NovelToon NovelToon
Just You

Just You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Sesampainya disana dia tidak menemukan keberadaan Sinka disana namun dia berinisiatif untuk menunggu mungkin Sinka belum menuju ke cafe itu.

Setelah menunggu beberapa menit dan benar dugaan Jevan, Sinka memasuki cafe itu dan memesan sebuah minuman. Dia langsung berdiri dan memanggilnya.

"Sin" panggil Jevan

Mendengar namanya dipanggil dia terkejut dengan suara itu, suara yang dia kenal namun dia tidak ingin berpaling. Melihat Sinka tidak merespon, Jevan melangkah menuju Sinka yang duduk di pojok cafe itu dan Sinka terkejut ternyata dugaannya benar yang memanggilnya adalah Jevan.

"Apa kabar?" Jevan menanyakan kabar Sinka setelah sekian lama tidak bertemu

"Baik" jawab datar Sinka

"Sekarang kamu kerja dimana?"

"Disekitar sini, ini baru istirahat"

"Wahh pasti kerjaan kamu banyak yah baru istirahat sekarang" balas jevan melihat jam tangannya

"Kamu mau ngapain?" Tanya Sinka merasa tidak nyaman

"Sin aku kangen sama kamu" jawab jujur jevan

"Kangen?" Sinka mengerutkan dahinya

"Iya udah lama kita ngga ketemu" jevan memegang tangan Sinka

"Terus"

"Sin jujur sama aku, kamu lagi sakit?" Tanya jevan apakah ucapan vino benar

"Sakit?"

"Iya sakit, kamu lagi sakit?"

"Ngga kok, kamu tau dari siapa?" Dalih Sinka

"Kamu ngga usah peduli aku tau darimana tapi aku pengin kamu jujur, kamu lagi sakit?" Jevan tetap kekeuh bertanya

"I...iya" Sinka menundukkan kepalanya

"Sakit apa?"

"Ke...kerusakan pankreas" jawab Sinka terbata-bata

"Beneran itu?"

"Bener udah dari kecil dan setiap 2 hari sekali aku harus ke RS buat check up" jawab Sinka sekarang mengalir air matanya

"Sin kenapa ngga bilang sama aku?" Jevan yang menyayangkan Sinka menutupi itu

"Buat apa?" Sinka melepaskan tangannya

"Seandainya kamu bilang sama aku, aku rela dan mau membahagiakan kamu sin" jawab jevan meyakinkan Sinka

"Ngomong apa sih kamu, aku udah bahagia sekarang" elak Sinka

"Kamu bohong sin, dari mata kamu keliatan kamu lagi sedih"

"Sok tau kamu" bantah Sinka

"Sin please kasih aku kesempatan" jevan kembali memohon

Sinka menggelengkan kepalanya, "Ngga Van aku ngga mau nambah beban lagi"

"Sin dengerin aku, kamu bukan beban dan kamu itu butuh orang disisi kamu" jevan kembali meyakinkan Sinka

"Ngga Van sekarang kamu pergi atau aku yang pergi" Sinka tetap kekeuh

"Sin dengerin aku..."

"Udah Van, aku udah cape banget" Sinka meninggalkan jevan disana

"Sin... Sin"

Sinka meninggalkan jevan di cafe itu dan dia merasa bersalah namun dia tidak kehilangan akal, dia berniat mengikuti Sinka menuju kantornya dan menunggu jam pulang kantornya.

*

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya Sinka keluar dari kantornya dan menuju halte bis dan saat itu juga Jevan menghampiri Sinka yang sedang menggu bis.

"Sin sini bareng" jevan menawarkan tumpangan

"Ngga dulu Van" tolak Sinka

"Udah gpp sekalian ngirit juga" jevan bersikeras

"Iya deh" Akhirnya Sinka naik mobil Jevan

"Ini kamu mau pulang?" Tanya jevan memastikan tujuannya

"Ngga, aku mau ke RS dulu" jawab Sinka memalingkan wajahnya

"Mau check up?"

"Mau tidur, iya check up lah"

"Hehehe iya deh iya santai kali" kekeh jevan

"Udah jalan aja"

"Ok siap"

Akhirnya Jevan menancapkan gasnya menuju RS yang ditunjuk oleh Sinka. Sesampainya disana Sinka langsung turun tanpa menghiraukan Jevan disana, namun Jevan memiliki ini inisiatif untuk turun juga dan mengikuti Sinka.

Saat menunggu gilirannya, dari raut wajah Sinka terlihat khawatir namun dia tidak ingin menunjukkannya pada Jevan namun usaha dia gagal karena Jevan mengetahui Sinka sedang khawatir tentang penyakitnya. Jevan berinisiatif memegangi tangan Sinka dan Sinka terkejut dengan itu.

"Kamu tenang aja ada aku disini jagain kamu" jevan mengembangkan senyuman manis pada pujaan hatinya

Sinka tidak mengacuhkan ucapan Jevan dan tetap mengkhawatirkan kondisinya. Beberapa saat kemudian nama dia dipanggil untuk masuk ke dalam ruang dokternya.

"Gimana kondisinya dok?" Tanya jevan setelah Sinka melakukan pemeriksaan

"Kalo boleh tau anda siapa mba Sinka?" Tanya balik dokter tentang status jevan

"Saya pacarnya dok" bohong jevan

"Bukan dok dia orang lewat aja" elak Sinka

"Udah udah, kita ngobrol di ruang Konsul aja"

"Baik dok"

Dokter dan Jevan meninggalkan Sinka yang sedang tiduran di bangsal pemeriksaan.

"Gimana dok?" Tanya jevan karena Sinka sedang menundukkan kepalanya

"Kondisi mba Sinka sudah membaik tapi.." ucap dokter nemuin tertunda

"Tapi apa dok?"

"Saya tidak tahu apakah ini akan bertahan lama atau akan membuat Sinka drop lagi" jawab dokter setelah melengkapi ucapannya

"Apakah bisa disembuhkan dok?" Tanya jevan kembali apakah penyakit Sinka dapat disembuhkan

"Saya tidak bisa memastikan, yang paling mungkin kita berdoa saja semoga mendapatkan hidayah dari Tuhan" ucap dokter hanya bisa berharap

"Iya dok, tapi selama itu apakah akan ada tindak lanjut perawatan untuk Sinka?"

"Mungkin 2 kali seminggu Sinka harus check up agar saya bisa memantau perkembangannya" saran dokter untuk perawatan Sinka

"Baik dok nanti saya sampai ke Sinka"

"Ok mas kalo gitu, dijaga ya mas pacarnya"

"Baik dok kalo gitu saya permisi"

Jevan memanggil Sinka dan mereka berdua meninggalkan ruangan dokter itu. Selama perjalan menuju rumah Sinka, mereka berdua hanya terdiam dalam keheningan suasana mobil.

"Sin" panggil jevan membuka obrolan

"Apa?"

"Kenapa kamu ngga buka hati buat aku?" Tanya jevan

Sontak Sinka menghadap jevan, "Emang harus?"

"Ngga harus sih tapikan kamu udah liat Vino sudah punya yang lain" jawab Sinka agar dia dapat menerima kenyataan

"Terus kenapa?"

"Gpp sih aku cuman ngga mau kamu sakit hati aja" jevan yang tidak ingin sakit hati apalagi dirinya sedang sakit secara fisik

"Selagi masih pacaran bisa dialihkan" elak Sinka yang masih berharap pada Vino

"Sin jangan egois, kamu bisa mencintai seseorang selain Vino" bujuk jevan

"Kamu kenapa sih ngatur aku?" Elak Sinka

"Aku ngga mau kamu sakit hati apalagi kondisi kamu lagi kek gini" jevan yang khawatir dengan kondisi Sinka

"Jadi kamu kasian sama aku?" Sinka menduga jevan hanya kasihan pada dirinya

"Bukan gitu..."

"Udah lah turunin aku" pinta Sinka

"Kok gitu sin"

"Turunin aku sekarang!!" Sinka meninggikan nada bicaranya

"Ngga sin rumah kamu masih jauh"

"SEKARANG!!" Teriak Sinka

"Iya ya sin"

Mobil Jevan menepi di pinggir jalan dan tanpa ada aba-aba Sinka langsung keluar dari mobil dan memanggil taksi, Jevan yang tidak tega mengikuti laju taksi itu menuju rumah Sinka.

*

Setelah kejadian itu, Shani lebih 'bucin' pada vino agar Vino tidak mendiamkan dirinya lagi apalagi kejadian sebelumnya membuat dirinya tidak bisa melihat Vino yang dia kenal lagi. Sama seperti halnya ini Vino sedang ada kunjungan kerja ke Bali namun Shani tidak menyetujui kepergian Vino dan setelah melalui bujukan dan sempat Shani ingin ikut bersama dengan Vino akhirnya Shani luluh dan membiarkan Vino laksanakan pekerjaannya karena tidak ingin berdebat dengan Vino apalagi mereka sedang menghadapi masalah diantara mereka berdua.

Namun ada ide yang terbesit dipikiran Shani untuk menyusul Vino untuk pergi ke Bali, tetapi setelah mengingat kejadian kemaren Shani harus berhati-hati pada Jevan.

"Permisi pak" Shani mengetuk pintu kantor jevan

"Ya masuk" jevan mempersilahkan

Shani masuk ke dalam kantor Jevan. "Ada apa Shan?"

"Gini pak, saya ingin ijin selama 3 hari" ucap Shani

"Tumben kenapa kamu ijin?" Jevan yang bingung

"Ingin mengunjungi orangtua saya" jawab Shani yang berbohong

"Ohh gitu ok saya kasih kamu waktu 3 hari untuk libur" jevan mengizinkan Shani untuk izin

Shani kebingungan dengan jawaban jevan, "Kok libur pak, saya ingin ijin saja"

"Saya tau kamu rindu dengan sahabat saya jadi saya ijinkan" jevan mengetahui niat Shani

"Kok"

"Tenang aja Shan saya salah ke kamu dan Vino dan saya ingin menebusnya dengan ini" jevan mengakui kesalahannya dan juga membuat hubungan Shani dan Vino mengalami kesalahpahaman

"Baik pak saya paham, sebelumnya terimakasih"

"Ya Shan, ya sudah kamu pulang saja persiapan barang-barang kamu"

"Baik pak kalo gitu saya permisi" pamit Shani

Shani langsung meninggalkan kantornya dan menuju rumah Vino untuk mempersiapkan barang-barangnya.

*

Sesampainya di Bali, Shani tidak menuju penginapan namun dia langsung menuju tempat vino sedang melakukan kunjungan kerja agar dia bisa mengawasi dan juga menginap satu tempat dengan Vino.

Sesampainya di tempat, Shani mengamati Vino dari jauh. Dia melihat Vino yang fokus dan serius mengerjakan pekerjaannya, namun ada seorang wanita yang menghampiri Vino membawa bungkusan dan itu membuat Shani kesal.

Namun Vino menolak bungkusan itu dan wanita itu meninggalkan Vino dengan keadaan menundukkan kepalanya dan itu membuat Shani senang karena Vino masih menjaga hatinya.

Setelah mengawasi beberapa lama, akhirnya Vino menyelesaikan pekerjaannya dan meninggalkan lokasinya dengan cepat Shani mengikuti Vino yang sudah menaiki mobil.

Sesampainya di villa dekat lokasi kerja Vino, Shani langsung turun dari taksi agak jauh agar vino tidak mengetahuinya. Namun pada saat setelah membayar taksi, Shani kehilangan jejak Vino yang padahal sudah berada di villa. Shani mencari keberadaan Vino, namun ada sebuah tepukan di pundak Shani yang membuat Shani terkejut dan berusaha memukul orang yang menepuk pundaknya.

Tepat di perut orang itu pukulan Shani dia daratkan dan membuat orang itu kesakitan karena pukulan Shani yang cukup kuat, menyadari orang itu kesakitan, Shani melihat siapa yang menepuknya. Ternyata orang itu adalah Vino yang menggunakan Hoodie yang tidak Shani ketahui karena sebelumnya Vino menggunakan jas.

"Ya Allah kak maaf yah" Shani membantu Vino

"Kenapa pukulan kamu sakit banget sih" eluh vino menahan rasa sakit pada perutnya

"Maaf kak aku kira orang jahat jadi aku pukul" Shani memohon maaf

"Tapi diliat dulu lah, aduh sakit banget" vino meringis kesakitan

"Maaf yah kak, sini aku bantu"

Vino menganggukkan kepalanya dan Shani membantu Vino untuk berdiri dan menuju villa tempat Vino beristirahat. Sesampainya disana Shani membawa vino menuju kamar dan mendudukkannya di tepi kasur.

"Mana yang sakit kak?" Tanya Shani

"Disini Shan" vino menunjuk perutnya

"Maaf kak aku ngga tau itu kakak" Shani mengelus perlahan perut Vino

"Iya sayang gpp, kok kamu ada disini?" Tanya Vino yang melihat Shani tiba-tiba di Bali

"Aku pengin ketemu kamu kak" jawab Shani menundukkan kepalanya

"Kan di rumah bisa sayang" jawab Vino

"Tapi aku pengin sama kakak terus"

"Nanti kerjaan kamu gimana?" Tanya Vino tentang pekerjaan Shani

"Aku udah ijin sama pak jevan buat libur" jawab Shani

"Ohh"

"Maaf yah kak" ucap Shani yang merasa bersalah

"Iya sayang" vino mengelus kepala Shani dan tersenyum

Melihat itu Shani sedikit senang, "Masih sakit ngga kak?"

"Udah mendingan kok, kamu bisa mukul sakit banget gini sih Shan" vino yang tak habis pikir

"Dulu pas kecil aku sempet ikut pencak silat kak jadi yah lumayan buat bela diri" balas Shani yang sempat mempelajari seni beladiri

"Hebat yah pacarku ini" ucap bangga Vino pada Shani

Sontak wajah Shani memerah setelah mendapatkan pujian, "Biasa aja kok kak"

"Terus kamu kesini mau nginep atau cuman mau liburan aja?" Tanya Vino dimana Shani tinggal

"Maunya sih nginep tapi takut aku gangguin kakak" jawab Shani sedikit takut pada Vino

"Ngga kok sayang, ya udah kan di villa ini masih ada kamar kosong kamu disini aja yah" Vino menawarkan untuk menginap di villanya

"Gpp kak?"

"Ya Allah gemesin banget pacarku ini" Vino langsung mencubit pipi Shani

"Ihhh kak nanti tambah melar pipinya aku" eluh Shani berusaha melepaskan tangan Vino

"Gpp sayang aku tetep suka kok"

"Ihh udah ah aku mau ambil koper dulu"

"Iya Shan"

Shani menuju depan pintu villa karena koper yang dia bawa disana selama membantu Vino masuk ke dalam. Setelah masuk ke dalam, Shani melihat vino sedang memasak sesuatu di dapur dan itu membuat Shani senang namun juga kesal karena ada seseorang yang sedang mendekati vino walaupun vino sering menolak namun orang itu tetap mendekati Vino.

Setelah menyelesaikan masakannya, vino menaruh makanannya di meja makan dan dia dikejutkan dengan Shani yang berada disana dengan wajah cemberutnya.

"Astaghfirullah Shan ngagetin aja" Vino yang terkejut melihat Shani disana

"Perempuan yang pas di proyek itu siapa?" Tanya Shani tentang wanita yang dia lihat sebelumnya

"Perempuan?" Vino yang bingung

"Itu yang bawain kamu bungkusan" Shani memberikan petunjuk

"Ohh itu, dia asisten aku" akhirnya Vino mengingat siapa wanita itu

"Kok kayak Deket gitu" sindir Shani

"Mana ada sayang, aku selalu jaga jarak sama dia" balas Vino yang memang dia menjaga jarak pada asistennya itu

"Terus kenapa dia bawa bungkusan itu ke kamu?" Tanya Shani

"Itu makan siang Shan tapi aku nolak soalnya aku udah siapin bahan makanan disini" jawab vino pada saat itu melihat isi bungkusan itu

"Beneran?"

"Kalo aku boong, kamu tadi liat kan" balas Vino menduga Shani telah melihat semuanya

"Iya sih, tapi kenapa sama dia? Kan di kantor kamu bukannya ada Krishna yah" Shani yang tak habis pikir

"Dia lagi ada proyek lain sayang jadi aku utus dia dan aku kesini" jawab Vino kenapa dia tidak bersama adik Shani itu

"Kok aku ngga tau sih" sindir Shani kembali

Vino memegang tangan Shani, "Maaf yah sayang sampe kamu nyusul kesini"

"Ya aku kesel lah, apalagi kita habis ada masalah barangkali kamu juga mau nyari masalah" Shani yang kesal dengan wanita itu

"Ngga dong aku orangnya ngga gitu"

"Iya deh iya, kamu masak apa?"

"Kesukaan kamu ini, bakso sapi" jawab Vino memberikan semangkuk makanan yang telah dia buat

"Bakso, kok kamu bikin ini?" Shani yang kebingungan

"Hehehe tadi aku ngga sengaja liat di supermarket ada daging lagi diskon dan kualitasnya lumayan jadi aku beli lumayan banyak, ya aku jadiin bakso aja biar gampang" jawab Vino kenapa dia membaut bakso sapi

"Kamu yah kak, ya udah yuk makan"

"Iya sayang"

Akhirnya mereka berdua akur kembali dan menikmati makan siang bersama dan diselingi dengan obrolan ringan.

*

Di lain tempat, Okta masih menunggu kedatangan vino yang sudah janji akan menjemputnya namun tidak ada balasan lagi darinya dan itu membuat Okta kesal. Melihat Okta sedang mondar-mandir di depan teras rumah Haikal, Gracia yang sedang mengobrol dengan istrinya Haikal memutuskan untuk menghampiri Okta.

"Ota" panggil gracia

"Ehh kenapa gre?" Okta melihat Gracia menghampirinya

"Kamu lagi kenapa kok daritadi mondar-mandir?" Tanya Gracia melihat tingkah Okta sedari tadi

"Ini aku nungguin temen aku buat jemput kita tapi ngga Dateng Dateng terus dihubungi ngga bisa" jawab Okta yang kesal dengan Vino

"Mungkin lagi di perjalanan ya sabar yah" Gracia meminta Okta untuk bersabar

"Iya deh, kamu udah makan?"

"Baru selesai tadi, kamu makan sana daritadi mondar-mandir Mulu" pinta Gracia

"Hehehe maaf yah, aku makan dulu ya" kekeh Okta

Gracia menganggukkan kepalanya dan masuk bersama ke dalam rumah Haikal untuk makan siang. Sesaat sedang makan siang, ponsel Okta berdering dan melihat disana Krishna menelpon dirinya membuat Okta bingung kenapa Krishna yang menelpon dirinya.

"Assalamualaikum kak Okta"

"Walaikumsalam kenapa krish?"

"Aku tadi dapet kerjaan sama kak vino buat jemput kak Okta"

"Loh kok Lo yang jemput?"

"Iya ka, kak vino lagi ada urusan di Bali"

"Hadehh tuh anak, ya udah gw sharelock lokasinya yah"

"Ok kak"

Okta menutup telponnya dan kembali melanjutkan makan siangnya dan pada saat itu Gracia yang berada di dapur menghampiri Okta.

"Tadi siapa yang nelpon ta?" Tanya Gracia duduk disebelahnya

"Itu asistennya Vino" jawab Okta setelah menutup telponnya

"Terus kenapa ta?"

"Dia yang jemput kita, Vino lagi di Bali" jawab Okta

"Bali?" Gracia terkejut mendengar kata 'Bali'

"Iya kok kamu kaget gitu?" Okta yang bingung melihat Gracia

"Itu Shani sempet bilang mau ke Bali" jawab Gracia kenapa dia terkejut

"Apa mungkin dia nyusul Vino?" Dugaan Okta

"Mungkin sih"

"Ya udah kamu siap-siap aja yah nanti kalo udah Dateng aku panggil" pinta Okta

Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya ta"

Gracia menuju kamar tamu untuk membereskan barang-barangnya dan Okta segera menyelesaikan makan siangnya.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!