Cinta membuat orang gila dan membuat orang juga membuat luka. Mencintai seharusnya tidak menyakiti dan tidak memaksa, karena cinta tumbuh harus dengan perasaan saling. Saling menyayangi, saling mengerti dan juga saling berkorban.
Kisah ini berkisah tentang seorang gadis bernama Kanaya yang harus bertemu kembali dengan sosok Ario yang sudah lama dia lupakan.
Tapi takdir kembali mempermainkan perasaan dan hidupnya setelah dia mengalami keadaan yang sulit karena sebuah pertemuan yang tidak disengaja itu membuat dia mengingat masa lalunya yang kelam.
Bagaimana kisah Kanaya dan Ario selanjutnya? Apakah mereka akan bersatu atau mereka kembali berpisah?
Saksikan kisahnya di sini di novel berjudul " Luka Hati "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kau akan malu
Kanaya senyum - senyum sendiri mengetahui kebenaran kalau wanita yang sempat membuat dia galau itu adalah adik kandung Ario dan hal itu tidak luput dari pandangan Ario " Kamu kenapa senyum - senyum sendiri?"
" Ahh tidak apa-apa aku cuma teringat saja dengan hal lucu." Kanaya berbohong takut ketahuan dan nanti Ario menjadi besar kepala.
" Kenapa karena kamu salah sangka kan dengan Melody?" tebak Ario dan Kanaya menjadi terdiam.
" Salah sangka apa? Aku tidak paham?"
" Kamu jangan pura - pura aku tahu kenapa kamu senyum - senyum Nay kamu bukan orang yang pandai berbohong." Ario semakin mendesak Kanaya agar mengaku.
" Kenapa? Jangan ngarang deh kamu Ar." Kanaya masih terus mengelak.
" Iya aku tahu karena kamu berpikir Melody itu pacar aku kan? Itu kan yang buat kamu jadi uring - uringan sepanjang hari ini?" Ario langsung menebaknya dan tidak memberikan kesempatan untuk Kanaya untuk menghindari tuduhan Ario dan Ario tersenyum pada Kanaya yang wajahnya berubah menjadi merah seperti tomat masak.
" Ihh apaan tidak ada seperti itu ya?" Kanaya masih mengelak pada Ario yang menuduhnya. Kanaya tidak terima dengan tudingan itu walaupun sebenarnya apa yang dikatakan oleh Ario itu benar adanya.
" Kamu tidak usah malu aku sudah paham siapa kamu Kanaya." Ario mencoba memprovokasi Kanaya.
" Paham apa?" Kanaya belum mau menyerah begitu saja dan terus berusaha menghindari tuduhan Ario.
"Aku tahu siapa kamu Kanaya. Kamu orang yang tidak pernah mau mengakui padahal kamu sudah jelas - jelas ketahuan tapi masih juga belum menyerah untuk tidak mengakui sesuatu yang sudah terlihat jelas." lagi dan lagi Ario semakin membuat Kanaya dalam posisi terjepit.
" Ario apa sih ... Iya iya aku ngaku iya aku tadi mengira kalau Melody itu adalah kekasih kamu. Puas?" bentak Kanaya sambil terus menghabiskan makanan yang ada di depan mereka.
Ario hanya tersenyum dan langsung mengelus kepala Kanaya " Ini yang membuat aku dari dulu menyukai mu karena kamu itu lucu kalau sudah marah. Kanaya aku akan segera bertemu dengan mama kamu dan ingin cepat - cepat menghalalkan mu."
" Tidak semudah itu Ar." Kanaya lagi - lagi masih mengatakan kalimat yang sama agar Ario tidak terlalu berharap banyak dengan hubungan yang belum jelas mau dibawa kemana hubungan mereka.
"Pokok nya dalam waktu dekat ini aku harus pergi ketempat mama kamu dengan atau tanpa kamu ikut." tegas Ario pada Kanaya dan itu membuat Kanaya semakin merasa kalau Ario benar - benar mencintai dirinya dan ingin menjadikan dia istri.
" Emang kamu berani sama Mama?" Kanaya mencoba memprovokasi Ario walaupun dalam hatinya yang paling dalam dia sangat senang dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ario.
" Selagi Mama kamu masih makan nasi aku tidak takut." Ario begitu percaya diri.
" Tapi Mama aku makan bunga kantil lo Ario." Kanaya mengatakan itu dengan wajah serius.
" Wah berarti Mama kamu Nyi Blorong dong?" ledek Ario pada Kanaya dan itu membuat Kanaya marah.
" Ihh kok gitu?"
" Kan kamu yang bilang."
" Tapi Mama aku itu orang yang paling aku hormati Ario jangan mengatai nya seperti itu." kesal Kanaya karena Ario mengatai ibu Herlina sebagai Nyi Blorong.
" Aku bercanda Nay ... Jangan marah dong." bujuk Ario pada Kanaya dan Kanaya tersenyum.
" Aku juga bercanda kok bilang Mama makan bunga kantil hehehe." Kanaya tersenyum pada Ario.
" Nay ..."
" Hemm ... Ada apa Ario?"
" Kita ke rumah sakit ya! " ajak Ario lembut pada Kanaya.
" Kok kerumah sakit? Bukannya kamu harus ke kantor kamu?" Kanaya heran ngapain Ario mengajak ke rumah sakit.
" Kamu lupa kalau mobil aku masih di rumah sakit? Kamu kan culik aku tadi ke sini?"
" Culik? Kan kamu yang mau ikut mobil aku?"
"Aku bercanda bunda Arka please jangan marah."
" Ok kita ke rumah sakit kamu ambil mobil kamu , aku juga mau pulang dan aku mau praktik." kata Kanaya sambil tersenyum karena Ario memanggil nya dengan sebutan bunda Arka.
" Ok bunda Arka."
" Iya ayah Arka." kini wajah Ario yang berubah merah karena dengan sebutan itu mereka semakin menegaskan bahwasanya mereka sudah saling menerima satu dengan yang lainnya.
...****************...
Di rumah sakit Bunga sedang mencari keberadaan Kanaya di ruangan nya dan dia tidak mendapatkan Kanaya di ruangan praktik Kanaya. Ternyata Denis juga mencari keberadaan Kanaya.
" Dokter Bunga!" sapa Denis.
" Ya dokter Denis!" jawab Bunga.
" Sedang apa anda di ruang praktik Kanaya?"
" Tentu saja saya ingin mencari dokter Kanaya tidak mungkin mencari dokter Denis kan?" jawab Bunga ketus.
" Ya saya tahu."
" Kalau tahu kenapa tanya." Bunga langsung pergi meninggalkan Denis yang masih syok mendengar Bunga yang biasa lembut sekarang menjadi sangat galak.
" Ternyata cewek itu bisa galak juga.. Aku pikir dia gadis lugu dan tidak bisa melawan." gumam Denis.
...****************...
" Terimakasih tumpangan nya ya Nay." Ario tersenyum pada Kanaya.
" Aku juga terimakasih atas traktirannya." balas Kanaya.
Ario tersenyum " Lain kali akan aku traktir lagi yang lebih dan tidak dengan acara culik menculik."
" Ditunggu." jawab Kanaya tersenyum.
Denis langsung mendekati Kanaya yang terlihat di parkiran rumah sakit bersama Ario " Nay!"
" Ya mas?" jawab Kanaya santai.
" Kamu dari mana?" kini wajah Denis terlihat sangat kaku.
" Aku habis keluar makan siang mas." Kanaya jujur karena Kanaya tidak ingin menutupi apa pun dari Denis karena memang tidak ada yang perlu ditutupi. Lagi pula mereka bukan pasangan kekasih.
" Sama siapa?" tanya Denis ingin tahu dari mulut Kanaya padahal dia melihat ada Ario di situ.
" Dia pergi dengan aku dokter Denis... Kenapa emangnya?" Ario tersenyum sinis pada Denis.
" Aku tidak perlu jawaban dari Lo." kata Denis geram.
" Aku punya telinga jadi aku dengar apa salah kalau aku menjawab?" kata Ario sambil tersenyum.
" Iya mas aku pergi makan siang bersama mas Ario." kata Kanaya tersenyum pada Denis.
" Sudah dengar kan dokter Denis?" kata Ario penuh kemenangan.
Denis tersulut emosi dan seperti ingin memberikan bogem mentah pada pipi Ario, tapi dia tidak bisa melakukan itu dia hanya bisa mengepalkan tinjunya.
" Aku pulang dulu ya Bunda Arka?" kata Ario sambil tersenyum pada Kanaya dan itu lagi - lagi membuat Ario semakin geram.
" Iya mas." jawab Kanaya yang juga tersenyum.
" Assalamualaikum." kata Ario tersenyum licik pada Denis.
" Waalaikumsalam mas hati-hati hati." jawab Kanaya.
Ario masuk ke dalam mobil nya dan meninggalkan area parkiran dan kanaya juga Denis masih disana. Setelah Ario pergi Denis langsung bertanya " Kenapa Ario memanggil kamu dengan sebutan Bunda Arka?"
" Ahh dia hanya ingin membuat mas Denis marah saja.. jadi jangan di ambil pusing ya mas?" kata Kanaya tersenyum dan tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya karena Kanaya merasa belum waktunya.
" Aku harap kamu tidak menyimpan apa pun dari aku Nay." kata Denis penuh dengan penekanan.
" Tidak ada mas lagi pula kalau ada sesuatu dengan kami kenapa? Toh kita tidak ada apa - apa .. Ya kan mas? Jadi apa yang harus dipermasalahkan?" Kanaya menjadi kesal karena Denis seperti pacarnya padahal mereka tidak punya hubungan apa-apa.
" Bukan begitu maksud aku Kanaya.. Mungkin benar aku tidak punya hubungan apa-apa dengan kamu tapi paling tidak hargai aku sebagai seorang sahabat yang selalu ada di dekat kamu Nay."
" Mas kalau kamu tahu yang sebenarnya kamu akan malu dengan apa yang kamu ucapkan saat ini." kata Kanaya dan meninggalkan Denis yang masih penuh tanda tanya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Kanaya.
kenapa
di novel (cintai aku istriku) mu saat pemeran utama wanita melakukan kesalahan semudah itu dimaafkan dan kalian buat kakater pemeran utama pria nya bodoh yang terus saja bertahan dan Terima saja diperlakukan begitu dan akhirnya semudah itu dimaafkan dan lagi kalian tidak berani hadirkan wanita lain yang baik pada sang pemeran utama pria
sangat berbanding jauh
di novel2 (banyak novel mu) yang pmeran utama pria buat salah , makan tidak semudah itu dimaafkan harus dapat balasan dulu, dibuat mengemis maaf dan berjuang keras dapat kesempatan, karakter pemeran utama wanita tegas tidak mudah memaafkan, dan kalian hadirkan pria lain yang baik pada sang pmeran utama wanita
disinikita bisa lihat karakter kalian sebagai wanita jika kalian salah mau dimaafkan dengan semudah tapi saat suami kalian buat salah kalian tidak semudah itu memaafkan sadar tidak ini sifat wanita2 egois
oklah untuk kesalahan2 kecil masih bisa dibilang egois tapi kalau sudah masuk untuk kesalahan2 besar ini bisa di sebut munafik
pahamilah ini bukan menghina tapi memberitahukan kalian agar novel kalian udah bagus dari segi karya seni dan bagus juga dalam segi moral