" hey dia bilang kenapa?" ucap Queen dalam hati
" jadi Lo pikir gue mau dansa sama Lo, gue nggak minat dan Lo ingat Lo duluan yang narik tangan gue" ucapku kesal saat pinggangnya dicengkeram erat oleh Luke
" lepas gak tangal Lo" ucapku sambil berusaha melepaskan tangan Luke dari pinggangku tapi Luke malah semakin mengeratkan tangannya
"tunggu sampai selesai, aku akan lepas sendiri" ucapnya dengan tenang
Tak berselang lama musik pun berhenti dan itu menandakan bahwa pesta dansa juga telah usai
" Sekarang lepas, atau Lo udah nyaman yah peluk pinggang gue" ucapku menggoda Luke sambil mengalungkan lenganya
"kenapa rasanya nyaman banget dan mungkin dia salah satu perempuan yang bisa aku sentuh selain keluargaku" ucap luke dalam hari
"Ck, siapa yang nyaman ini juga mau dilepas, pinggang kecil kayak gitu nggak akan buat nyaman" ucapnya dan langsung pergi meninggalkan ku yang bengong sendiri karna ucapannya
yang mau tau cerita lengkapnya yuk mampir happy reading...🌹🌹✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani Ghazali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
" Tidak apa tuan, kan sudah memang tugas saya sebagai seorang bawahan mengikuti perintah dari atasan saya, yah walaupun itu diluar jam kerja sih dan melibatkan saya dengan orang luar, yah mau gimana lagi, ini resiko bekerja dengan orang yang kan tuan" ucapan Queen itu seolah sedang tersakiti
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu tuan dan Nyonya terimakasih kasih" ucap Queen sambil tersenyum tulus kepada ayah dan bunda Luke
"Hmm" bunda Luke hanya berdehem dan pergi meninggalkan semua yang ada disana sedangkan sang suami atau ayah Luke hanya diam sedari tadi tak menanggapi apapun dan memilih mengikuti permainan yang diatur keponakannya itu
"Yuk Queen kita pergi" ucap Aghni menarik ku keluar dari rumah sedangkan aku hanya menunduk dengan raut wajah sedihku tak membalas perkataan Aghni tapi tetap mengikutinya
Tapi sebelum benar benar keluar aku menoleh kearah Luke lebih dulu dan disaat yang bersamaan Luke juga menoleh kearah ku dan tatapan kami saling mengunci satu sama lainnya tapi posisi ku saat ini tidak membuat tatapan itu bertahan lama, Aghni terus menarik ku sampai keluar tanpa menoleh sedikitpun
Sesampainya aku dan Aghni diluar dan masuk kedalam mobil milik Aghni yang ada disana
" Maaf yah Queen kalau aku menarik mu terlalu kasar tadi" ucap Aghni setelah duduk didalam mobil
"It's oke, ini kan juga bagian dari rencanamu tadi" ucapku sambil sesekali mengusap lenganku yang terasa kebas
"Oh iya, aku akan mengantarmu pulang, dimana alamatmu" ucap Aghni sambil menyalakan mesin mobilnya
"Di Apartemen Q&E" ucapku
yahh perusahaan Q&E bekerja diberbagai bidang termasuk Apartemen yang ditempati oleh Queen itu
"Wow, kamu tinggal disana, karna setau ku sih disana apartemen itu semua anak dari orang yang berpengaruh, karna yahh, kamu tau sendiri lah harga disana sangat menguras kantung, aku aja nih yang punya keluarga yang bisa dibilang berkuasa disini tapi tidak bisa membeli salah satu unitnya, padahal aku sangat ingin tinggal disana, karna disana letaknya sangat strategis dekat dengan kampusku, mall, dan berbagai perusahaan besar" ucap Aghni panjang lebar
"Iya disana sangat mahal dan mewah, tapi itu bukan Apartemenku tapi punya pamanku" ucapku sedikit berbohong tentang identitas ku
"Ohh, tapi tetap saja kamu sangat hebat bisa tinggal disana" ucap Aghni yang tetap memuji ku
"ohh iya Queen, kamu dan teman teman mu punya waktu kumpul yah?, aku juga mau ikut dong" ucap Aghni
"Palingan juga weekend karna kita semua kerja jadi yahh tunggu Weekend aja gimana, mau??" ucapku mengajak Aghni
"Emang kita mau kemana??" tanya nya lagi
"kayaknya sih camping tapi bukan digunung kok, tapi di taman dekat rumahku, disana pemandangannya indah benget ada danaunya kita bisa BBQ an disana atau share cerita atau apapun deh" ucapku menjelaskan rencana weekend nanti
"Boleh kamu kirim aja alamatnya ke hp aku, Oke" ucap Aghni senang dan tak ada percakapan lagi sampai mereka sampai ke apartemen Queen
"Queen kita sudah sampai" ucapan Aghni menyadarkan ku dari lamunanku
"Ohhiya, makasih yah" ucapku lalu turun dari mobil
"Bye bye Queen, Weekend nanti jangan lupa ajak aku juga yah" ucapnya melambaikan tangan dari dalam mobil dan berlalu meninggalkan pelataran apartemen Queen
"Bye Aghni" ucapku melambaikan tanganku kearah mobil Aghni yang mulai menjauh dan aku pun masuk kedalam apartemen
Beberapa saat kemudian Queen sudah sampai ke unit yang dia tempati
"Ahh, akhirnya sampai juga, Duhh, kaki gue capek banget pakai heels dari tadi"keluhku saat duduk di sofa ruang tamu apartemen
"mana drama banget lagi, ada aja yang jadi pengganggu" ucapku lagi dan berjalan kearah kamar untuk membersihkan diri setelah melepas heels yang ku pakai
Setelah menyelesaikan mandi dan memakai berbagai macam skincare, Queen pun mengistirahatkan tubuhnya
dan keesokan harinya Queen melalui hari dengan canggung seperti hari ini dia bertemu dengan Luke di perusahaan
"Selamat pagi pak" ucap Queen dengan sopan dan Profesional
"pagi" ucap singkat Luke dan berjalan kearah ruangannya yang tepat ada disebelah ruanganku
"Hah, kok jadi canggung gini yah, kan bukan gue yang salah, toh kan dia yang ngajak gue mau itu orang tuanya marah atau tidak sama gue bukan urusan gue, tapi kok ..." ucapku sedikit keras supaya Luke mendengar nya karna ini memang bagian dari rencana yang Aghni buat dia ingin Luke merasa bersalah padaku
"Ahh, sudah lah, kerjaan gue banyak, mending pikirin itu daripada masalah ini, bukan salah gue juga, Biar nanti deh gue ngomong baik baik sama Bu Laras" ucapku lalu pergi kearah ruangan ku juga
sedangkan Luke yang memang mendengar ucapan Queen itu terlihat ragu dan bimbang serta merasa bersalah pada ku
"jadi benar bunda juga marah sama Dia" ucap Luke dengan suara yang kecil agar tidak ada seorang pun yang mendengarnya dan langsung masuk kedalam ruangan ya
" Aku harus bagaimana, ini semua salahku, karna ku dia sampai dimarahi bunda, tapi aku harus bagaimna, harus bertanya pada siapa??" ucap Luke bingung
Setelah beberapa saat berfikir tapi tak juga menemukan jawabannya Luke di kejutkan dengan suara ketukan pintu
Tok tok tok
"Masuk" ucap Luke dan muncullah Queen membawa begitu banyak berkas yang akan di tandatangani oleh Luke
"Permisi pak, ini berkas yang harus bapak tanda tangani, dan saya ingin memberi tahu kalau 15 menit lagi kita akan rapat dengan seluruh karyawan untuk membahas perusahaan dalam 2 bulan ini dan di jam makan siang nanti kita akan makan siang dengan CEO dan perusahaan Q&A industry untuk membahas tentang proyek yang akan kita kerjakan bersama" ucap ku menjelaskan jadwal Luke seharian dikantor
"hanya itu saja" ucap Luke sambil memeriksa beberapa dokumen yang sudah kubawa tadi
"Hanya itu pak untuk hari ini, jika ada yang ingin bapak tambah silahkan" ucapku sopan
"Tidak, terimah kasih" ucap Luke dan akupun berbalik ingin keluar tapi Luke menghentikan ku
"Tunggu" ucapnya sambil menggenggam tanganku
"Maaf pak, ada apa??" ucapku sambil melihat kearah tangan Luke yang memegang tangan ku
"Maaf" ucapnya saat sadar sudah memegang tanganku
"Untuk kejadian semalam, saya minta maaf, karna gara gara saya Bunda saya marah padamu" ucapnya dengan tulus
" iya pak, saya ngerti kok, lagi pula saya kan hanya menjalani perintah dari bapak, jadi sudah resiko saya pak, kan memang saya hanya bawahan bapak, tidak selevel dengan bapak, jadi wajar jika ibunya bapak marah" ucapku dengan menundukkan kepalaku dengan raut wajah yang sedih
" bunda ku tidak marah soal itu, tapi bundaku marah karna kamu mau aku ajak kerja sama padahal itu hanya untuk keuntunganku, bunda tidak bermaksud untuk menghina kamu atau apapun yang kamu pikirkan itu" ucap Luke seakan ingin menenangkan ku
"Iya pak saya ngerti, kalau begitu saya permisi pak" pamit ku dan langsung keluar dari ruangan Luke tanpa mendengar jawaban nya itu
Setelah aku keluar dari ruangan Luke menuju ruangan ku, aku mendengar Luke berteriak tapi entah kenapa aku malas untuk melihatnya
Sedangkan didalam ruangan Luke, Luke sedang berteriak dan menjambak rambutnya frustasi
"Akhh, kenapa jadi seperti ini, ini semua karna rencana Ciano sialan itu" ucap Luke menyalahkan Ciano untuk semua masalah ini
Dan tanpa Luke sadari Ciano baru saja memasuki ruangannya
"Heh sialan, ini memang rencana ku tapi aku tidak pernah mengusulkan Queen untuk jadi pasangan mu untuk acara itu" ucap Ciano yang muncul tiba-tiba didekat Luke
"Astaga, sejak kapan kau disini" kaget Luke saat melihat Ciano didekatnya
"Sejak kau mengatai ku sialan" ucap Ciano kesal
Sedangkan Queen saat ini sedang duduk santai didalam Ruangan nya tanpa memikirkan apa yang Luke perbuat tadi
" Akhirnya Rencana ku akan di mulai juga" ucapku sambil memutar mutar pena di tanganku
" Tidak lama lagi, aku akan mendapatkan kalian semua satu persatu" ucapku lagi dengan penuh marah yang selama ini ku pendam
"Kalian pasti akan segera merasakan apa yang mamaku rasakan, kalian semua pasti akan merasakannya bahkan lebih dari apa yang mamaku rasakan" ucapku menggebu-gebu