Akibat memiliki masalah ekonomi, Gusti memutuskan bekerja sebagai gigolo. Mengingat kelebihan yang dimilikinya adalah berparas rupawan. Gusti yang tadinya pemuda kampung yang kolot, berubah menjadi cowok kota super keren.
Selama menjadi gigolo, Gusti mengenal banyak wanita silih berganti. Dia bahkan membuat beberapa wanita jatuh cinta padanya. Hingga semakin lama, Gusti jatuh ke dalam sisi gelap kehidupan ibukota. Ketakutan mulai muncul ketika teman masa kecil dari kampungnya datang.
"Hiruk pikuknya ibu kota, memang lebih kejam dibanding ibu tiri! Aku tak punya pilihan selain mengambil jalan ini." Gusti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Klub Malam
"Ketawa lagi kau!" Gusti yang merasa malu, mengarahkan kepalan tinju ke wajah Elang.
"Kau itu lucu banget," komentar Elang. Dia lantas berhenti tertawa. Lalu mendekatkan wajah ke hadapan Gusti. "Memangnya kau nggak pernah nonton video dewasa?" bisiknya.
"Pernah. Tapi aku hanya melihat video yang kupunya. Itu pun kudapatkan dari teman SMA. Sudah lama sekali," sahut Gusti.
"Maksudnya kau cuman menontonnya secara berulang?" Elang merasa tak percaya dengan pernyataan Gusti.
"Iya." Dengan polosnya Gusti mengiyakan.
Elang terkekeh kembali. Namun itu tidak berlangsung lama. Sebab dia segera lanjut bicara. "Kau kayak masih hidup di zaman 90an saja. Sekarang ada internet. Kau bisa mendapatkan banyak video lewat sana. Nanti aku akan kirimkan linknya padamu," ujarnya sambil menepuk pundak Gusti.
Pembicaraan mereka terhenti ketika Widy kembali. Perempuan itu memberitahukan kalau dosen ingin bicara dengan Gusti.
Gusti pun menghampiri Pak Alan. Dia dan Widy ternyata terpilih untuk ikut kompetisi sebagai perwakilan kampus. Mengingat mereka memiliki nilai yang bagus dalam semester ini.
Gusti senang sekali bisa dapat kesempatan tersebut. Dia merasa kehidupannya berjalan dengan mulus sekarang.
Saat waktu menunjukkan jam tujuh malam, Elang datang menjemput Gusti. Mereka segera pergi bersama.
"Kita akan kemana?" tanya Gusti.
"Apa kau pernah ke klub malam?" Elang justru berbalik tanya.
"Enggak. Apa kita akan ke sana?"
"Menurutmu?"
"Bukankah tempat itu berbahaya. Di sana juga banyak orang mabuk bukan? Aku tidak bisa ke sana." Gusti merasa ragu.
Elang terkekeh. "Apa kau pikir pekerjaan yang kau geluti sekarang lebih baik dibanding meminum miras?" tanggapnya.
Gusti merasa tertohok. Dia lantas tidak bicara lagi. Tak lama kemudian dirinya dan Elang tiba di tempat tujuan.
Elang berjalan memimpin lebih dulu. Gema musik yang nyaring terdengar kian mendekat saat Gusti terus melangkah.
Ketika sudah memasuki klub malam, suasan gemerlap dan musik dj langsung menyambut. Gusti jelas tak terbiasa dengan semua itu. Namun Elang membimbingnya dan membawa masuk dengan rangkulan.
"Dinikmati saja, Gus!" kata Elang dengan suara tinggi karena musik yang bergema. Ia membawa Gusti ke ruangan VIP. Di sana sudah ada tiga teman Elang dan Rilly.
"Oh ini dia anggota baru kita!" seru Rilly. Menyambut kedatangan Gusti. Dia segera menarik lelaki itu dan menyuruhnya duduk.
Gusti dikenalkan dengan tiga rekan Elang. Mereka adalah Ridho, Nino, dan Anjas. Ketiganya menyambut Gusti dengan ramah.
Elang tampak menuang alkohol ke dalam gelas. Dia memberikan minuman itu untuk Gusti.
"Cobalah!" ujar Elang.
"Sepertinya nggak. Aku tak bisa meminum itu," tolak Gusti.
"Ayolah, Sayang. Kau akan menyesal kalau tidak mencobanya," bujuk Rilly.
"Bagaimana kalau kita ajak dia ke lantas dansa saja. Aku yakin dia pasti akan menarik perhatian banyak orang," cetus Anjas yang langsung disetujui Rilly dan lainnya. Mereka lantas membawa Gusti menari di lantai dansa.
Kala itu Elang memilih menonton dari pinggir saja. Dia tersenyum saat melihat Gusti mulai berusaha menikmati. Atensi Elang harus teralih ketika tak sengaja menangkap perempuan tidak asing.
Mata Elang memicing. Dia yakin cewek yang dilihatnya adalah Widy. Alhasil Elang memutuskan untuk mendekat.
Ternyata perempuan yang dilihat Elang memang adalah Widy. Perempuan tersebut tampak mengenakan pakaian minim. Hal yang paling mengejutkan Elang adalah, Widy terlihat bergelayut manja dengan seorang pria paruh baya.