Luka Hati

Luka Hati

1. Arka

" Ma ... Dimana anak ku?" kata Kanaya dengan tetesan air mata yang terus mengalir tanpa diundang dan tidak bisa dihentikan olehnya.

" Anak mu sudah meninggal sayang. Sudahlah sudah saatnya kamu tata kembali hidup kamu. Lupakan semua kenangan buruk yang sudah menimpa kehidupan mu." kata ibu Ratna pada putri tunggalnya itu juga dengan deraian air mata kesedihan.

Kanaya tidak tahu harus sedih atau bahagia mendengar berita bahwa anaknya sudah meninggal dunia , pasalnya dia tidak menginginkan anak itu karena menurut nya anak itu tidak pernah dia harapkan untuk dia dilahirkan di dunia ini. Karena dia juga belum punya suami dan anak itu juga bisa tumbuh di rahimnya karena kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh kekasihnya.

" Sudahlah sayang kamu harus lanjutkan hidup kamu jangan lagi kamu ratapi. Saat ini kamu berhak bahagia dan menentukan nasib Kamu sendiri kedepannya sayang. Kamu harus raih cita - cita kamu sebagai dokter, spesialis anak seperti yang kamu mau. Mama akan dukung apa pun yang kamu inginkan, karena Mama tahu kamu adalah wanita yang sangat baik, cerdas , kuat dan juga mandiri." kata ibu Ratna sambil memeluk tubuh Kanaya yang masih menangis dan pelukan itu adalah cara ibu Ratna untuk memberikan kekuatan pada putri nya.

Setelah beberapa hari akhirnya Kanaya berangkat ke luar negeri melanjutkan studinya. Kanaya tidak menunggu empat puluh hari masa pantang seperti yang biasa dilakukan setiap wanita Indonesia habis melahirkan. Kanaya pergi ke salah satu negara Eropa dan dia memulai studi nya di sana untuk mengambil spesialis Anak.

Sementara ibu Ratna, setelah memberangkatkan Kanaya ke luar negeri dia pergi menjumpai seorang laki-laki dan menyerahkan seorang anak yang baru saja lahir bersama dengan cincin bermata berlian kepada seseorang yang seharusnya bertanggung jawab atas apa yang telah menimpa Kanaya. " Ambil anak dan cincin ini dan rawatlah dia anak kandung kamu dan saya tidak mau merawat nya ... Karena dia terlahir dari perbuatan dosa yang kamu sengaja untuk menjerat putri saya. Semoga kamu puas dan tolong jangan pernah hubungi saya apa pun yang terjadi. Karena saya tidak merasa punya cucu dari perbuatan bejat yang kamu lakukan pada putri saya. Saya pikir kamu sudah paham jadi saya pergi dulu." tegas ibu Ratna pada laki - laki itu.

Lelaki itu mengambil bayi yang diserahkan oleh ibu Ratna kepadanya dan langsung membawa bayi itu ke dalam menggendongnya " Tante dimana Kanaya kenapa dia tidak mau merawat bayi kami?".

" Karena Kanaya tidak mungkin merawatnya bayi ini lagi pula itu bukan bayi kalian tapi bayi kamu sendiri karena kamu yang menginginkan nya. Kanaya ... dia sudah tiada dan sekarang kita tidak perlu lagi saling mengenal, jujur sebenarnya saya sangat membenci kamu dan tidak ingin mengenal kamu tapi karena saya punya tanggung jawab moral akan anak ini maka saya bawa dia ke kamu ... Karena saya tidak tahu harus kemana saya berikan anak ini makanya saya hubungi kamu. Karena kamu adalah iblis yang berwujud manusia yang telah dengan tega menghancurkan masa depan anak saya dan sebagai hukuman biar kamu yang rawat anak ini dan dengan merawat bayi ini maka kamu akan terus dihantui rasa bersalah dan dosa kamu juga akan terkungkung dengan rasa bersalah pada Kanaya karena karena keegoisan kamu Kanaya sekarang sudah tiada." kata ibu Ratna dengan tatapan mata penuh dengan kebencian begitu juga dengan nada suaranya.

" Tapi Tante ... Saya perlu bicara dengan Tante." lelaki itu masih berharap ibu Ratna mau mendengarkan perkataan nya.

" Tidak ada yang perlu dibicarakan, tanggal kelahiran anak itu sudah ada di dalam tas perlengkapannya dan dia belum punya nama terserah kamu mau beri dia nama apa. Kumu bisa cek kapan dia lahir di situ agar kamu bisa merayakan hari kelahiran nya setiap tahunnya dan saya berharap di setiap hari ulang tahunnya kamu akan semakin dihantui rasa bersalah." ibu Ratna lagi - lagi berbicara secara menohok hingga bibir Ario tercekat dan menelan saliva nya dengan susah payah.

" Dimana makam Kanaya Tante, saya mau ziarah ke makam Tolong beri tahu Tante." pinta nya dengan penuh rasa harap dan penyesalan. Jujur sebenarnya dia ingin sekali bertemu dengan Kanaya karena dia ingin bertanggung jawab atas perbuatannya lagi pula dia sangat mencintai Kanaya.

" Tidak perlu aku tidak mau membuat putri ku bersedih melihat kamu menangis di pusara nya, karena baginya kamu adalah sebuah sejarah yang tidak pernah dia harapkan dan diingat." ibu Ratna menangis mengingat perbuatan laki-laki yang sekarang ada di hadapannya dan ibu Ratna berjalan dengan gontai menuju mobil yang sudah setia menunggu nya.

" Aku sangat mencintai Kanaya Tante." teriak Ario pada ibu Ratna agar ibu Ratna mendengar kata kata Ario.

" Kalau kamu mencintai nya tidak mungkin kamu berbuat serendah itu pada putri saya Kanaya. Sudahlah simpan cintamu dan berikan pada wanita yang sama bejat nya dengan dirimu." ibu Ratna berjalan dan meninggalkan sosok lelaki yang paling dia benci dan tidak akan memaafkan kesalahan lelaki yang mengaku mencintai putrinya.

" Tante ... Tante ... Tunggu ... " teriak laki - laki itu dan lelaki itu ingin mengejar ibu Ratna, namun ketika dia ingin mengejarnya. Bayi dalam gendongannya menangis, mungkin karena dia merasa terganggu karena teriakan sang ayah.

" Oek ... Oek ... Oek ..."

Panik gusar itulah yang di rasakan oleh Ario Marino Putra Nugraha saat ini.

" Aduh bagaimana ini ... Dia nangis lagi. Cup ... Cup ... Cup sayang." kata - kata itulah yang mampu dia ucapkan untuk memenangkan sang buah hati. Namun bukannya diam bayi tersebut malah tetap menangis. Setelah berada dalam mobil bayi itu baru diam dan tertidur dengan nyenyak, mungkin karena udara di dalam mobil yang terasa nyaman membuat dia menjadi tenang.

Ario pulang ke rumah Papa dan Mama nya , karena dia tidak mungkin membawa bayi itu ke apartemen. Ario tidak tahu bagaimana cara mengurus seorang bayi, dia butuh bantuan sang Mama.

" Ma ... Mama ... " panggil Ario pada sang Mama.

" Ada apa sayang kok teriak teriak?" jawab Nadia sambil mendekat kearah Ario dan Nadia yang melihat Ario menggendong seorang bayi kaget. " Anak siapa ini Ario apa kamu mencuri nya?"

" Ini Anak aku Ma." jawab Ario tenang dan tegas.

Deg

Nadia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar "Anak kamu?" tanya Nadia tidak percaya kalau Ario membawa anaknya.

" Iya anak aku Ma." jawab Ario tentang.

" Jangan bercanda Ario."

" Iya Ma anak ini anak aku cucu Mama dan Papa." Ario menegaskan lagi pernyataan nya.

" Ya Allah bagaimana bisa kamu punya anak, sementara kamu belum menikah dan tidak punya istri?". tanya Nadia sambil menangis karena dia merasa Ario sudah membohongi dirinya.

" Mama maaf kan Ario Ma." Ario berkata dan menundukkan kepalanya dan tidak sanggup menatap wajah sang Mama.

" Sekarang kamu cerita sama Mama, kenapa kamu bisa punya anak tanpa menikah dan memiliki istri." kata Nadia dengan lembut pada Ario.

Terpopuler

Comments

Kelvin

Kelvin

MENYALA IBUK KU

2024-03-06

0

muhammad

muhammad

Liat biasa

2024-03-06

0

Dirana Kmu

Dirana Kmu

Woww bagus thor

2024-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!