NovelToon NovelToon
Di Balik Penolakan

Di Balik Penolakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Berbaikan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reito(HxA)

Dion, seorang siswa kelas 10 yang ceria dan penuh semangat, telah lama jatuh cinta pada Clara, gadis pendiam yang selalu menolak setiap usaha pendekatannya. Setiap hari, Dion mencoba meraih hati Clara dengan candaan konyol dan perhatian yang tulus. Namun, setiap kali dia mendekat, Clara selalu menjauh, membuat Dion merasa seperti berjalan di tempat.

Setelah sekian lama berusaha tanpa hasil, Dion akhirnya memutuskan untuk berhenti. Ia tak ingin lagi menjadi beban dalam hidup Clara. Tanpa diduga, saat Dion menjauh, Clara mulai merasakan kehilangan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Kehadiran Dion yang dulu dianggapnya mengganggu, kini malah menjadi sesuatu yang dirindukan.

Di tengah kebingungan Clara dalam memahami perasaannya, Dion memilih menjaga jarak, meski hatinya masih menyimpan perasaan yang dalam untuk Clara. Akankah Clara mampu membuka diri dan mengakui bahwa ada sesuatu yang tumbuh di hatinya untuk Dion?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Pesta Lila dan Rencana Baru

Esok malam tiba, dan suasana di rumah Lila sudah ramai oleh suara musik serta tawa riang para tamu undangan. Rumahnya dihias dengan lampu-lampu kecil dan balon-balon berwarna cerah. Semua teman-teman sekolahnya hadir, termasuk Dion dan gengnya. Mereka sudah siap menghadiri pesta ulang tahun Lila setelah beristirahat cukup dari aksi ngamen mereka di kantin kemarin.

Dion datang bersama Reza, Fariz, dan Aldi. Mereka mengenakan pakaian kasual, namun tetap terlihat rapi. Dion, yang baru-baru ini mulai menemukan kedamaian setelah percakapan mendalam dengan Reza di taman, tampak lebih tenang. Meski begitu, sesekali tatapan kosong masih terlihat di wajahnya, seperti ada sesuatu yang membebani pikirannya.

Lila menyambut mereka dengan senyuman lebar, "Hei, akhirnya kalian datang juga! Ayo masuk, makanannya udah siap."

Aldi, seperti biasa, langsung melontarkan candaan, "Gue datang cuma buat makan gratis, Lil!"

Lila tertawa, "Yah, yang penting kalian datang. Serius, gue senang banget kalian bisa dateng."

Reza menatap ke arah meja makanan dan berbisik kepada Fariz, "Tuh, liat makanannya. Ini udah kayak pesta pernikahan, bro."

Fariz mengangguk, "Kayaknya gue bakalan pulang dengan perut kenyang malam ini."

Mereka semua tertawa kecil sebelum masuk lebih dalam ke rumah dan mulai menikmati suasana pesta. Namun, tak lama setelah mereka berkumpul, sebuah kejadian menarik perhatian Dion. Dari sudut ruangan, dia melihat Clara sedang berbicara dengan Raka. Mereka tampak begitu dekat, berbicara sambil tertawa ringan. Clara terlihat nyaman di dekat Raka, seolah tak ada yang mengganggunya.

Melihat itu, Dion hanya terdiam sejenak. Hatinya mencelos, meski dia sudah berusaha untuk melepaskan perasaannya terhadap Clara, bayangan kedekatan mereka berdua masih menghantui pikirannya. Raka, dengan pesona dan kecerdasannya, tampak semakin dekat dengan Clara—sebuah kenyataan yang sulit diterima oleh Dion.

Reza, yang menyadari perubahan ekspresi Dion, menepuk bahunya, "Lo masih kepikiran Clara, ya?"

Dion tersenyum tipis, "Gue coba nggak mikirin sih, tapi susah juga."

Aldi, yang ikut mendengar percakapan itu, menambahkan, "Bro, kalau Clara emang nggak ngeliat lo, mungkin dia emang nggak layak buat lo. Lagian, lo bisa dapet cewek yang lebih baik dari dia."

Fariz mengangguk setuju, "Bener tuh. Jangan terlalu diforsir, Dion. Kadang lo harus tahu kapan waktunya berhenti."

Dion menghela napas panjang, "Ya, gue ngerti. Makanya gue nyoba santai aja."

Namun, sebelum pembicaraan itu berlanjut, tiba-tiba Lara muncul di belakang mereka. Dengan gayanya yang selalu percaya diri, dia tersenyum lebar sambil melirik Dion.

Lara berkata, "Hey, cowok-cowok keren. Apa kabar kalian? Dion, lo keliatan beda belakangan ini."

Reza menjawab cepat, "Iya, Dion sekarang udah mulai transformasi. Tinggal sayapnya aja yang belum keluar."

Aldi terkekeh, "Kayaknya kalau sayap Dion keluar, dia nggak bakalan jadi malaikat, tapi lebih kayak pahlawan super."

Dion tertawa ringan mendengar candaan teman-temannya, dan Lara melanjutkan, "Dion, gue tau lo lagi banyak pikiran. Tapi lo harus tetap maju. Gue bilang ini karena gue pengen lo tetap jadi diri lo yang dulu—yang kuat dan nggak gampang nyerah."

Dion menatap Lara, kali ini lebih dalam. Dia tak bisa menolak bahwa nasihat Lara belakangan ini sangat membantunya untuk kembali menemukan arah dalam hidupnya. Meski perasaannya terhadap Clara belum sepenuhnya hilang, Dion merasa sedikit demi sedikit mulai bisa menerima kenyataan.

Sementara itu, Lila, sebagai tuan rumah pesta, mulai berkeliling dan mendekati mereka. Dengan penuh semangat, dia berkata, "Hey, besok gue mau bikin after party kecil-kecilan di taman belakang rumah gue. Kalian semua harus datang ya!"

Aldi langsung mengangkat tangan, "Wah, gue pasti dateng, Lil! After party sounds fun."

Reza menambahkan, "Selama makanannya ada terus, gue pasti stay."

Dion, yang masih mencoba menenangkan pikirannya, hanya tersenyum, "Gue bakal pikir-pikir dulu, Lil."

Lila mengangguk senang, "Oke, gue tunggu kehadiran kalian."

Malam itu berlalu dengan cepat. Pesta ulang tahun Lila berlangsung meriah, dengan tawa dan candaan yang mengisi setiap sudut ruangan. Meski hati Dion masih terbelenggu oleh Clara dan kedekatannya dengan Raka, kehadiran teman-temannya membuat Dion merasa tidak sendirian. Lara, dengan caranya sendiri, terus memberikan semangat, sementara Reza, Aldi, dan Fariz selalu ada dengan candaan mereka.

---

Ketika pesta sudah hampir selesai, Dion memutuskan untuk pergi lebih awal. Dia butuh waktu untuk merenung dan mengumpulkan kembali pikirannya yang terpecah. Dia melangkah keluar dari rumah Lila dan duduk di bangku taman yang ada di dekat halaman. Malam itu terasa dingin, namun menenangkan.

Sementara itu, di dalam rumah, Reza memerhatikan Dion dari kejauhan. Dia tahu bahwa sahabatnya itu masih belum sepenuhnya pulih dari rasa sakit yang dialaminya. Reza mendekati Aldi dan Fariz, lalu berkata, "Gue rasa kita harus bantu Dion lebih dari sekadar ngasi semangat. Dia butuh motivasi baru."

Aldi mengangguk, "Setuju. Gue nggak mau liat Dion terus-terusan kayak gini."

Fariz menambahkan, "Mungkin setelah Clara dan Raka jelas-jelas jadi pasangan, Dion bisa benar-benar move on."

Reza berpikir sejenak, lalu mengangguk, "Gue punya ide. Kita harus buat Dion kembali fokus sama hobinya. Itu yang bisa bantu dia dulu, dan gue yakin bisa bantu dia lagi sekarang."

Aldi menatap Fariz, "Oke, jadi kita mulai rencana apa nih?"

Reza tersenyum penuh arti, "Besok kita bahas di sekolah. Gue udah punya rencana."

To be continued...

1
Kamsia
tuhhkan baperan clara ternyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!