NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta
Popularitas:44.1k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Reynard Fernando, seorang CEO sukses yang lumpuh, menikahi Caitlin Revelton, gadis ceria dan penuh semangat yang dikenal tak pernah mau kalah dalam perdebatan. Meskipun Caitlin tidak bisa membaca dan menulis, ia memiliki ingatan yang luar biasa. Pernikahan mereka dimulai tanpa cinta, hanya sekadar kesepakatan.

Namun, apakah hubungan yang dimulai tanpa cinta ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih mendalam? Atau, mereka akan terjebak dalam pernikahan yang dingin dan hampa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 33

Felix terus memandang wajah Caitlin yang pucat. Kekhawatiran menguasai pikirannya, bayangan kehilangan membuat dadanya terasa sesak. Dengan kedua tangannya, ia menepuk lembut pipi Caitlin, berusaha membangunkannya.

"Cat, bangun," ucap Felix dengan suara yang mulai gemetar. "Belum saatnya kamu tidur. Suamimu sudah dalam perjalanan. Kita akan pulang bersama!" Ia menekan lebih keras lagi, suaranya terdengar semakin putus asa. Ia menatap wajah Caitlin yang kian pucat, nyaris menyerah pada ketakutannya.

Felix menarik napas dalam-dalam, mengguncang tubuh Caitlin yang terasa makin dingin. "Bukankah kamu menyukai suamimu? Cepat buka matamu! Mereka akan segera tiba!" katanya dengan nada yang bergetar, mencoba memancing kesadaran Caitlin.

Ruangan sunyi itu mendadak pecah oleh suara pintu yang terbuka lebar. Reynard muncul bersama anggota-anggotanya, raut wajahnya penuh kecemasan ketika melihat istrinya terbaring tak berdaya di hadapan Felix.

“Cepat, Cat sudah tidak sadar!” seru Felix cemas, suaranya seperti tercekik oleh dinginnya ruangan itu. Tubuhnya sendiri tampak menggigil, kulitnya memucat akibat suhu yang tak tertahankan.

Reynard tanpa ragu mendekap tubuh Caitlin yang lemah. Dengan hati-hati ia mengangkat istrinya ke dalam pelukan, wajahnya mencerminkan ketakutan dan kekhawatiran yang tak pernah terlihat sebelumnya. Sementara Nico dan beberapa anggota lainnya memberikan selimut tebal kepada Felix yang hampir kehabisan tenaga. Mereka memapah Felix, membantu pria itu meninggalkan ruangan dingin yang hampir saja merenggut nyawa mereka.

Di dalam mobil yang hangat, Reynard duduk di samping Caitlin, menggenggam tangannya erat seakan takut melepaskannya. Ia menarik selimut lebih rapat menutupi tubuhnya yang lemah. Perlahan, Caitlin mulai membuka matanya, menatap ruangan di sekelilingnya dengan tatapan bingung. Tangannya bergerak lemah, menggapai-gapai udara.

“Apakah aku sudah mati?” gumamnya lemah, nyaris seperti bisikan, matanya sedikit menyipit menatap wajah Reynard yang ada di hadapannya.

Reynard tersenyum kecil, menahan emosi yang tersimpan dalam hatinya. “Gadis bodoh, kau masih hidup,” jawabnya lembut sambil menariknya ke dalam pelukannya, tubuhnya masih bergetar karena dingin yang baru saja mereka alami.

Caitlin menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan sisa kekuatannya. “Ternyata kamu sudah sampai… di mana Felix?” tanyanya lemah, suaranya lirih namun terdengar jelas dalam keheningan mobil.

Reynard membelai rambutnya perlahan. “Anak buahku membawanya ke rumah sakit. Jangan khawatir!” balasnya menenangkan, sambil menatap mata istrinya dengan penuh perhatian.

Mendengar itu, Caitlin memejamkan matanya sejenak, menarik napas panjang seolah beban besar telah terlepas. Namun, tak lama, bibirnya bergetar pelan dan ia berkata, “Kita sudah tidak saling berhutang.”

Reynard menatapnya dengan alis terangkat, bingung dengan pernyataan itu. “Apa maksudmu?” tanyanya, matanya mencoba mencari kejelasan di wajah Caitlin yang masih pucat.

“Bukankah kau menikahiku karena hutang budi,” ucap Caitlin pelan, seakan setiap kata terasa berat. “Sekarang hutangmu sudah lunas. Bebaskan aku…”

Reynard terdiam, merasakan desiran emosi dalam hatinya yang selama ini tertahan. Ia menggelengkan kepalanya, mendekatkan wajahnya pada Caitlin. “Apa kamu mengira aku menikahimu karena merasa berhutang padamu? Aku sama sekali tidak tahu kau menyelamatkan adikku,” ucapnya, nada suaranya tegas namun penuh kelembutan. “Itu urusan yang berbeda. Soal hutang budi… adikku bukan aku.”

Beberapa jam kemudian, Felix membuka matanya dengan gerakan lemah, menyesuaikan diri dengan cahaya samar di ruangan rumah sakit. Pikiran pertamanya langsung melayang ke Caitlin. Dalam keadaan setengah sadar, ia memanggil namanya dengan cemas, "Cat... Cat..."

Seketika, dorongan kuat membuatnya bangkit dari ranjang meski tubuhnya masih terasa lemah dan dingin. Kekhawatirannya mendorongnya untuk bangun tanpa mempedulikan rasa sakit yang masih menyisa di tubuhnya.

"Di mana dia? Apakah dia baik-baik saja?" gumam Felix dengan penuh kegelisahan sambil turun dari ranjang. Ia melangkah keluar ruangan, pandangannya terus berkeliling, mencari petunjuk di koridor rumah sakit yang sepi. Setiap langkah yang diambil terasa begitu berat, namun ia tetap berjalan, mencoba menemukan kamar tempat Caitlin dirawat.

Langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok Reynard berdiri diam di dalam sebuah kamar, menatap Caitlin yang masih tak sadarkan diri di ranjang. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Felix memperhatikan dari balik pintu. Tatapan Reynard tampak begitu dalam, penuh dengan kekhawatiran dan ketegangan yang jelas terlihat di wajahnya.

Felix tersenyum tipis, sedikit terharu dengan pemandangan di depannya. Ia melihat bagaimana Reynard menggenggam tangan Caitlin erat, dan ia bisa merasakan betapa besarnya rasa sayang pria itu terhadap istrinya.

"Reynard Fernando," batin Felix dalam hati, "ada yang bilang kau pria yang jahat dan angkuh. Walaupun kau memang angkuh, setidaknya kau baik pada Cat." Felix mengangguk pelan pada dirinya sendiri, seolah mengakui bahwa Caitlin memang ada di tangan yang tepat. "Gadis ini juga menyukaimu. Itu berarti kau tidak pernah menyakitinya."

Tatapan Felix berubah dingin ketika pikirannya melayang pada orang-orang yang dia benci selama ini. Ia mengepalkan tangannya, suaranya nyaris tak terdengar ketika ia bergumam, "Tom Revelton... Rolla... kalian adalah pasangan yang tidak tahu diri."

Setelah beberapa saat, Felix menghela napas, merasa sedikit lebih tenang. Ia menatap Reynard dan Caitlin untuk terakhir kali, lalu perlahan melangkah pergi. Di balik rasa cemasnya, ada sedikit kelegaan di hatinya karena tahu bahwa Caitlin memiliki seseorang yang benar-benar peduli padanya.

Beberapa saat kemudian, Caitlin perlahan membuka matanya. Pandangannya masih buram, dan ia merasa pusing, seperti baru saja terbangun dari mimpi panjang. Sambil memegang kepalanya yang terasa berat, ia bergumam pelan, "Aku di mana?"

Reynard, yang sudah setia di sampingnya sejak tadi, segera mendekat dan menyentuh wajah istrinya dengan lembut. Ada rasa lega yang terlihat jelas di matanya. "Kamu sudah aman sekarang, dan ini di rumah sakit," jawabnya dengan suara lembut, seolah memastikan bahwa Caitlin benar-benar menyadari tempatnya.

Mendengar hal itu, Caitlin berusaha bangkit, duduk dengan tubuh yang masih lemah di atas ranjang. Tatapannya langsung tertuju pada Reynard, dan pikirannya langsung tertuju pada Felix. "Bagaimana dengan Felix?" tanyanya cemas.

Reynard menarik napas sejenak, menenangkan diri agar tidak terlalu menunjukkan kekhawatirannya. "Dia sudah tidak apa-apa," jawabnya sambil mengulurkan tangan untuk merangkul Caitlin, "seharusnya kau lebih mencemaskan dirimu sendiri. Kau pingsan begitu saja, membuatku sangat khawatir." Ia menariknya ke dalam pelukannya, memberikan kehangatan yang menenangkan, seakan ingin melindunginya dari segala bahaya.

Caitlin terdiam dalam dekapan Reynard, merasakan detak jantungnya yang stabil. Ada rasa tenang dan nyaman yang menjalar dalam dirinya, meskipun tubuhnya masih lemah. Pelukan Reynard yang erat seolah menghapus semua rasa sakit dan ketakutan yang sempat menghantuinya.

"Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba memelukku?" tanya Caitlin penasaran.

"Aku lega melihatmu baik-baik saja," jawab Reynard sambil memeluk istrinya.

Caitlin kembali teringat kejadian di ruangan dingin itu, pelukan yang dilakukan oleh Felix membuatnya terdiam.

"Hangat sekali, pelukannya. Felix bisa membuatku merasa nyaman dan aman," gumam Caitlin.

1
yuning
Alhamdulillah
wiemay
mau tamat kah
yuning
lanjut
Isnanun
terbongkar semua Caitlin tau jatidirinya
wiemay
seruuu
Rahma Inayah
semoga caltlin tau semua nya dr felix klu ortu merk ..meninggl gra2 tommy dan ..dan harta merk di curi mrk
yuning
buka semua Felix
Isnanun
Caitkin kok di lawan 😅
🍁Angela❣️
mulut nya Caitlin hadeeehh ... ceoas ceoaoss gak Mandang orang 🤣🤣🤣🤣
🍁Angela❣️
lah visual 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
wiemay
rey memang perlu sosok sprti cath tuk menghadapi dunia
yuning
makin suka sama Caitlin
Permata_tanty
up lg dong thorr
Rahma Inayah
ya jls lah catlin merasa dekt krn ada ikatan darah...kakak dan adik
wiemay
jgn cepat emosi bang
Permata_tanty
up lg ding thor
seru nih
yuning
Felix kakak nya cat, Rey jangan cemburu
🍁Angela❣️
nah kan siapa Felix ?? knp jadi Jacky... jac Nma aslinya ... AP mungkin saudara dari Caitlin ???
wiemay
masih penasaran
Isnanun
kebenaran akan segera terungkap siapa Caitlin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!