Dara Svaroski adalah seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah konspirasi kecelakan yang di dalangi sang suami dan ibu tiri nya.
Dara terbangun dan mendapati dirinya kembali di kehidupan sepuluh tahun silam.
Apakah ini adalah kesempatan kedua bagi Dara untuk memperbaiki takdir kejam dari kehidupan sebelumnya ?
"Banyak musuh yang harus aku singkirkan, demi menyelamatkan nyawa orang yang paling aku sayangi.." -Dara-
Akankah Dara berhasil membalas dendam terhadap para penjahat yang berkedok orang terkasih ?
Lalu , bagaimana jika dalam perjalanan balas dendam itu Dara bertemu seorang pria yang mencintainya penuh kelembutan ? akan kah pria itu mampu menghentikan tekadnya ?
Mari simak kisah Dara dan perjalanan asmaranya dalam mengubah takdir~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27 EMPAT MATA
Waktu terasa begitu cepat berlalu, seiring percakapan tentang rencana yang akan mereka terapkan pada Megan, tuan Walter sendiri mulai bisa menerima jika Pria di dalam foto yang Megan tunjukkan kala itu bukanlah pria hidung belang.
Pria yang bersama Dara di dalam foto adalah William, dia pria yang baik dan begitu memperhatikan putriku penuh kelembutan~ batin Walter haru.
"Nak William, bisa kita bicara empat mata ?" Walter memberanikan diri mengajak William bicara serius di ruangan lain.
"Sure.. Hari sudah senja , sebentar lagi waktunya makan malam. Flinch !! Siapkan makan malam untuk kita !!" seru William memerintah Flinch yang sedari tadi sibuk dengan tablet canggih nya.
"Are you kidding me, sir ??!! Aku ini ilmuwan bukan koki !!!" teriak Flinch namun diabaikan William yang mempersilahkan Walter keluar dari ruangan tersebut.
Sedangkan Dara sendiri, sedari tadi dia banyak merenung. Tentang bagaimana William tahu segalanya, Aku bahkan tidak cerita, tapi William sudah memberi solusi. Astaga Dara, seperti nya seumur hidup di kehidupan mu sekarang ini hanya akan berhutang budi sampai mati pada William~
"Jangan melamun saja, bantu aku !" ajak Flinch cuek lalu berjalan ke arah dapur.
"Eh~ ba.. Baik." Dara gegas mengekori Flinch ke dapur.
Di ruangan lain..
Sebuah ruangan yang lebih privat dan hanya terdapat dua orang pria dewasa.
William dan Walter duduk berhadapan, atmosfer di dalam ruangan cukup menegangkan dan kaku.
"Apa kamu memiliki tujuan tertentu pada putriku ?" kata Walter memulai percakapan to the point.
"Apa penilaian mu atas diriku, Walter ?" kata William sedikit meninggikan harga dirinya.
William tidak pernah tunduk pada siapapun, kecuali ~
"Aku merasa kamu pria yang baik, tapi aku ragu. Apakah perasaan mu terhadap putri ku tulus atau ada maksud tertentu. Aku tidak terlalu bodoh untuk mengenali sepak terjang mu , tuan William." ucap Walter dengan sorot netra nanar namun tidak mengurangi rasa sopan, meski pria di hadapannya lancang menyebut namanya tanpa hormat.
Tatapan keduanya beradu, pembicaraan serius dua pria dewasa yang sama sama membahas tentang Dara.
"Listen, Walter. Aku menyukai Dara tanpa syarat, sejak pandangan pertama aku yakin dia adalah takdirku. Aku bukan pria yang melepaskan begitu saja, apa yang aku inginkan pasti akan kudapatkan. Bukan hal yang sulit, kamu pasti juga sudah paham bagaimana caraku." sikap William berbeda 90° saat ini dia lebih angkuh.
Padahal jika bersama Dara dia begitu lembut dan penuh perhatian.
"Aku sudah tua, aku merasa banyak sekali melakukan kesalahan pada putriku, sejak kecil hingga sekarang. Aku mempercayakan putriku pada wanita yang salah. Seandainya aku boleh memohon, aku mohon padamu supaya.." tatapan Walter kini mulai berkaca kaca.
"Soal Dara, tidak perlu memohon. Dia hanya akan bahagia bersamaku. Tidak akan aku ijinkan dia terluka sedikit pun. Kedepannya , cukup kamu merestui hubungan kami." ucap William tegas membalas.
Sementara itu di dapur..
"Kamu ini sebenarnya bisa masak apa tidak, tuan Flinch ? Astaga~" Dara menggeleng kepala sekali.
"Kita akan masak soup daging spesial, Kamu ini bodoh urusan dapur jadi diam saja dan bantu aku~ " sanggah Flinch yang cuek meracik bumbu.
"Tapi kamu salah memilih bumbu, bukan seperti itu cara memasak soup !!" Dara gemas sekali melihat Flinch yang memasukkan segala macam bumbu dan sayur, bersamaan dengan potongan daging.
Dimana mana, daging harus direbus dulu supaya tidak amis kan !!!
"Terserah kamu lah, aku akan bantu memasak nasi saja." Dara mundur dan tidak lagi membantu koki Flinch.
Apa dia memasak menggunakan rumus ? Aneh sekali~
"Ya, sana~ sana~ jangan ganggu koki pro bekerja." lagi lagi Flinch ketus dan membiarkan Dara melakukan tugas lain.
Kemudian..