NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer i

Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.

Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.

Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏

PERHATIAN!!

Jika ada bab atau paragraf yang berulang, mohon maaf sedang dalam proses perbaikan.mohon pengertiannya 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Yang Sama

Lala pun tidur. Tapi tidak dengan Mak Dira. Ia menyempatkan membaca beberapa lembar kitab suci Al Quran

Sosok makhluk di alam sana begitu gelisah. Dia ingin menemui Lala. Dengan satu gerakan, dia yang berwujud pria itu mendekati kamar Lala.

Dewi malam tersenyum bersama bintang. Gemricik suara air kali yang mengalir di belakang rumah Mak Dira menemani henignya malam.

Belum sampai di rumah Lala, telinga sosok itu berdenging nyeri. Demi gadis cantik yang menawan hatinya, makhluk dari alam lain itu pantang menyerah.

Menahan rasa sakit di telinganya, dia melesat dengan kecepatan cahaya. Tiba di kediaman Lala. Telinga makin sakit bahkan rasanya nyaris pecah, saat mendengar lantunan ayat suci dari bibir wanita tua itu.

Dia tak sanggup menyusup ke kamar dan memilih menyelamatkan diri kembali ke alamnya. Tangannya mengepal diiringi dengan tatapan dendam ke arah Mak Dira yang terus membaca Al Qur'an.

Debur suara air dari dalam kamar mandi menandakan kalau Lala sedang mandi. Gegas ia mengenakan seragam dan selanjutnya menuju meja makan.

Mak Dira dan Lala keluar bersamaan. Lala menunggu mikroleet, sedangkan Mak Dira berjalan kaki.

"Hati-hati ya, Mak!" pesan Lala sambil mencium punggung tangan sang Nenek

Menjelang sore ketiga gadis remaja itu duduk di atas dahan pohon nangka.

"Ehh tau gak!"

"Enggak! Kan lo belum cerita!"

"Yeyyy! Makanya dengerin dulu napa! Waktu kemarin yang habis pulang dari sini 'kan gue boci tuh...gilee! Gue tadi kaya mimpi serem!"

Sejenak Riris menatap kedua sahabatnya itu bergantian.

"Kayak ada makhluk apaaa gitu ya. Cowok tapi matanya merah," lanjutnya.

"Terus-terus?" Tika antusias mendengarkannya.

"Ya gue takutlah! Meski dia gak ngomong apa-apa!" cetus Riris sambil mengenang mimpinya kemarin.

"Kok sama ya Ris, gue juga mimpi gitu ada cowok ngeliatin gue pas tidur. Gue mau buka mata takut! Akhirnya gue diemin. Gue baca istighfar. Dia pergi gue tidur lagi.

Sementara Lala menikmati cerita dari kedua sahabatnya itu. "Kok Riris sama Tika mimpinya sama kaya gue ya"batin Lala merasa heran, karena ia dan dua sahabatnya bermimpi nyaris sama.

"Woyyy!"

"Eeeeh! Iya!"

Riris menepuk paha Lala membuat gadis kaget setengah mati. "Gilee lo! Gue hampir jatuh tahu!"

"Lagian bengong! Kita cerita lo pikiran kemana?"

"Sialan lo, gue ampe gemeter lo tepuk! Dikira gue nyamuk apa?" omel Lala menahan kesal.

"Iye maaf!"

Riris merasa bersalah, ia menangkupkan kedua telapak tangannya.

Sementara Tika menutup mulutnya rapat-rapat dengan telapak tangannya. Ia menahan tawa melihat dua tingkah sahabatnya itu. Tika mengikik, tertawa geli.

"Apa lo!" sembur Lala tak suka.

"Ya udah-udah! Jangan bengong lagi!" cetus Tika Mengusap-usap pundak Lala.

"Gue tuh gak bengong, cuma lagi mikirin, kok mimpinya kalian hampir sama kaya gue"ucap Lala

"Tapi, bukankah mimpi setiap orang memang berbeda-beda?" batinnya lagi.

Sejenak ketiganya diam. Hanya gemericik air kali yang terdengar.

"Udah ahh cerita mimpinya!" ujar Tika sambil membetulkan posisi duduknya agar tidak jatuh.

"Eh La, di sekolah lo, sering ulangan dadakan gak sih?" Tika penasaran. Karena di sekolahnya terutama di kelasnya sudah tak terhitung ulangan dadakan.

Lala diam, ia berpikir sesaat. Mengingat-ingat ulangan di kelasnya.

"Kayaknya enggak deh Tik! Emang tahu bulat digoreng dadakan. Hahahahahaha…!" canda Lala seraya tertawa

"Nyebeliin tahu La, kita gak ada persiapan tau-tau ulangan! Panik gak sih? Kalau lo jadi gue," gerutu Lilis. Ia juga tak suka dengan ulangan dadakan

"Sebel-lah pastinya. Auto kalang kabut!" sahut Lala.

"Kita nge-mall lagi yuk, atau beli buku! Ngilangin suntuk gegara ulangan dadakan!" usul Tika sambil menatap Riris dan Lala.

"Gak dulu deh! Gue gak punya duit!" tolak Lala apa adanya.

"Jiaaaah, emang biasanya punya duit? Gak 'kan? Biasa juga minta sama Emak lo!" cibir Tika sambil melebarkan kedua matanya.

"Itu dia, gue takut minta sama Mak gue. Lagi diomelin mulu soalnya. Lo berdua aja dah sono pergi nge-mall!" balas Lala.

Kali ini ia rela tak ikut.

"Diomelin kenapa? Nilai lo jelek?" Riris kali ini bertanya.

"Gue tidur sore mulu, sering ketahuan Mak pulang kerja!" jawab Lala lirih.

"Hemmn ...! Pantas aja diomelin, mana lo jarang ngaji, gara-gara tidur?" ungkap Riris. Ia tak menyalahkan Mak Dira.

"Gimana ya, Ris, Tik, tiap habis Ashar tuh mata ngajakin ke pulau mimpi tahu?!"

"Ya, jangan dibiasain. Gak baik 'kan tidur sore bikin kita mikir jadi lemot, linglung juga!" saran Tika.

"Kemarin pas hujan lo pasti pulas ya?" tebak Riris yang diiya-kan oleh Lala.

"Ngaji dong, La. Bara nanyain mulu tuh. Gue capek jawabnya!" gerutu Riris.

"Asal ketemu gue nih ya! Lala mana?"

"Gue jawab aja ngasal. Dihh emang gue baby sitter-nya Lala ...!" Habis gue kesel.

"Jangan gitu dong! Jawab aja, di rumah, nungguin lo bawa martabak! Gitu!" usul Lala.

"Ogahlah! Enak di lo, gak enak di gue!"

"Ehh sebenarnya dari hati lo, suka sama Bara apa Ardi sih, La?" imbuh Riris bertanya.

"Tau! Bingung juga gue! Habis dilarang sama Mak gue!" sahut Lala.

"Dari pada bingung, udah aja terima dua-duanya. Paling ujung-ujungnya adu jotos," Tika memberi saran ngawur.

"Hemmm, selingkuh? Gak-lah! Takut gue!" tolak Lala.

"Ya sudah, terserah Lo , La. Tapi ingat, jangan sampai Lo menyakiti hati salah satu dari mereka," kata Riris bijak. Lala hanya mengangguk, hatinya masih bercampur aduk. Dia bingung harus bagaimana.

Keesokan harinya, di sekolah, Lala bertemu Bara dan Ardi. Bara menghampirinya duluan, wajahnya terlihat sedikit cemberut. "La, kamu kenapa kemarin nggak bales chat aku?" tanyanya. Lala gugup, "Maaf, Bar, aku lagi banyak pikiran," jawabnya singkat.

Ardi yang melihat itu ikut menghampiri. "Ada apa ini?" tanyanya. Lala semakin merasa bersalah. Dia tidak bisa berbohong kepada keduanya. Dengan hati yang berat, Lala menceritakan kebingungannya kepada Bara dan Ardi.

Bara dan Ardi awalnya terkejut, namun mereka mendengarkan dengan sabar. Setelah Lala selesai bercerita, Bara berkata, "Aku mengerti, La. Aku juga nggak mau kamu terpaksa memilih salah satu dari kita." Ardi menambahkan, "Kita bertiga berteman baik, kan? Lebih baik kita tetap berteman daripada harus bermusuhan karena hal ini."

Lala merasa lega mendengar ucapan Bara dan Ardi. Mereka bertiga sepakat untuk tetap berteman, dan Lala memutuskan untuk fokus pada pelajarannya. Dia menyadari bahwa perasaannya yang campur aduk hanya akan membuatnya stres dan mengganggu konsentrasinya.

1
♞ ;3
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Cancer04: Jangan lupa mampir setiap hari ya kak🙏🙏
total 1 replies
Emitt Chan
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
Cancer04: Thankyou dukungannya, jangan lupa mampir terus ya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!