Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06
Seminggu kemudian, Keluarga Smith dan Davis merencanakan pernikahan antara Liam dan Bianca. Liam terlihat kesal dengan semua hal tentang pernikahannya. Dia ingin lari dari pernikahan yang membelenggunya, tetapi tidak mungkin bisa.
Seperti hari ini, dia terpaksa bersama dengan Bianca membeli cincin pernikahan. Bianca yang cantik tidak dia hiraukan lagi, sikapnya terus dingin menanggapi wanita itu.
"Cepat pilih cincinnya! Aku tidak ingin membuang waktu hanya untuk membeli perhiasan!"
"Ayo lihat dulu, Liam. Aku ingin kamu ikut memilihkan cincin untuk kita. Biar bagaimana pun kita akan mengenakannya selamanya," ujar Bianca dengan senyum di wajahnya.
"Kamu pikir aku menikahimu dengan sepenuh hati? Ingat Bianca, aku menikahimu karena terpaksa! Kita lihat nanti kehidupan pernikahan yang akan kita jalani!" balas Liam sambil mencengkram lengan Bianca.
Senyum di wajah Bianca langsung menghilang. Cengkraman Liam di lengannya pun sangat terasa sakit. Bianca memendam sakit hati yang menguar dalam hatinya. "Hentikan, Liam! Kamu menyakitiku!" ujar Bianca menghempaskan tangan Liam.
Liam melepaskan tangannya dari lengan Bianca. Terlihat bekas cengkramannya karena Bianca mengenakan dress yang berlengan pendek. Bekas tersebut memerah, Liam mencengkeramnya dengan sangat erat.
"Ingatkah, Bianca. Aku akan membuatmu mengucapkan kata pisah! Aku bersumpah tidak akan pernah mencintaimu," balas Liam.
Bianca hanya terpaku mendengar balasan Liam. Ucapan pria itu menancap dalam hatinya. Dia mulai tidak mempercayai kemampuan dirinya untuk membuat Liam jatuh cinta.
Sikap Liam dari dulu selalu dingin padanya. Padahal, Bianca selalu mencoba mendekatkan diri pada Liam. Pun dengan Pamela, Bianca sudah sangat dekat, mungkin berbeda dengan Laura —adik Liam— yang memang tidak begitu menyukai Bianca. Laura terlihat lebih menyetujui hubungan Liam dengan Ivanka dibandingkan dengan Bianca.
"Kenapa kamu berkata seperti itu, Liam? Kita akan menikah untuk selamanya, sampai kapan pun aku tidak akan menginginkan perpisahan!" ucap Bianca membuat beberapa pelayan toko melirik ke pasangan yang sebenarnya sangat serasi itu.
"Lihat saja nanti, kau tahu apa yang akan aku lakukan padamu. Kupastikan kamu sendiri yang akan meminta perpisahan!" timpal Liam.
"Maaf, Nona dan Tuan. Jadi, Anda menginginkan cincin dengan design seperti apa?" tanya pelayan toko menginterupsi pembicaraan Liam dan Bianca.
Bianca menghela napas, Liam tentu terpaksa datang dengannya. Pamela telah mengatakan bila Liam akan menemaninya membeli cincin. Akan tetapi, tidak ada antusiasme dari Liam sama sekali.
"Cari design yang sederhana tapi elegan. Aku tidak begitu menyukai perhiasan yang terlalu mewah," jawab Bianca.
Liam menaikkan alisnya, dia mengingat perkataan Ivanka tentang sikap Bianca selama ini. Perempuan yang akan menjadi istrinya itu terkenal sebagai seseorang yang boros dan menyukai kemewahan. Hal itu, berbanding terbalik dengan kenyataan yang dilihatnya saat ini.
Ivanka selalu menjelekkan Bianca, tidak pernah satu kata pun dia tunjukkan untuk memuji wanita itu. Dan Liam seperti seorang pria yang menelan bulat-bulat perkataan Ivanka. Ditambah lagi, dia terganggu dengan sikap Bianca yang selalu ingin berada dekat dengannya di setiap kesempatan.
"Bagaimana dengan ini, Nona?" tanya pelayan menyodorkan sepasang cincin yang sangat elegan tanpa kesan mewah di dalamnya.
"Cantik!" jawab Bianca lalu menoleh pada Liam, "Bagaimana Liam? Kita pesan yang ini saja?" ujar Bianca.
"Terserah! Yang pasti tolong percepat prosesnya. Aku sudah ada janji dengan seseorang!" seru Liam tampak malas.
"Baiklah, kami pesan yang itu saja. Tolong beri inisial nama kami di dalam kedua cincin itu," ucap Bianca sambil menuliskan di secarik kertas.
"Baik, Nona," balas sang pelayan toko.
Bianca mencoba untuk melupakan sikap Liam. Dia tersenyum membayangkan akan menjadi pengantin Liam seperti impiannya selama ini. Dulu, dia pernah dekat dengan Liam. Akan tetapi, karena satu hal Liam menjauh dan menjadi sangat dekat dengan Ivanka.
Ingin sekali Bianca menanyakan tentang hal yang sebenarnya terjadi. Namun, tidak pernah ada kesempatan untuk bertanya pada Liam. Dia merasa mungkin ada saatnya dia mengkonfirmasi perubahan sikap Liam nantinya.
"Liam, aku ingin..."
"Jadi, kalian benar-benar akan menikah?" tanya suara seorang wanita menginterupsi perkataan Bianca.
"Ya, aku tidak lagi bisa membela diriku sendiri. Dia sudah mengadukan semuanya pada orang tuaku," jawab Liam tidak mempedulikan Bianca yang terkejut dengan kedatangan Ivanka.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Mata Bianca menatap Ivanka dengan tajam.
"Tentu saja bertemu dengan Liam! Aku ada janji dengannya. Urusanmu sudah selesai belum?" Ivanka menatap Liam yang tampak menimbang permintaan wanita di hadapannya ini.
"Sudah! Tidak ada lagi yang ingin kita pesan, kan? Perhiasan dan semuanya sudah dipesan mamaku. Jadi, aku tidak memiliki kewajiban lagi untuk menemanimu hari ini!" ucap Liam pada Bianca.
"Apa maksudmu? Kita harus fitting baju pengantin! Mama Pamela sudah menanti di butik!" balas Bianca.
"Kau saja yang melakukan fitting baju. Kurasa hal itu tidak perlu aku lakukan! Aku pergi, sudah aku katakan bukan, aku memiliki janji dengan seseorang," Liam pergi begitu saja dari hadapan Bianca.
"Tunggu! Apa yang kamu maksud seseorang itu, Ivanka?"
"Seperti yang kamu lihat!" balas Liam.
Bianca mengepalkan tangan, belum menikah saja Liam bisa meninggalkannya seperti ini demi Ivanka. Dia tidak bisa membayangkan bila dirinya telah menjadi istri Liam.
Tidak! Aku tidak boleh kalah dari Ivanka! Liam adalah calon suamiku! Dia harus bersamaku bukan dengan Ivanka! batin Bianca.
"Baiklah! Terserah kamu saja, tapi aku akan mengatakan pada Mama Pamela bila kamu bertemu dengan Ivanka dan meninggalkanku sendiri. Kita lihat apa yang akan dilakukan oleh Mama Pamela!" ujar Bianca pada Liam yang akhirnya membuat langkah pria itu terhenti.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❣️