Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Keegoisan Nikita
Nikita duduk di ujung sofa ruang tamu, tubuhnya tegang dan matanya menatap lurus ke depan. Di depannya, Marsel berdiri dengan canggung, sementara Syakila duduk dengan anggun, menunggu Nikita memulai pembicaraan. Atmosfer di ruangan itu begitu tegang, seperti badai yang siap meledak kapan saja.
"Aku tidak akan pernah menyetujui ini, Marsel!" ucap Nikita memulai dengan suara penuh amarah.
"Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan Michelle masuk dalam Kartu Keluarga kalian tanpa mengakuinya sebagai anakku? Ini tidak adil!" lanjutnya dengan Nadanya penuh kepahitan.
Marsel mengusap wajahnya dengan tangan gemetar, merasa berada di antara dua dinding yang siap menghimpitnya kapan saja.
"Nikita, tolong mengerti. Ini bukan tentang adil atau tidak adil. Ini soal memberikan Michelle masa depan yang lebih baik. Syakila sudah setuju untuk menerimanya, dan itu sudah lebih dari yang bisa kita harapkan." lerai Marsel.
"Ini bukan hanya tentang kau, Nikita. Ini tentang Michelle. Dia butuh stabilitas, dia butuh keluarga yang bisa memberinya nama baik. Kau sendiri yang menempatkan dia dalam situasi ini, dan sekarang kau ingin tetap memegang kendali? Kau sudah tidak punya hak untuk itu." ucap Syakila dengan suaranya tenang, namun setiap kata terasa seperti belati yang menusuk. Syakila menatap Nikita dengan pandangan dingin, matanya berbinar tajam. Dan mampu membuat Nikita tersentak.
"Tidak punya hak? Aku ibunya! Michelle adalah darah dagingku! Aku yang melahirkannya," bentaknya, suaranya semakin keras, penuh amarah yang meluap.
"Bagaimana mungkin aku melepaskannya seperti ini? Kalian bisa mengambil apa saja, tapi bukan anakku! Apa pun legalitas yang kalian buat, Michelle tetap anakku, dan aku tidak akan pernah menyerahkan itu." ucap tegas Nikita yang matanya sedikit ada air mata yanh tertahan. Tidak di pungkiri jika itu menyakitinya.
Marsel menarik napas panjang, hatinya semakin terasa sesak. Di satu sisi, dia mengerti kemarahan Nikita bagaimanapun, Michelle memang anak biologisnya. Namun, di sisi lain, dia tahu bahwa tanpa persetujuan Syakila, masa depan Michelle akan selalu berada di ujung tanduk.
"Kamu tahu Syakila adalah satu satunya yang bisa menjamin masa depan Michelle dalam keluarga ini," ucap Marsel dengan suara rendah, berharap bisa meredakan ketegangan.
"Kita tidak bisa terus hidup dalam bayang bayang skandal ini. Kamu sendiri yang membuat keputusan untuk menjalani hubungan ini, Nikita. Sekarang kita harus menghadapi konsekuensinya." lanjutnya.
Hah!
Nikita tertawa pahit, sinis.
"Oh, jadi sekarang ini semua kesalahanku? Kamu yang memulai semuanya, Marsel. Kamu yang mendekatiku, memujaku, dan sekarang kamu ingin melepaskan tanggung jawabmu begitu saja? Sungguh aku tidak habis pikir, ternyata ini sifat aslimu, Marsel!" marah Nikita.
Syakila, yang mendengarkan percakapan itu dengan penuh perhatian, merasa semakin marah.
"Nikita, cukup! Kamu berbicara seolah olah hanya kamu yang tersakiti di sini. Kamu yang menghancurkan pernikahan kami, kamu yang masuk ke dalam kehidupan kami, dan sekarang kamu tidak mau menanggung akibatnya?" sekak mat dari Syakila.
Ruangan itu hening sesaat. Nikita memandang Marsel dengan tatapan penuh kemarahan dan keputusasaan.
"Marsel, kamu tahu aku tidak akan bisa melakukan ini. Aku tidak bisa kehilangan Michelle. Dia satu satunya yang aku miliki." ucap Nikita pelan.
Marsel merasakan beban yang semakin menghimpit. Perasaan bersalah, kebingungan, dan rasa terjebak bercampur aduk dalam pikirannya.
"Aku tahu ini tidak mudah, Nikita. Tapi kamu harus mengerti, aku tidak bisa memilihmu dan menyingkirkan keluarga yang sudah kujalani selama bertahun tahun. Syakila memberiku kesempatan ini, kesempatan untuk memperbaiki segalanya. Jika kita ingin Michelle diakui, ini satu satunya jalan." ucap Marsel yang terus menyadarkan Nikita.
Dalam hati Marsel, konflik batin terus berkecamuk. Dia merasa terseret antara dua wanita yang sama sama mencintainya, namun dari cinta itu juga muncul kebencian dan dendam. Dia tahu, setiap keputusan yang diambil akan menghancurkan hati seseorang. Namun, dalam benaknya, ada satu hal yang terus mengusik: Michelle tidak bersalah dalam semua ini. Dia hanya anak kecil yang terseret dalam skandal yang dibuat oleh orang dewasa yang seharusnya melindunginya.
Di sisi lain, Mikel, yang mengetahui percakapan itu, memandang segala situasi ini dengan rasa muak. Baginya, semua ini adalah hasil dari keegoisan Nikita. Saat Nikita pertama kali memintanya membantu mencari Michelle, dia sudah menyampaikan syarat dari mamanya, Syakila. Namun, Nikita bersikeras, bahkan sekarang dia berani menuntut lebih.
Mikel mendekati Nikita dengan wajah dingin.
"Nikita, kamu harus sadar. Ini bukan tentang apa yang kamu inginkan lagi. Kamu yang bermain api, dan sekarang kamu terbakar olehnya. Jangan salahkan siapa pun kecuali dirimu sendiri." ucap Mikel yang mulai habis kesabarannya.
Nikita menatap Mikel, berharap dia bisa memberikan sedikit dukungan. Namun, Mikel tidak bergeming.
"Kita sudah bicara tentang ini. Jika kamu ingin Michelle ditemukan, kamu harus menerima syarat mama. Kamu tahu itu sejak awal." tegas Mikel.
Nikita semakin merasa terpojok, hatinya seakan terkoyak.
"Aku hanya ingin Michelle memiliki masa depan yang baik, Mikel. Kenapa kalian semua begitu kejam padaku? Kenapa aku harus kehilangan semuanya?" histeris Nikita.
Mikel mendengus, menatap Nikita tanpa rasa simpati.
"Ini adalah konsekuensi dari pilihan yang kamu buat, Nikita. Jangan berharap aku atau siapa pun akan merasa kasihan padamu." senyum smirk Mikel.
Nikita tersadar bahwa posisinya semakin sulit. Marsel sudah jelas memilih untuk mengikuti syarat Syakila, Mikel tidak mau ikut campur, dan sekarang dia tidak punya pilihan lain. Setelah semua usahanya untuk mempertahankan Michelle, ia tahu bahwa ia tidak bisa menang dalam situasi ini.
"Baiklah," ucapnya dengan hati yang berat, Nikita akhirnya menyetujui syarat Syakila dengan suara yang hampir tak terdengar, suaranya penuh kepasrahan.
"Aku akan menyerahkan Michelle." lanjut Nikita.
Marsel menghela napas lega, namun ada sedikit rasa bersalah yang menghantuinya. Syakila, di sisi lain, merasa puas.
"Bagus, Nikita. Ini yang terbaik untuk semuanya." ucap Marsel.
Syakila segera bergerak cepat, menyiapkan surat pernyataan dan legalitas terkait status Michelle. Dokumen itu akan memastikan bahwa Michelle akan diakui sebagai anak Marsel dan Syakila, tanpa ada lagi ikatan dengan Nikita.
Namun, meski semuanya tampak selesai di atas kertas, hati Nikita hancur berkeping keping. Saat dia menandatangani dokumen itu, air matanya mengalir tanpa henti. Meskipun dia setuju, dalam hatinya dia tahu bahwa dia telah kehilangan segalanya anaknya, masa depannya, dan bahkan sedikit rasa hormat yang dia harapkan dari orang orang di sekitarnya.
"Terima kasih, Nikita," ucap Marsel pelan, mencoba meredakan suasana.
Namun Nikita tidak menjawab. Dia hanya berdiri, memandang semua yang ada di hadapannya dengan rasa kosong. Michelle, anak yang dia cintai lebih dari segalanya, kini bukan lagi miliknya.
Dan begitu saja, semuanya berakhir. Michelle akan menjadi anak keluarga Smit, sementara Nikita hanya akan menjadi bayangan dalam kehidupannya.
"Aku pulang, Ma, Pa," pamit Mikel karena Nikita sudah keluar lebih dulu dengan tangisannya yang entah kemana.
...****************...
Hi semuanya! Jangan lupa tinggalkan jejek kalian disini ya.
Keren banget 🔥😍