Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
"Sudah lama sekali aku tidak melihat suasana sore begini karena sibuk dengan menjalani tapa brata ku."Ucap Wanita itu dengan tatapan lurus ke arah barat.
Tapa brata yang di lakukan oleh Nyai Subang Larang adalah untuk menguasai ilmu kesaktian langka yang bernama Ajian jerat jiwa,sebuah Ilmu yang dapat menjerat jiwa seseorang untuk patuh dan tunduk padanya. Selain itu ilmu tersebut juga dapat digunakan untuk membunuh musuh dalam keadaan jarak jauh tanpa menyentuh tubuhnya.Dalam dunia persilatan ilmu seperti itu sangat di larang karena begitu sangat kejam.Bahkan membuat orang yang menguasainya dapat menjadi musuh seluruh dunia persilatan karena dianggap terlalu berbahaya.
Tapi bagi Nyai Subang Larang yang bukan manusia biasa itu mana mungkin mau mendengarkan larangan itu,bagi dirinya hidupnya adalah miliknya jadi tidak ada orang lain yang berhak untuk mengaturnya.
Selain ilmu tersebut Nyai Subang Larang juga masih mempunyai banyak ilmu lainnya salah satunya adalah ajian seipi angin yang dapat membuat dirinya berpindah dari satu tempat ketempat lain dengan cepat.
"Sudah lama aku tidak melihat keramaian kota,mmmm... sepertinya besok pagi aku harus meninggalkan tempat ini.Tapi aku harus mengganti namaku terlebih dahulu karena nama Subang Larang sudah terkenal di mana mana.Baiklah aku akan mengganti nama ku menjadi Dewi Angan Angan."Ucap Wanita itu.
Tidak lama kemudian malam pun tiba,suasana di lereng gunung terdengar riuh oleh suara hewan malam.Di dalam pondoknya Nyai Subang Larang yang sudah mengganti namanya menjadi Dewi Angan Angan, terlihat duduk bersemedi dengan memejamkan matanya.
Sesaat kemudian di luar terdengar suara orang berkelebat yang menghampiri pondoknya.Orang itu tidak lain adalah Kumara dan Jaladarta.
"Kenapa sepi sekali Kumara apakah orangnya ada di dalam."Tanya Jaladarta.
"Aku juga tidak tahu, sebaiknya ayo kita masuk."Ucap Kumara,seraya melangkah memasuki teras pondok itu.
"Masuklah,aku sudah tahu kedatangan kalian."Ucap Dewi Angan Angan dari dalam.Pintu pondok pun langsung terbuka dengan sendirinya.
Kumara dan Jaladarta saling pandang sejenak kemudian melangkah masuk ke dalam pondok bambu itu.
Di dalam pondok itu Dewi Angan Angan sudah menunggu mereka dan sudah tahu perihal yang di bawanya.
"Hormat Saya Nyai Subang Larang."Ucap Kumara.
"Hormat saya Nyai Subang Larang."Ucap Jaladarta.
Kedua orang itu sangat hormat pada perempuan itu dan tidak berani macam macam dengannya karena tingkat mereka berdua sangat jauh di bawah wanita itu.
"Duduklah kalian berdua dan perlu ku ingatkan pada kalian jangan pernah lagi panggil aku dengan nama Nyai Subang Larang lagi, mulai sekarang nama ku Dewi Angan Angan."Ucap Wanita itu.
"Baik Dewi Angan Angan."Ucap mereka berdua.
"Aku tahu kedatangan kalian berdua karena kalian saat ini sedang memikul tugas berat dari guru kalian apa benar begitu."Tanya Dewi Angan Angan.
"Benar Dewi kami dituntut oleh guru besar perguruan ki Kala Pasung untuk bisa menenangkan pertandingan bela diri nanti.Kami berdua mohon Dewi mau berkenan membantu kami ."Ucap Kumara.
"Perlu kalian ketahui sebenarnya aku muak dengan orang orang dunia persilatan yang suka mau menang sendiri seperti kalian ini.
Ini ambillah dan berikan pada murid kalian yang akan mengikuti pertandingan nanti,tapi aku tidak menjamin dia menjadi juara pertama dalam turnamen itu karena ada salah satu peserta itu yang kekuatannya cukup besar.
Jika murid kalian bertemu dengan dia dalam turnamen nanti , sepertinya peluang kalian untuk menang sangat sedikit"Ucap Dewi Angan Angan.
"Apakah orang itu dari perguruan Harimau Api Dewi."Tanya Kumara.Sambil menerima sebuah paku emas dari tangan Dewi Angan Angan.
"Sepertinya bukan dari perguruan itu, sebaiknya kalian berdua cari tahu sendiri karena aku malas terlibat dengan urusan kalian"Ucap Dewi Angan Angan.Dengan acuh.
"Baik Dewi, lalu apa yang harus kami lakukan dengan paku emas ini Dewi."Tanya Jaladarta.
"Masukkan ke tubuh murid kalian, dengan paku itu kekuatannya akan berkali-kali lipat,tapi perlu kalian ketahui paku itu cukup mahal harganya."Ucap Dewi Angan Angan.
"Soal itu Dewi tidak perlu khawatir kami berdua sudah menyiapkan semuanya."Ucap Kumara seraya mengeluarkan sekantong uang emas dari balik bajunya.
"Baiklah sekarang kalian boleh pergi."Ucap Dewi Angan Angan.
"Kami ucapkan terima kasih Dewi."Ucap Kumara.
Kumara dan Jaladarta kemudian keluar dari pondok itu dan melesat pergi ke arah Utara.
"Watak orang orang dunia persilatan memang seperti itu selalu menggunakan segala cara untuk memenangkan segalanya."Ucap Dewi Angan Angan dalam hati.Sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada salahnya jika besok aku melihat turnamen itu siapa tahu di sana aku bisa menemukan orang yang saya cari."Ucap Dewi Angan Angan.
...----------------...
Tibalah hari dimana turnamen bela diri dimulai, di perguruan tapak suci sudah sangat ramai siang itu.Para penonton sudah banyak yang berdatangan dan memadati di sekitar arena pertandingan itu.
Para peserta dari berbagai Perguruan juga sudah banyak yang hadir bersama dengan guru pembimbing mereka.Selain itu guru besar dari berbagai perguruan juga tidak ketinggalan untuk turut hadir menyaksikan murid mereka yang akan bertanding.
Di sebelah kanan kursi khusus untuk para guru besar terlihat Ki Jatiwaringin tampak sedang menikmati teh hangatnya,di sebelahnya ada Wisangkara guru besar dari perguruan Naga hitam, di sebelahnya lagi ada Ki Kala Pasung guru besar dari perguruan Kelabang Merah,di sebelahnya ada Daswara yang merupakan guru besar dari perguruan tapak suci sekaligus tuan rumah.Ki Bayarana dari perguruan tapak menjangan juga sudah hadir di sana bersama Mayang dan Endang.Dalam pertandingan itu Endanglah yang akan menjadi wakil dari perguruannya.Sedangkan Warisapana dan Jendera Bagaswara bersama Barata belum tampak di sana.
"Sambil menunggu kedatangan Jenderal Bagaswara dan tuan Warisapana tuan tuan bisa menikmati teh dan makanan kecil yang telah kami sediakan , silahkan."Ucap Daswara.
"Rupanya perguruan pedang terbang ikut juga dalam turnamen kali ini setelah sekian lama tidak muncul,tapi bisa apa perguruan itu sekarang."Ucap Ki Kala Pasung.Dengan meremehkan.
"Walaupun mungkin kalah dalam satu gebrakan paling tidak Warisapana masih punya nyali mengikutsertakan muridnya dalam turnamen ini haaa....haaaa....."Sahut Wisangkara.Yang juga meremehkan perguruan pedang terbang.
"Sebaiknya kalian berdua jangan terlalu sombong diri dulu kita belum lihat bagaimana kemampuan murid Warisapana itu."Sahut Ki Bayarana.
"Apa kau merasa takut Bayarana hingga berkata seperti itu."Ucap Ki Kala Pasung.
Bayarana menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Ki Kala Pasung yang di nilai kurang ajar itu.
"Apa kau tidak pernah dengar tentang Swarnabumi Kala Pasung bagaimana sepak terjangnya dia di masa lalu aku yakin jika murid Warisapana kali ini pasti akan membuat kejutan di sini."Ucap Ki Bayarana.
Ki Kala Pasung langsung terdiam mendengar ucapan dari Bayarana itu karena ia pun tahu betul bagaimana kehebatan Swarnabumi di masa lalu.
"Tapi itu sudah menjadi sejarah saja bagi perguruan pedang terbang Bayarana, jadi apa yang mesti harus di takutkan."Ucap Ki Kala Pasung.
"Jenderal besar Bagaswara telah tiba....!!"Teriak seorang murid yang berjaga di depan.
"Tuan tuan harap berdiri semua kita sambut kedatangan Jendera besar kerajaan Mayang."Ucap Daswara.Memberikan perintah.
Semua orang yang ada di situ segera berdiri bersiap untuk menyambut kedatangan Jendera besar itu.
Sebuah kereta kuda megah terlihat memasuki pintu gerbang perguruan dengan di kawal oleh ratusan tentara di belakangnya dengan persenjataan yang sangat lengkap.