Menikahi Gadis Koma ( Arwah Cantik)

Jo sangat penasaran mengenai David, dia mencoba mencari keberadaan David di Klub langganannya, berdasarkan beberapa informasi David sering ke Klub tersebut.

Jo berjalan dengan santai memasuki Klub itu, suara musik DJ yang menggema disana dan kerlap kerlipnya dunia malam membuat Jo sedikit pusing karena tidak terbiasa pergi kesana.

"Apa kamu mengenal pria ini?" tanya Jo kepada seorang wanita yang ada disana dengan memperlihatkan foto David.

"Emm... biasanya sih sering kesini, tapi hari ini dia tidak datang." jawab seorang wanita yang selalu standby disana untuk menjadi pemuas para kaum pria hidung belang.

Sepertinya David merasa di awasi atau juga ingin menghindari semuanya terutama Elsa yang mengancamnya dengan adiknya.

Wanita itu meraba-raba dada Jo, "Dari pada mencarinya, mending kamu bersenang-senang denganku, aku pasti kasih pelayanan yang special."

Jo menepis tangan wanita itu dengan kasar, dia segera melangkah untuk keluar lagi dari sana. Namun matanya jadi tertuju kepada seorang wanita yang sedang mabuk disana.

"Bukan kah itu Jesika?" Jo mengerutkan dahinya.

Jesika yang tengah mabuk dia diboyong oleh seorang pria, "Kau mau bawa aku kemana? Aku mau pulang!" ucap Jesika yang keadaannya sudah mabuk berat.

Pria itu hanya terkekeh , "Kita akan bersenang-senang , baby."

Jo segera menghalangi jalan mereka, "Jesika!"

Jesika yang pandangannya sudah sedikit kabur dan disertai rasa kantuk. Dia menggeleng-gelengkan kepala agar bisa melihat dengan jelas siapa yang menghalangi jalannya, "Oh Jonathan!" Jesika terkekeh.

Jesika melepaskan dirinya dari pria yang memapahnya itu, dia masih terkekeh sambil memegang kedua pipi Jo sambil mencubit pipinya dengan gemas, "Jo, kau selalu datang. Kau pahlawanku!"

"Hei, nona ayo kita bersenang-senang malam ini!" ajak pria itu sambil menarik tangan Jesika, namun Jo menahannya.

"Lebih baik kau pergi, dia akan pulang bersamaku." ucap Jo dengan nada tinggi.

"Siapa kau? Jangan ikut campur!" bentak pria itu sambil terus menarik tangan Jesika lagi.

Jo melepaskan tangan Jesika dari pria itu dengan kasar, dia menarik tangan Jesika untuk membawanya pergi.

Tapi pria itu malah menahan tangannya, "Sial! Kau sudah mengganggu kesenanganku!" Dia melayangkan tangannya untuk meninju Jo.

Tapi Jo mehanan tangannya malah balik memukul wajah pria itu hingga jatuh tersungkur ke lantai.

Bugh...

Jo menarik tangan Jesika, membawanya ke luar dari klub itu.

"Kau dokter , pasti tau minum minuman seperti itu gak baik buat kesehatanmu. Sampai kapan mau mabuk-mabukan seperti ini? Bagaimana kalau malam ini tidak bertemu aku? Hidupmu pasti hancur oleh pria bajingan itu! " Jo membentak Jesika begitu membawanya masuk ke dalam mobil.

Jesika malah menangis "Hidupku udah hancur, Jo. Aku dari dulu suka banget sama Bara. Aku pernah patah hati saat Bara mau dijodohkan, tapi aku masih setia mencintainya. Dan sekarang dia bisa membuka hati buat wanita lain, tapi kenapa dia tidak bisa mencoba sekali saja untuk mencintaiku." Jesika menangis terisak-isak.

Jo tidak tau cara untuk menenangkannya, dia memberikan tisu pada Jesika. Jesika malah menepis tangannya. "Aku tidak butuh itu, aku butuh Bara. Aku cinta sama kamu, Bara!" Jesika sudah terlalu banyak minum sampai omongannya ngelantur.

Dia malah memeluk Jo, "Biarkan aku memelukmu sekali aja, Bara!"

"Jesika!" Jo tidak tau harus berbuat apa saat Jesika memeluknya. Sampai jantungnya berdebar-debar tidak menentu.

"Mengapa kamu tidak tidak bisa mencintai aku, Bara? Aku cantik, aku kaya, banyak pria yang menyukaiku, tapi kenapa kamu tidak bisa mencintai aku?" Setelah mengatakan itu, Jesika tertidur di pelukan Jo.

Jo menarik nafas dalam-dalam, dengan perlahan dia melepaskan pelukan Jesika, memasang silt belt pada Jesika, dia memandangi wajah Jesika dengan tatapan sendu, "Kamu memang cantik dan kaya, juga banyak pria yang menyukaimu. Karena itu kamu harus melupakan tuan Bara, dan berkencan dengan pria yang bisa mencintai kamu lalu menikah dengannya."

Jo membereskan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Jesika, dia berkata di dalam hatinya, Sayangnya aku tidak layak buat kamu.

Jo mengantarkan Jesika ke rumahnya. Dan seperti biasa menggendong Jesika sampai ke kamarnya diikuti oleh Bu Hera.

"Ya ampun Jo, maafkan Jesika selalu saja merepotkan kamu. Tante sangat malu sama kamu. " ucap Bu Hera, dia merasa tidak enak pada Jo.

"Sama sekali tidak merepotkan, tante."

"Jesika memang suka sekali dengan Bara, padahal Bara sudah bilang ke tante dan om Gani kalau dia tidak bisa menerima Jesika. Mungkin dengan dia dinikahkan dengan seseorang , dia bisa berhenti mengharapkan Bara." cerita Bu Hera, sambil menyelimuti tubuh Jesika.

"Jesika akan dinikahkan, tante?"

"Iya papanya Jesika sedang menilai beberapa pengusaha muda kenalannya yang ingin melamar Jesika, syukur-syukur dengan yang punya rumah sakit juga, biar profesinya sama dengan Jesika."

Perkataan Bu Hera itu entah mengapa membuat Jo patah hati, tapi dia sadar diri, dia hanya seorang asisten, asal usulnya tidak jelas, dan berasal dari panti asuhan. Karena itu dia tau diri tidak ingin mengharapkan Jesika walaupun sebenarnya dari dulu dia menyukai wanita itu.

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...