Anna Vyatcheslavovna, gadis muda asal Rusia yang dibesarkan di kota Abaza Republik Khakassia. Sebuah kesalahan membuat ia harus terus berurusan dengan tuan muda kedua Baranov, keluarga yang menerima Sergey Vyatcheslav sang ayah bekerja dikebunnya.
Tuan muda kedua Baranov yaitu, Nikolai Ivanovich Baranov atau kerap di sebut Psycho Rusia, tertangkap basah tengah menyiksa seorang pria di dalam hutan. Saksi mata itu adalah Anna yang diberi tempat tinggal di hutan kecil milik keluarga Baranov.
"Kau akan jadi korban berikutnya. Larilah seperti kelinci, dan aku akan menangkapmu!" Nikolai
Bagaimana Anna yang melarikan diri dari sosok Nikolai? Penasaran? Yuk baca dan jangan lupa beri Like dan dukungan kalian..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peluncuran Maksimillian
Saat itu, Anna ragu untuk menjawab karna sebelumnya bukan Damian, melainkan Nikolai. Tapi karna kegigihan pria dari seberang telepon, Anna terpaksa mengangkatnya. Kali ini saat telepon terhubung, suara Damian langsung muncul.
"Anna, Maksimillian akan diluncurkan."
"Apa maksud tuan?" Anna tidak bisa mencerna ucapan Damian dengan baik. Ia kebingungan.
"Nikolai saat ini berniat pergi ke Amerika untuk meluncurkan senjatanya. Saat aku bertanya kenapa, dia mengatakan bahwa dia menginginkanmu."
Mendengar penjelasan tak masuk akal dari Damian, sontak Anna membola sempurna. Ia tidak percaya, jika dia tidak langsung menemui Nikolai sebelum penerbangan menuju New York, apa pria itu benar-benar akan meluncurkan Maksimillian?
Memikirkan bagaimana satu kota hangus seperti mansion Oldav saja sudah berhasil membuat jantungnya berdegup kencang. Psycho Rusia itu benar-benar sudah gila.
"Dimana dia sekarang?" Anna memberikan pijatan pada kepalanya yang berdenyut.
"Dia sepertinya masih di bandara Domodedovo Moscow."
Anna dengan cepat menutup telpon, lalu bergegas untuk pergi menuju bandara. Tapi saat gadis itu mencapai ujung pintu, ponselnya kembali bergetar. Sebuah panggilan masuk, tapi kali ini dari nomor tak di kenal.
Tanpa kecurigaan ia mengangkatnya. "Siapa?" Sambil berlari menuruni tangga, ia berusaha untuk mendengarkan suara dari pemilik panggilan tersebut.
"Kelinci, kamu terlihat buru-buru." Itu suara Nikolai.
Seketika langkah Anna terhenti, giginya bergemelatuk, tangannya yang terkepal erat itu bergetar.
"Kau!"
Kemarahan yang terkondensasi dalam dirinya meledak. Ia berusaha menenangkan kembali sekujur tubuhnya yang hampir termakan amarah, tapi pria dari telpon itu malah tertawa geli.
"Sepertinya Damian baru saja bercerita, dan sekarang kamu berniat menemuiku?"
Pria itu tau segalanya. Bagaimana tidak, pemikiran itu pasti sudah di rencanakan. Anna tidak menjawab. Faktanya, semua yang pria itu inginkan sudah berhasil ia dapatkan. Pemilik senjata pemusnah masal memang tidak boleh dibuat naik pitam!
"Pemikiran itu bagus. Tapi aku tidak yakin kaki kecilmu bisa mencapaiku, jadi katakan saja dimana kamu."
Anna setia membisu, ia masih berusaha mengatur pikirannya. Memang tidak mungkin Anna bisa sampai ke bandara secepat mungkin, sementara pesawat pasti sebentar lagi akan membawa pria itu terbang. Tapi disisi lain ia takut di datangi langsung oleh Nikolai, disaat pria itu begitu mengerikan.
"Aku di apartemen xx, lantai dua." Terpaksa ia harus memberitahukan tempat tinggalnya yang ia dan Sergey cari untuk bersembunyi.
Pria gila itu langsung menutup telpon. senyuman sinis Nikolai terlintas dalam pikirannya. Pria itu pasti sedang berlari puas saat ini.
Anna lalu kembali menuju apartemennya, kebetulan Sergey sedang bekerja, jadi Anna bisa lebih leluasa bicara langsung dengan Nikolai. Ia tidak yakin pria itu akan mendengarkan, tapi saat ini yang terpenting membatalkan peluncuran Maksimillian.
Karna lama menunggu, Anna malah terlelap dalam tidurnya di atas sofa. Saat itu terdengar dengungan samar. Bayangan yang berkibar berayun berirama di luar kelopak matanya.
Tak-tak-tak
Suara sepatu bercampur dengan dengungan aneh dari jarak yang jauh. Kepalanya masih bingung, hanya pikiran samar yang bersemayam di otaknya seperti sebuah mimpi. Bau alkohol yang menyengat menyentuh ujung hidungnya dan tak lama kemudian dalam kegelapan siluet mulai muncul sesekali. Namun tidak ada wajah yang terlihat dan suara pun tidak terdengar.
Di saat Anna tersadar dirinya tengah berbaring dalam ruang yang gelap, sebuah suara mulai terdengar dan lampu pun dinyalakan.
"Anna?" Itu Sergey.
makasih kak thor,karya mu sudah menghibur kami,semangat berkarya,dan ditunggu karya baru nya 💪🥰