Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.
"Tolong beri aku kesempatan."
"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan Raf
Regi diam, perkataan Rani ada benarnya juga, tetapi dia tidak mau jika Melati celaka. “Oke. Tapi, jika rencana ini gak berhasil, jangan berbuat nekat apalagi sampai menghilangkan nyawa.”
Gadis itu tertawa mendengar perkataan Regi. “Gue gak segila itu, berani bunuh orang.”
***
Rafaly Thamana sedang sibuk dengan tugas kuliahnya, tiba-tiba dapet pesan dari nomor tidak dikenal. Membuka pesan tersebut, alangkah terkejut, kesal, marah kini dirasakan. Foto seorang lelaki dan Melati tengah tertidur. Raf berusaha tidak percaya dengan apa yang barusan dilihat. Melati tidak mungkin begitu, pikirnya.
Detik berikutnya, ponsel kembali mendapat notifikasi, pesan dari Melati. Gadis itu ngajak ketemuan. Raf setuju, sekalian dia ingin cari tahu tentang foto itu. Setelahnya dia bersiap berangkat menggunakan motor. Kali ini tujuan utamanya taman bunga dekat sekolahnya dulu, Melati ingin bertemu di sana.
Raf datang terlebih dahulu, duduk menunggu lumayan lama, dan Melati belum kunjung datang membuat laki-laki itu agak kesal. Sementara Melati, melihat Raf dari kejauhan, dia berjalan mengendap-endap, tujuannya memberi kejutan dengan membuat sang pacar kaget, setelah tepat di belakangnya.
“DORR!”
“Apaan, sih, gak kaget. Lama banget, aku nunggu hampir sejam. Hari ini banyak tugas dari Dosen, dan kamu buang-buang waktu aku!”
Senyum Melati perlahan memudar. Tidak menyangka, Raf akan bilang begitu. Biasanya gak pernah protes jika dirinya terlambat.
Gadis itu minta maaf, memberikan kue brownies kesukaan Raf, sengaja dia membuatnya sendiri. Reaksi laki-laki itu biasa aja, tidak ada senyuman manisnya, padahal Melati merindukan itu.
“Ngapain ajak ketemuan? Mau ngomongin apa? Cepetan.”
“Pengen ketemu kamu aja, tadi aku buat kue itu spesial buat kamu. Cobain, ya?”
Melati menyuapi Raf kue dengan tangannya, terpaksa laki-laki itu membuka mulut, memakannya sedikit. Melati bertanya enak gak kue buatannya, Raf hanya menjawab dengan deheman, tidak ada senyuman apalagi pujian.
Heran, dengan sikap lelaki itu membuat Melati berpikir, apakah dia membuat kesalahan besar? Atau gara-gara terlambat datang. Ah, dia pusing sendiri.
“Kamu lagi dekat sama orang?” tanya Raf, setelah lama saling diam. Melati menggeleng, jujur saat ini dia tidak dekat dengan siapa pun, bahkan dia sibuk di toko membantu Ibu.
“Bener, gak lagi dekat sama lelaki?”
“Enggak, Raf. Aku sibuk di toko bantu Ibu, kalaupun aku deket sama laki-laki palingan sama adik aku, Dity.”
Laki-laki itu memalingkan wajah, ia merasa Melati gak jujur. Ini membuktikan kalau foto itu benar, dan dia gak menyangka padahal tadi sempat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Melihat Melati tidak jujur, membuat Raf semakin muak.
“Ada yang mau diomongin lagi gak?”
Melati bingung, sikap Raf membuatnya canggung, tidak seperti biasanya. Hening, keduanya sama-sama diam. Lama-kelamaan laki-laki itu bosan, memilih memainkan ponsel, tidak pedulikan Melati.
“Gak akan ada yang mau dibicarakan lagi kan? Kalau gitu gue pulang, sahabat gue ada di rumah nungguin.”
Laki-laki itu pergi setelah menerima pesan dari Rani. Wajahnya terlihat bahagia, berbeda dari sebelumnya yang kusam. Melati tersenyum kecut, ditinggalkan begitu saja.
Raf tidak ada niatan mengantarnya, bukannya gadis itu ingin diantar, tetapi setidaknya ada ucapan yang mengenakan untuk didengar.
Pulang dengan menggunakan angkutan umum, membawa kembali kue yang tidak dihabiskan, laki-laki itu hanya makan sedikit.
Dalam benaknya masih memikirkan sikap Raf yang tidak biasa. Perubahan itu terjadi, dia bingung harus dengan apa mengatasinya.
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja