Seorang gadis duduk di atas batu besar, tubuhnya terlihat lemah dan lemah. Namun tatapan matanya setajam elang, auranya dingin dan masih di penuhi kekejaman.
Dia baru saja menyadari bahwa dirinya telah melakukan perjalanan waktu dan masuk ke dalam tubuh seorang gadis lemah dari keluarga petani miskin.
Sebelumnya, dia merupakan seorang permaisuri yang tidak diinginkan, pada saat peperangan, dia menggadaikan jiwanya kepada raja iblis Mo Yan demi untuk bisa menyelamatkan seluruh rakyat kekaisaran.
Di kehidupan pertamanya, dia merupakan seorang pembunuh profesional yang paling ditakuti di dunia modern. Sayangnya dia harus kehilangan nyawa, hanya untuk menyelamatkan seorang bayi berusia 7 bulan yang terjatuh dari lantai 27 dan kini dia kembali dengan ruang dan sistem di tangannya.
Siapa yang berani berurusan dengan gadis kecil yang telah 3x mengalami perpindahan waktu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengintai
Wei Qingluo sampai di restoran setelah 2 jam perjalanan menggunakan kereta, dia bergegas masuk ke dapur, kemudian membantu para koki yang saat itu terlihat sangat sibuk memotong sayuran dan juga membersihkan perut ikan. Masing-masing memiliki tugas yang berbeda, setelah beberapa saat, mereka segera memasak dengan kecepatan terbaiknya.
Lima puluh porsi untuk setiap hidangan, akhirnya diselesaikan setelah memakan waktu hampir 3 jam. Bahkan restoran hingga saat ini masih belum buka, sedangkan para pelanggan telah menunggu dengan tidak sabar di luar.
Setelah semua pesanan terselesaikan, beberapa kereta keluar dari belakang restoran dan langsung menuju ke istana kekaisaran, sedangkan penjaga toko Xin segera memerintahkan pada para pelayannya untuk membuka restoran.
Begitu pintu terbuka, terdengar suara langkah yang sangat banyak, mereka bergegas menuju ke meja akuntan kemudian berteriak dengan suara yang sangat kencang.
"Cepat hidangkan semua menu baru untukku!" ucap salah seorang pemuda, dia bergegas naik lantai 2 dan menempati ruang vip.
"Dimana penjaga toko? Aku menginginkan hidangan terbaik di restoran ini!"
"Hei! Dimana makananku? Bagaimana bisa restoran ini buka setelah matahari naik?"
"Kalian sepertinya benar-benar sangat malas, ayo cepat sajikan makananku segera!"
Para pelanggan segera masuk ke dalam restoran, mereka mulai berteriak meminta agar hidangannya segera disajikan. Hal itu tentu saja membuat beberapa orang koki gemetar, mereka bahkan belum meneguk setetes air pun sejak tadi dan harus kembali melakukan tugasnya.
Wei Qingluo terlihat sangat santai, gadis itu telah menyalakan 4 tungku dan kembali berkonsentrasi dalam masakannya. Para koki menghela nafas panjang, sebelum akhirnya mereka juga terbenam dalam pekerjaannya masing-masing.
Dalam waktu setengah jam, puluhan menu masakan telah dikirim ke beberapa meja, namun masih banyak yang terus berteriak agar sajiannya segera dihidangkan.
Penjaga toko Xin bahkan tidak berani keluar dari ruangannya, melihat kekacauan di dalam restoran. Dia sengaja menyembunyikan diri, agar tidak terkena serangan jantung. Lagi pula saat ini restoran itu terlihat penuh sesak, tidak ada satupun kursi atau meja yang tersisa.
Tiga jam kemudian semua bahan masakan kembali habis, pihak restoran bahkan tidak memiliki kekuatan untuk pergi ke sungai, mereka terlihat sangat kelelahan.
Tamu-tamu yang baru muncul harus kembali dengan penuh kekecewaan, padahal mereka berharap bisa menikmati hidangan istimewa hari ini. Sayangnya kesempatan itu telah hilang, karena menu yang mereka inginkan sebelumnya telah dikirim ke istana.
"Di mana penjaga toko Xin? Bukankah dia telah berjanji akan menyiapkan lebih banyak bahan makanan untuk hari ini? Bagaimana bisa dia mengingkarinya?"
"Itu benar, kami juga mendengar bahwa penjaga toko Xin akan menyiapkan ruangan vip sekaligus hidangan istimewanya untuk tuan muda kami,"
Wei Qingluo berjalan dengan sangat tenang, dia melirik ke arah para tamu yang masih emosi. "Tuan-tuan, sebelumnya restoran kami memang telah menyiapkan begitu banyak hidangan, para pelayan bahkan terjun langsung ke sungai untuk memanen seluruh ikan, udang dan juga kepiting. Beberapa orang juga pergi ke desa dan membawa kereta untuk membeli sayuran segar, sayangnya pagi ini istana kekaisaran meminta 50 porsi untuk masing-masing hidangan, sehingga kami tidak memiliki stok lagi."
Wei Qingluo menjelaskan alasannya kepada para pelanggan, sehingga mereka tidak akan menyalahkan penjaga toko Xin ataupun restoran.
Beberapa orang terlihat mengerutkan dahi, "Sejak kapan istana kekaisaran memesan hidangan dari luar? Sedangkan mereka memiliki koki di dapurnya, bahkan orang-orang itu merupakan ahli memasak yang telah berkecimpung lama, sehingga memiliki keahlian yang sangat menakjubkan."
Akhirnya mereka semua pergi dari tempat itu dan mencari restoran lain untuk makan siang, sedangkan Wei Qingluo bergegas pergi dari sana dan segera kembali menuju desa Shangxie. Hari ini adalah peletakan batu pertama untuk rumahnya, dia bahkan tidak memiliki waktu untuk mengingat hal itu sebelumnya.
Suasana di desa terlihat sangat ramai, 60 orang pria bekerja dengan sangat serius untuk membangun rumah baru milik Wei Qingluo. Jika tidak ada kesalahan, rumah itu akan segera selesai dalam waktu satu setengah bulan.
Wei Qingluo masuk ke dalam rumah bambu, dia segera menikmati hidangan makan siang bersama ibu dan kedua orang adiknya, setelah itu bergegas menuju kamar dan tidur siang. Tubuhnya saat ini terasa sangat lelah, dia telah menghabiskan begitu banyak waktu di depan tungku, hanya untuk menghasilkan hidangan hidangan lezat.
Sebelumnya, warga desa juga telah mengumpulkan hasil tangkapan mereka kepada kepala desa dan langsung dikirim menuju restoran, agar tidak mengganggu Wei Qingluo yang terlihat sangat kelelahan. Para wanita mulai turun ke ladang, mereka mencabut rumput dan bersiap untuk mengolah tanah.
Wei Qingluo berniat untuk menanam biji-bijian dan juga bunga, sedangkan untuk sayuran, dia hanya akan menanam sedikit saja di sekeliling rumah barunya.
Di sore hari, warga desa mulai berhenti bekerja, Zhao Shi segera membagikan upah mereka masing-masing, hingga membuat mata para penduduk desa di liputi rasa syukur.
Jika mereka bisa berhemat, kemungkinan besar uang yang diperoleh dari pembangunan rumah dan juga ladang milik Wei Qingluo akan cukup untuk membangun rumah lumpur.
Wei Qingluo bangun di malam hari, dia merasa perutnya keroncongan karena lapar. Untung saja Zhao Shi menyimpan bubur di atas tungku, hingga tetap hangat kapan pun Wei Qingluo ingin memakannya.
Baru saja dia akan menyuapkan makanan ke mulut, tiba-tiba telinga tajamnya mendengar pergerakan dari luar. Sepertinya ada orang yang mengintai rumah bambu mereka, sehingga membuat gadis itu meningkatkan kewaspadaannya. Dia bergegas mengambil pisau, kemudian berjalan dengan sangat pelan untuk mengintai.
"Apa kau yakin mereka tinggal disini?" tanya salah seorang pria, dia berbisik kepada orang yang juga mengendap-ngendap di sampingnya.
"Tentu saja, aku juga mendengar kabar bahwa dia bekerja sebagai koki di restoran besar yang ada di kota Dali, kau bisa membayangkan sendiri, berapa banyak gaji yang akan diterima oleh gadis yang sudah mati itu? Dia seharusnya mengirim seluruh penghasilannya ke keluarga kita!" jawab pria yang lain, dia mengecilkan suaranya namun masih terdengar di telinga Wei Qingluo.
"Mereka pikir akan mudah untuk memisahkan keluarga kita, lihat saja, sebentar lagi mereka pasti akan segera menyesalinya!" ucap pria yang lain lagi sambil mengepalkan kedua tangannya.
Mata ketiga orang pria itu menatap rakus ke arah rumah bambu, seolah-olah itu adalah gunung perak milik mereka dan berniat untuk merampok. Mengingat orang-orang yang tinggal di sana hanyalah seorang wanita lemah dan juga tiga orang anak yang tidak bisa diandalkan.