DI NIKAHI ANAK MAJIKAN

" Tuh, semua bukti kejahatan masa lalu kamu Rini. Dari  foto chattingan kamu sama orang suruhan Kamu pembunuh bayaran yang kamu suruh, hingga bukti transferan Kamu kepada mereka pun ada. Foto kalian semua bertemu pun juga ada. Mau bukti yang seperti apa lagi Rini yang Kamu mau lihat hah ," bentak Mama Sonia kesal sambil melemparkan semua foto - foto itu di depan muka Rini.

Sekilas foto yang berterbangan di hadapannya itu, terpampang jelas foto dirinya, suaminya dan juga orang - orang yang Dia suruh itu. Saat melakukan pertemuan tertutup di rumahnya itu. Wajah Rini langsung pucat pasi itu. Dan tubuhnya tiba - tiba saja langsung bergetar hebat dan mengeluarkan banyak sekali keringat. Seperti habis berolah raga lari mengelilingi bundaran HI selama 100 x putaran itu.

" Gimana Rini, apa bukti - bukti yang saya bawa itu cukup buat Kamu senam jantung malam - malam seperti ini ?," tanya Mama Sonia meremehkannya.

Tante Rini hanya bisa diam saja sambil menggigit - gigit bibir bawahnya sendiri itu. Dengan wajahnya yang pucat pasi, panik banget.

" Kenapa Rini, kok kamu malah diam saja. Gak mau gitu nantangin Aku. Kayak Kamu nantangin Anak Aku dan Adik Aku tadi. Dari tadi Aku lihatin Kamu dari dalam mobil, Kamu itu kok angkuh banget, sombong banget. Kemana itu perginya sikap - sikap urakan Kamu barusan yang kamu pertontonkan di muka umum itu ?!," tantang Mama Sonia dengan tangannya langsung bersedekap di depan dada dengan wajahnya yang menantang itu.

" Yah nih, tadi saja gayanya selangit, sok - sokan nantangi Lastri. Sombongnya gak ketulungan banget Tante Rini. Sekarang di kasih bukti - bukti kejahatannya langsung diam maklakep tak bersuara. Malah jadi gagu bisu gitu ," timpal Lastri yang langsung menyindir Tante Rini yang berdiri di depannya itu, dengan wajah yang langsung pucat.

Hahaha ... rasakan Kamu Rini siapa suruh jahat. Nikmatilah masa - masa indah di dalam penjara sana ya, kumpul bareng sama suami Kamu, ibu Kamu juga. Duh - duh kasihan banget sih. Masih muda harus mendekam di dalam penjara. Rasakan Kamu 🤭🤣

" Silahkan Pak, kalau mau membawa pelaku sabotase mobil saya. Orang ini salah satu otak pelaku yang akan melenyapkan nyawa saya dan suami saya pak ," titah Sonia pelan penuh penekanan.

" Mbak Sonia, kamu ngomong apa. Kamu ngaco apa. Aku kesini cuma mau ambil sertifikat rumah Aku ," jawab Rini yang langsung kelabakan di buatnya.

" Kamu mau ambil ini kan Rini ," ujar Sonia sambil memamerkan sebuah sertifikat rumah yang sedang Sonia pegang saat ini sambil mengipas - ngipaskan di depan mukanya itu.

" Kembalikan sini sertifikat rumah Aku, itu punya Aku ," jawab Tante Rini yang masih tetap berusaha untuk merebut sertifikat rumah milik Mama Sonia itu dari tangan Mama Sonia.

Tapi  gerakan yang di lakukan Tante Rini kalah gesit dengan gerakan tangan Mama Sonia. Mama Sonia langsung buru - buru memasukkan kembali sertifikat rumah miliknya itu. Ke dalam Tas Hermes yang sedang Mama Sonia jinjing saat ini.

" Kamu mau sertifikat rumah Aku Rini. Langkahi dulu mayat Aku Rini, baru Kamu bisa mendapatkannya ," bisik Mama Sonia tepat di telinga Adik iparnya itu dengan tersenyum jahat menatapnya.

Bebera Polisi yang saat ini sedang  mendampingi Mama Sonia itu, lalu berjalan ke depan menemui Tante Rini. Salah satu otak pelaku sabotase mobil yang di kendarai Mama Sonia dan juga Papa Hendra saat malam natal itu. Yang di duga kuat di duga otak pelaku rencana pembunuhan malam itu.

" Selamat malam, atas nama Rini Wulansari. Kami dari Mabes Polri, Saya membawa surat penangkapan buat penahanan saudara Rini Wulansari, atas kasus rencana pembunuhan Kakak Kandung Hendra Firmansah dan juga kakak ipar saudara Sonia Bintang Wibisono ," ujar Salah Satu Petugas dari Kepolisian yang bernama Herman Sutrisno itu sambil menyerahkan sebuah amplop putih kepada saudara Rini Wulansari.

Rini dengan langkah yang ragu - ragu melangkah ke arah Bapak Herman Sutrisno itu yang langsung menyambar amplop yang berwarna putih itu dan dengan tangan yang gemetar Tante Rini lalu membukanya. Disana terlihat jelas tercetak tulisan tentang surat penangkapan dirinya, suaminya dan juga Ibunya.

Badan Rini langsung lemas wajahnya pun langsung pucat pasi. Tubuhnya langsung ambruk ke lantai rumah Retno. Rini tidak percaya, bahwa perbuatannya yang selama ini tertutup rapat selama 14 tahun ini. Kini harus terbongkar dengan cepat di hadapannya. Kejahatannya Rini di masa lalu itu, yang dirinya anggap sudah beres dan selesai. Tidak akan mungkin, pihak Kepolisian bisa mencurigainya sebagai otak pelaku rencana pembunuhan itu. Karena minimnya saksi - saksi di sekitar tempat kejadian perkara dan juga bukti - bukti yang di tinggalkan di tempat kejadian perkara saat itu. Karena di sekitar lokasi kejadian terjadi memang sangat sepi sekali dan juga kurangnya penerangan di jalan raya. Apalagi saat terjadinya kejadian saat itu, hujan deras turun. Hingga tidak ada satu pun saksi yang dapat melihatnya. Dan juga di sekitar kejadian perkara juga tidak terdapat cctv di jalan raya. Sehingga benar - benar sangat minim sekali bukti - bukti yang dapat memecahkan masalah kecelakaan itu terjadi.

Apalagi jasad ke dua korban kecelakaan tersebut pun sampai saat ini, tidak bisa di temukan. Makanya setelah 2 bulan penyelidikan kasus kecelakaan yang menimpa Mama Sonia dan juga Papa Hendra pun, harus terpaksa di tutup untuk selamanya. Karena tidak adanya saksi - saksi saat terjadinya kecelakaan pada saat malam kejadian. Dan juga minimnya bukti - bukti terjadinya kecelakaan pada saat itu 

Makanya pihak keluarga khususnya Ibu dan juga Retno harus dengan sangat amat terpaksa mengikhlaskan kepergian yang di alami Sonia dan juga Hendra saat itu sebuah takdir. Yang memang harus terjadi. Kepada Sonia dan juga Hendra.

Setelah kejadian malang yang di alami Sonia dan juga Hendra terjadi. Lastri anak mereka yang masih balita itu pun harus angkat kaki dari rumah milik orang tuanya sendiri. Karena Lastri kecil di usir oleh orang - orang jahat yang berhati iblis itu. Tersangkanya tidak lain dan tidak bukan. Rini dan juga Ibu Tiri dari Papa Hendra.

Mereka semua dengan teganya menguasai seluruh harta milik peninggalan Mama Sonia dan juga Papa Hendra. Padahal rumah yang di tempati itu adalag milik Mama Sonia jauh sebelum Mama Sonia menikah dengan Papa Hendra. Yang seharusnya itu jatuh di tangan Lastri sebagai satu - satunya ahli waris dari orang tuanya. Tapi malah, Lastri harus rela meninggalkan rumah milik Mama Sonia itu, di tangan orang - orang jahat seperti Tante Rini, suaminya dan juga Ibu Tirinya itu.