapi lama lama mama cinta juga. Coba deh kamu membuka hati kamu sedikit ke Killa. Kamu pasti lama lama suka sama dia. Killa itu baik, manis, sabar dan penurut, tipe istri idaman banget. Jaman sekarang susah nyari cewek modelan gitu."

Delmar mencerna kata kata mamanya. Ya, Killa memang baik, bahkan terlalu baik. Sudah dillecehkan tapi masih tak bisa benci. Udah disakitin tapi masih saja sabar. Dia merasa bersalah sudah mengucapkan kata kata kasar pada Killa tadi.

"Kamu minta maaf sana ke Killa."

"Gak mau, nanti dia besar kepala kalau Del minta maaf. Biarin aja, ntar kalau dia kangen Del pasti balik lagi kesini." Ujarnya dengan kepercayaan diri tinggi.

"Gimana kalau malah kamu yang kangen Killa." Goda Rain sambil menarik hidung Delmar.

"Ngapain Del kangen dia. Itu sesuatu yang tak mungkin."

"Jangan ngomong gitu, ntar kalau beneran kangen gimana?" Ledek Rain sambil tersenyum menggoda Del.

"Mah, malem ini tidur sini ya sama Del."

"Ish, mana boleh, kamu udah gede. Lagian papa kamu bisa ngamuk kalau mama tidur sini."

"Ck, papa itu gak bisa apa sehari aja tanpa mama?" Sungut Del yang merasa kesal.

"Jangan sampai dong, mama maunya papa itu ketergantungan terus sama mama."

Yang diomongin sepertinya merasa. Buktinya ponsel Delmar berdering dan tertera nama papanya disana.

"Dih, pasti nyariin mamah nih." Sinis Del sambil menatap layar ponselnya. Cowok itu tak mau menjawab, dia membiarkan saja panggilan dari papanya.

"Ya udah mama kembali ke kamar dulu ya." Ujar Rain sambil memindahkan kepala Del dari pangkuannya.

"Disini dulu dong mah." Rengek Del mirip bocah 5 tahun yang gak mau disuruh tidur sendirian.

"Papa nanti marah."

"Marah tinggal kasih jatah, pasti langsung kicep."

"Ish gak boleh ngomong gitu."

"Del udah gede, udah ngerti masalah gituan."

"Iya mamah tahu, udah terbukti tuh diperutnya Killa." Sindir mamanya.

"Mah, papa itu tiap hari minta jatah ya?"

"Del__" Rain memutar kedua bola matanya malas. "Udah jangan bahas itu." Rain segera beringsut dan turun dari ranjang.

"Mah, kalau Del minta jatah sama Killa gak papa ya?"

"Katanya gak cinta? Minta maaf dulu sebelum minta jatah. Orang ngambek kamu mintain jatah, yang ada digampar kamu." Jelas Rain sambil geleng geleng.

Del terkekeh mendengarnya. "Belum minta jatah aja udah kena gampar barusan." Lirihnya saat sang mama sudah keluar kamar.

.

**HARI INI SPESIAL UP DUA BAB.

JANGAN LUPA

LIKE

KOMEN

VOTE DAN KASIH HADIAH, WALAU SEKEDAR BUNGA MAWAR**.

1
Eko Nur Yanto
Luar biasa
➳ᴹᴿˢ᭄ᴾᵘᵗᵃᵉ_𝐖𝐈𝐋𝐆𝐀⛅️🍒⃞⃟🦅
aku tim Manu Killa
➳ᴹᴿˢ᭄ᴾᵘᵗᵃᵉ_𝐖𝐈𝐋𝐆𝐀⛅️🍒⃞⃟🦅
mau aja kill sama manu panas panasin dia lah biar delmal cemburu
Rahimab Ima
kehidupan Aiden dan Sasa setelah nikah gimna yaa jadi penasaran
Rahimab Ima
sejauh ini baru ikut komen
🥹😭😭dada aq Thor sesak juga baca chapter ini
Rahimab Ima
antara Miko dan ray
Amalia Khaer
bahaya bener ya pergaulan anak SMA
Amalia Khaer
Sasa
Amalia Khaer
liat hp nya hadehhhh
Amalia Khaer
kira2 siapa yaa dalangnya
Amalia Khaer
ahahahaaaa rasain Del. pengen jdi penyelamat sang mantan yaa jdi hrus bnget sndirian nolongnya.
Amalia Khaer
sayangnya GK bisa liat karmanya Sasa krna mening**l
Amalia Khaer
yakin 100% persen ank Rey Klo GK salah 🤣
Amalia Khaer
Sasa pastinya
Borahe 🍉🧡
Posesif amat pak hahah
Amalia Khaer
🤣😂😂😂😂
Amalia Khaer
pengen muntah.
belajar dri sikapnya Del yg terdahulu, awalnya manis berakhir dengan kata2 yg bener2 GK masuk di akal saking sakitnya.
Amalia Khaer
ckk.. msih rapuh pendiriannya si Kila. jgn kalah dri si Delmar dong, Kil. KLO GK di tegasin, bakal semena2 dianya
Amalia Khaer
ck.. knpa kamarnya TDK di kunci sih
Amalia Khaer
bener2 ngeblank gue liat pola pikir si Del ttg suami istri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!