NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 34 - LunArbi

Happy Reading..

..

...

Dua hari kemudian..

Luna sudah mulai bisa menerim kenyataan bahwa kekasihnya memang sudah tak lagi ada di dunia ini. Dan perasaan nya saat melihat sosok Arbian yang begitu mirip pun sudah mulai terkendali. Dia sudah tak merasakan sakit dan cemburu jika pria itu sedang bersama wanita lain. Karena memang yang dia cintai bukanlah Arbian melainkan Albian.

Saat ini gadis itu tengah menunggu seseorang yang katanya akan menjemputnya untuk makan siang bersama.

Tin ! Tin !

Suara klakson mobil berhasil menyita perhatiannya. Ia tersenyum saat kaca mobil itu terbuka memeperlihatkan sosok yang ia tunggu sejak tadi.

Ia mulai menangkahkan kakinya mendekat kearah mobil lalu masuk kedalam mobil tersebut.

" udah lama nunggu nya ?" Tanya pria itu.

" enggak kok , aku baru aja keluar " Luna masih tersenyum manis.

" maaf , tadi ada pasien darurat." Sesal pria yang tak lain adalah Dean.

" gak papa kak , itu udah jadi tugas kak Dean juga aku bisa ngert kok. "

Dean tersenyum mendengar penuturan itu. Tangannya terulur mengusap pucuk kepala gadis didepannya itu.

" makasih ya " Luna hanya mengangguk dengan senyuman yang tak luntur.

Dean membenarkan posisi duduknya , " so , kita mau makan kemana nih ?"

" ke kafe nya kak Nino boleh ? Aku kangen sama menu di kafenya kak Nino." Pinta Luna.

" of course , kita meluncur sekarang."

" let's go !!" Riang Luna.

Dean langsung melajukan mobilnya meninggalkan perusahaan Arbian menuju kafe milik Nino.

Sementara itu , tanpa mereka sadari di sudut halaman kantor sepasang mata menatap tajam kearah mereka dari dalam mobil.

Rahangnya mengeras , sedangkan kedua tangannya mencengkram kuat stir mobilnya.

" Sial. Kenapa hati gue ga terima liat kebersamaan mereka sih."

Dengan hati yang dongkol ia melajukan mobilnya tanpa arah.

*

*

*

Disebuah hotel berbintang , seorang pemuda baru saja menyelesaikan sebuah rapatnya dengan sepasang kekasih yang akan menggelar pernikahan mereka di hotel miliknya.

" terima kasih tuan Azka dan Nona Alena , karena sudah memilih hotel saya untuk melangsungkan resepsi pernikahan kalian."

Sepasang kekasih itu tersenyum begitu ramah , " sama sama tuan Bima , calon istri saya sangat menyukai konsep konsep yang anda dan team WO berikan." Jawab Azka.

" syukurlah jika begitu. Jadi kita sepakat ya tuan dan nona akan melangsungkan resepsi sebulan kedepan dengan konsep yang tadi sudah dipilih."

" betul tuan Bimo , kami menyerahkan semuanya pada kalian ." Alena ikut bersuara.

" baik , kami akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak membuat kalian kecewa "

" tentu , kami berharap yang terbaik untuk pernikahan kami kelak." Azka menatap calon istrinya dengan senyuman. " oh ya tuan Bima , sepertinya kami harus undur diri karena kami masih harus ke butik untuk melakukan fitting baju pengantin." Lanjutnya.

" oh , silahkan tuan Azka . Saya berdoa yang terbaik untuk pernikahan kalian kelak."

" terima kasih." Bima ikut mengantar klien nya itu dengan senyuman.

Bima berniat kembali ke ruangannya namun netranya tanpa sengaja menangkap sosok yang ia kenali. Ia menyipitkan matanya guna memperjelas penglihatannya hingga tak lam seringaian tercetak pada wajah tampannya itu.

" kalau dasarnya jalang , ya bakal tetep aja jalang. "

Berubah??

Heh , apanya yang berubah ? Dasarnya saja sudah rubah ya ga bakal bisa jadi kelinci yang menggemaskan. Tunggu saja, semuanya akan kembali terbongkar, pikir Bima. Lalu kembali melanjutkan langkahnya.

*

*

*

Dean dan Luna sudah berada di kafe milik Nino. Baru saja hendak menggandeng tangan Luna tiba tiba saja tangan itu terangkat seraya melambai lambai saat melihat Nino tak jauh di depan mereka.

" Kak Nino .." seru Luna ceria , tangannya melambai-lambai.

Dari kejauhan Nino yang mendengar seruan itu menoleh dan mengembangkan senyumnya pada Luna tak lupa tangannya ikut melambai seolah menyuruh Luna agar mendekat kearahnya.

Tentu saja , Luna langsung berlari kearah Nino dengan senyum cerianya tanpa sadar menarik tangan Dean.

" ayo kak Dean " ucapnya seraya menarik tangan Dean.

Dean yang tersentak Mau tidak mau Dean ikut berjalan dengan cepat menyamai langkah kaki Luna.

" kalian makan disini ?" Tanya Nino saat Luna berhasil menghampiri. Namun , matanya melirik pada genggaman tangan Luna dan Dean membuatnya tersenyum tipis. Bukan cemburu hanya saja ia merasa sepertinya Arbian sudah tak memiliki kesempatan lagi.

Disatu sisi, Dean tengah menahan mati matian senyumannya. Tadi ia berusaha menggenggam tangan gadis itu namun gagal , tapi sekarang justru gadis itu yang menggenggamnya.

" iya , kita mau makan disini. Aku kangen semenjak magang udah ga pernah mampir. Hehe" jawab Luna di akhiri cengiran. Saat matanya jatuh menatap kearah bawah. Spontan kedua bola matanya terbelalak.

" eh , maaf kak Dean aku ga sengaja " katanya seraya melepas tautan tangannya. Ia menggaruk leher belakangnya tak enak.

" ga masalah kok " jawab Dean dengan senyuman diwajahnya.

" yaudah ayok , kita makan diruangan gue aja gimana ?" Tawar Nino , karena kebetulan suasana kafe sedang ramai pengunjung.

" boleh " Luna mengangguk semangat.

*

*

" mau makan apa Lun , Yan . Ntar gue yang bilang ke karyawan gue." Tawar Nino saat mereka sudah berada diruangan nya.

" kayak biasa aja deh kak ." Sahut Luna. Nino mengangguk lalu menatap sahabatnya. " samain aja " jawab Dean saat Nino menatap kearahnya.

" oke deh , gue bilangin karyawan gue dulu."

Kemudian Nino pergi keluar menyisakan Luna dengan Dean didalam sana.

" Luna " panggil Dean.

" iya kak ." Luna meletakkan ponselnya di meja saat namanya di panggil.

Dean tersenyum kearahnya, senyuman yang jarang sekali ia tunjukkan pada wanita di luar sana.

" gimana ? Betah magang di kantor Arbian?" Tanyanya.

Huh ,,

Luna tak langsung menjawab gadis itu menghela napas sejenak. " betah dan nyaman sih kak, yah walaupun awal awal agak sedikit sulit buat aku tapi sekarang udah makin nyaman sih".

" Sulit kenapa? Ada yang bikin kamu kesulitan ?" Dean tampak khawatir takut gadisnya ada yang mengganggu disana.

" atau Arbian yang sering bikin kamu sulit?" Tanyanya lagi.

Luna terkekeh kemudian menggeleng , " enggak , enggak ada kok." Jawabnya. " awal awal ngerasa sulit karena yah harus satu gedung sama mantan. Tapi , sekarang saat udah tau fakta nya udah mulai lebih biasa aja sih."

" fakta ? Fakta apa ?" Dean memicingkan matanya.

" fakta kalo sebenernya , kak Arbian itu bukan Kak Bian pacar aku " mata Luna berkaca kaca , sedangkan Dean sudah membelalakkan matanya kaget.

Arbian udah jujur masalah Albian , pikirnya dalam hati.

" ternyata selama ini kak Arbian adalah kembaran dari Albian yang harus pura pura jadi pacar aku." Imbuhnya.

" harusnya , aku sadar ya kak dari awal. Perbedaan mereka yang terlihat jelas. Albian yang hangat dan ramah tiba tiba mendadak dingin dan datar. Aku juga sih yang salah dulu ga terlalu dengerin nama lengkap pacar aku sendiri makanya pas tau nama kak Arbian aku pikir orang yang sama." Luna menatap Dean yang juga menatapnya.

" dia udah kasih tau dimana makam kak Bian , tapi..." Luna menunduk seraya menggigit bibirnya kuat.

Dean mengulurkan tangannya mengusap pelan pundak mungil itu.

" Lun.." lirihnya.

" aku .. aku ga nyangka ternyata laki laki yang aku cintai udah ninggalin aku untuk selama lamanya kak. Dan parahnya , aku baru tau ." Luna tak mampu membendung air matanya lagi untuk tak jatuh.

Dean menarik tubuh yang kini bergetar akibat isakan itu. Tangannya mengusap lembut punggung gadis itu.

" hussh... udah ya Lun jangan nangis lagi oke ."

" hikksss... aku .. aku ngerasa bersalah karena selama ini udah mikir yang enggak enggak sama dia kak. Aku pikir dia selingkuh dan udah lupain aku karena perempuan lain. Tapi ternyata mereka dua orang yang berbeda." Isaknya.

Dean menggigit bibirnya , matanya juga memerah . Ia juga ikut andil dalam kesedihan gadis didepannya. Karena , selama ini dia juga tau masalah ini.

" Lun .. sekarang udah tau kalo Albian udah ga ada . Lebih baik kamu ikhlasin dia dan kirim doa untuknya ."

Luna mengangguk " iya kak , pasti itu."

" yaudah sekarang jangan nangis lagi , nanti kalo Nino dateng yang ada disangka dia kakak macem macemin kamu." Canda Dean.

Luna menghapus air matanya , " iya kak , maaf ya ."

" gapapa , sekarang udah lebih tenang setelah nangis ?" Luna mengangguk. Namun detik selanjutnya langsung tersentak kaget melihat kemeja Dean yang basah karena ulahnya. "Astaga".

" kenapa Lun ?" Dean khawatir.

" itu kak .."

" itu apa?" Dean menaikkan satu alisnya heran.

" kemeja kakak jadi basah karena air mata dan ingus aku." Cicit Luna.

Dean melihat kearah kemejanya dan benar saja 'basah'. Lalu menatap wajah Luna yang merasa bersalah , ia terkekeh geli merasa gemas melihat raut itu.

" ga papa kok Luna ." Dean mengacak rambut Luna gemas.

" iihh jangan di acak dong rambut aku , nanti berantakkan" Kesal Luna.

Bukannya merasa bersalah pemuda itu justru semakin tertawa keras.

Ceklek !!

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!