Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Nathan menatap punggung aqilla yang semakin jauh dari pandangnya. Ia merasa kasihan dengan gadis itu, Aqilla memiliki beban yang sangat berat yang di tanggung nya sendiri. Tidak seperti dirinya yang walaupun dia akan di marahi oleh kedua orang tuanya karena ini dan kemudian langsung memaafkannya. Namun Aqilla bukan hanya sekedar kena omel atau nasihat saja,ia pasti akan di pukuli atau mungkin di kurung berhari-hari di gudang nantinya.
Aqilla berjalan lesu menyusuri koridor sekolah.Jika saja waktu bisa di putar kembali,dia tidak akan memeluk Nathan hanya karena telah menolongnya. Gadis itu memukuli dahinya pelan,merutuki kebodohannya semalam. Dan sekarang semuanya kacau,ntah siapa yang sudah menyebar photo dirinya dan Nathan hingga membuatnya sangat malu hari ini.
Aqilla memilih untuk pulang dengan berjalan kaki saja. Dia tidak ingin cepat sampai ke rumah. Kepala sekolah pasti sudah menghubungi sang mama. Sudah dapat di pastikan bukan apa yang akan di lakukan oleh Miranti kepada gadis semata wayangnya itu.
Aqilla tidak ingin itu cepat terjadi,dia masih ingin menikmati harinya saat ini. Ia lelah dengan masalah yang selalu datang silih berganti. Tapi dia juga tidak ingin membuat mamanya menunggu lama,itu akan semakin membuat Miranti murka.
Setelah menempuh kurang lebih satu jam perjalanan,akhirnya Aqilla pun kini sudah berada di gang rumah peninggalan almarhum papanya. Ia menghembuskan nafas kasar sebelum memasuki area perumahan itu. Aqilla sudah pasrah,apa yang akan dia dapatkan adalah imbas dari masalah yang di perbuat nya sendiri.
PLAKK...
Satu tamparan keras di terima Aqilla saat ia baru saja memasuki kediamannya. Miranti yang tersulut emosi langsung menampar sang anak,membuat wajah Aqilla sedikit menoleh ke samping. Aqilla memegangi pipinya yang terasa perih dan panas. Bercak merah tergambar jelas di pipi mulusnya. Matanya sudah memanas tak berani menatap sang mama. Aqilla yakin mamanya pasti sangat marah sekarang
"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang!! Pasti kamu kelayapan kan dan godain banyak cowok di luar sana. Udah puas kamu bikin mama malu, udah berapa kali mama bilang jangan pernah kamu deket sama cowok. Masih SMA aja kamu udah ganjen sama laki-laki Sampek pelukan di toilet sekolah. Mau di tarok mana muka mama hah!!" teriak Miranti. Tangannya menoyor kepala Aqilla yang tertunduk dengan kasar.
Benar kan dugaan Aqilla, baru saja ia masuk rumah mamanya sudah mengomel panjang lebar. Miranti terus memaki Aqilla habis habisan. Miranti segera berdiri dari posisi duduknya begitu mendengar suara pintu terbuka. Dia sudah menunggu Aqilla dari tadi. Sejak kepala sekolah menelponnya dan memberitahu bahwa Aqilla membuat masalah,ia langsung pulang dan memerintahkan asisten pribadinya untuk mengawasi para pegawai rumah makannya.
Emosi Miranti sudah ingin meledak sedari tadi. Ia sungguh malu oleh perbuatan tak senonoh yang di lakukan Aqilla. Miranti sudah seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya saat melihat Aqilla.
"Kamu itu memang gak tau malu Aqilla, mau jadi wanita murahan kamu yang godain cowok sana sini. Mama sekolahin kamu biar kamu bisa buat mama bangga,jadi pintar bukan jadi j*l*ng !! Ini yang kamu bilang katanya kamu masuk ke perguruan tinggi ternama,bukan prestasi yang kamu beri tapi malah bikin malu semua orang",maki Miranti lagi seraya menunjuk wajah lugu Aqilla.
Aqilla yang ingin menjelaskan kesalahpahaman ini tak bisa berkutik. Miranti terus saja memberondong nya dengan caci maki tanpa memberi celah untuk aqilla bicara.
"Mama dengerin penjelasan aku dulu. Itu semua salah paham. Aqilla gak godain laki-laki manapun ma. Aqilla minta maaf udah buat mama marah dan malu. Aqilla gak sengaja peluk Nathan ma, waktu itu Aqilla di kurung sama murid lain dan Nathan datang nolongin Aqilla. Aqilla reflek ma,aku juga gak tau siapa yang udah sebarin foto itu. Aqilla mohon maafin Aqilla ma" Aqilla merengek seperti anak kecil. Matanya sudah basah dengan air mata,ia tak sanggup lagi menahannya.
Aqilla berusaha menggapai lengan sang mama namun langsung di tepis oleh Miranti. Miranti yang sempat berpikir untuk berubah dan akan menyayanginya lagi,tapi sekarang Aqilla sudah membuat kesalahan yang tak bisa ia toleransi.
Miranti sangat malu,bagiamana nanti jika foto itu tersebar ke media sosial. Dan teman temannya semua mengetahui perbuatan mesum anaknya di sekolah, walaupun hanya berpelukan. Itu akan membuat citra dan reputasi nya hancur. Teman-temannya akan mengira bahwa ia tidak becus mendidik anak gadisnya hingga berbuat seperti itu.
"kamu dengar yaa Aqilla, apa pun alasan kamu itu gak ada gunanya. Foto kamu itu udah jadi bukti,kamu udah bikin malu sekolah dan juga mama. Mama sangat malu dan menyesal sudah melahirkan anak seperti kamu!!"ucap Miranti. Wajah cantiknya kini sudah merah padam dan terpancar kilatan amarah di matanya.
Dengan emosi yang meledak-ledak Miranti menarik paksa lengan Aqilla dan menyeretnya ke kamar mandi. Belum reda rasa perih di pipinya kini Aqilla harus merasakan sakit di pergelangan tangannya yang di pegang kuat oleh sang mama.
"ampun maa... ampuni Aqilla ,jangan hukum aku lagi ma. Aku mohon percaya sama aku ma aku gak salah.Tolong lepasin tangan aku ma sakit."Aqilla terus merengek sambil menahan perih di tangannya. Air matanya sudah tak terbendung lagi.
Dia berusaha menahan langkah kakinya dan melepaskan tangannya dari genggaman sang mama. Akan tetapi,tenaga Miranti lebih kuat darinya. Miranti terus menyeret kasar Aqilla hingga sampailah di kamar mandi yang berada di ujung dapur.
Kemudian Miranti mendorong kasar tubuh ringkih Aqilla hingga punggungnya membentur tembok. Tak sampai di situ, tanpa ampun ia menjambak rambut anak gadisnya dan menenggelamkan wajah Aqilla ke dalam bak mandi yang terisi penuh berkali-kali.
Aqilla gelagapan, nafasnya semakin terengah-engah. Belum sempat ia menarik nafas Miranti kembali menenggelamkan wajahnya. Miranti sudah seperti monster,tak ada belas kasihan sedikitpun dalam dirinya. Mata dan hidung Aqilla sudah memerah karena terlalu banyak air yang masuk. Aqilla pasrah jika dia harus berakhir di tangan mama nya sendiri.
Setelah puas melihat Aqilla yang sudah lemas tak berdaya, Miranti kemudian mendorong tubuh nya ke sudut kamar mandi. lalu dia berjalan mendekati Aqilla yang terduduk lemas sambil mengatur nafasnya. Miranti kembali menarik rambut Aqilla hingga mendongak menatapnya.
"Ampun maa.. Sudah cukup ma jangan siksa aku lagi. Kalau mama memang gak bisa sayang sama aku langsung saja bunuh aku ma. Aku lebih baik bertemu papa di surga,aku sudah lelah dengan semuanya ma."Isak Aqilla.
"Gak usah bawa-bawa suami saya. Dengar Aqilla mungkin ini sudah saatnya kamu mengetahui yang sebenarnya. Saya juga sudah muak melihat kamu. Asal kamu tau,trauma tentang masa lalu saya yang kamu bilang itu tidaklah benar. Saya memang memiliki trauma tapi bukan karena orang tua saya"ujar Miranti penuh penekanan.
"Kamu tau,kamu memang mungkin lahir dari rahim saya. Dan ada sebagian darah saya yang mengalir di tubuh kamu. Tapi apa kamu tau,tidak ada darah suami saya di tubuh kamu. Kamu itu bukan anak kandung Teguh melainkan kan anak dari pria brengsek itu!! Dan aku sangat membenci nya Aqilla!! Aku benci dengan laki-laki itu harusnya kamu tidak ada Aqilla!! Aku tidak suka melihat suamiku sayang sama kamu padahal ia sendiri tahu kamu bukan anaknya. Dia terlalu baik sampai mau menerima kamu!!"Miranti berteriak histeris seperti orang kerasukan.
Deg.. Aqilla tercengang mendengar penuturan miranti. Aqilla merasa dunianya hancur seketika.Waktu terasa berhenti berputar. Jadi ini alasannya mengapa Miranti tak pernah menyukainya.Apa dia anak haram? Lantas siapa ayah kandungnya.Selama ini Aqilla tidak pernah berfikir sampai sejauh ini. Teguh yang sangat menyayangi nya sangat tulus,yang selalu membelanya saat ia di marahi oleh Miranti ternyata bukan ayah kandungnya.
Mata Aqilla menatap sendu sang ibu yang telah berlutut menangis di hadapannya. Miranti kehabisan tenaga, memukuli kepalanya sendiri setiap kali mengingat kejadian keji itu. Setelah belasan tahun lamanya ia menutupi semuanya dan berusaha melupakan kejadian kelam itu. Kini dia sendiri juga yang membongkar rahasia itu kepada gadis tak bersalah yang selalu di siksanya itu.
"Apa maksudnya ma?? Berarti papah Teguh bukan ayah kandungku? Lantas siapa ma ayah kandungku? Atau jangan-jangan Alvaro dan Adnan juga bukan saudara kandungku? Jawab aku ma jangan diam saja?".Aqilla menggoyang tubuh Miranti yang bergetar hebat karena tangisan nya.
"AKU GAK TAU DI MANA AYAH KAMU QILLA!! MUNGKIN DIA SUDAH MATI SEKARANG!! DAN KAMU CUMA ANAK HARAM YANG SUDAH MENGHANCURKAN KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGAKU!!. Miranti berteriak,suaranya sudah terdengar di penjuru rumah mengalahkan bisingnya air yang keluar dari keran.
"AKHH...AKU BENCI KAMU AQILLA. AKU BENCI KALIAN BERDUA. KENAPA KAMU HARUS TERLAHIR LEWAT BENIH DARI SI BRENGSEK ITU....!!!" Miranti mengamuk dia melempar barang apa saja yang di dapatnya ke sembarang arah. Mulai dari botol shampoo,gayung,bahkan semua cairan sabun sudah berceceran di lantai kamar mandi.
Aqilla tidak tau apa yang harus di lakukan nya sekarang. Mendengar kenyataan yang keluar dari bibir ibunya membuat ia merasa sakit. Tapi Aqilla juga kasihan melihat kondisi Miranti sekarang. Pasti Miranti mengalami kejadian yang menyakitkan di masa lalu yang membuatnya melampiaskan amarahnya pada Aqilla.
Perlahan Aqilla merangsek maju mendekati Miranti dan memeluk tubuh ibunya yang bergetar hebat dengan hati-hati. Mungkin bukan saatnya dia memaksa Miranti untuk bercerita yang sebenarnya. Itu hanya akan membuat Miranti semakin terluka.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.