Riky harus merelakan cintanya yang diam-diam ia pendam hanya karena kesalahpahaman yang terjadi. Ia harus menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenali.
Aisyah wanita malang, korban tabrak lari yang berhasil disekamatkan oleh Riky pada malam itu. Riky terpaksa menikahi Aisyah dan mengubur cintanya kepada Tita, gadis yang selama ini ia kagumi dan ia cintai secara diam-diam.
Tita pun menerima pinangan Raja. Mereka sama-sama memiliki pasangan. Namun jodoh tidak ada yang tahu. Tuhan mempersatukan mereka, saat keduanya sudah sama-sama tidak memiliki pasangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sempit
Ricky pun membaringkan tubuh istrinya. Ia membuka kaosnya sendiri dan hanya menyisakan sarung yang ia pakai. Tita mengalihkan pandangannya karena malu melihat tubuh suaminya. Ricky turun sebentar untuk mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur.
Ricky kembali membaca do'a sebelum mencumbu istrinya. Pelan-pelan ia menarik tali kimono Tita dan melepaskan kimono tersebut. Samar-samar ia melihat keindahan tubuh Tita di hadapannya. Ricky pun mulai mencumbu Tita. Mulai dari wajahnya, leher, kemudian turun ke dada. Tita merasakan panas dingin dalam tubuhnya. Kali ini Ricky sedang bermain-main dengan gunung kembar milik Tita yang masih terbungkus. Tanpa sadar Tida melenguh dan membuat Ricky semakin terbakar gairah.
"Sayang, boleh?"
Tita mengangguk.
Ricky pun membuka pembungkus buah kembar Tita. Menjamah dan mengulumnya seperti seorang bayi. Ricky pun membuka segitiga pengaman Tita dan mulai mengarahkan miliknya. Tiba-tiba Tita bangun karena teringat peristiwa saat ia memergoki Raja dan Marco sedang bercinta.
"Kenapa sayang?"
"M-Mas aku takut. K-kamu suka perempuan kan Mas?"
"Astaghfirullah... tentu aku suka perempuan. Kamu perempuan yang aku suka dan aku cintai."
Ricky ingat kata Pak Ferdi. Mungkin Tita masih terbayang masa lalunya.
"Sayang, kalau kamu belum siap aku nggak pa-pa kok."
Ricky akan memakaikan kimono Tita, namun Tita justru memeluknya.
"Maaf Mas...tidak, aku sudah siap kok! Aku hanya sedikit takut."
Ricky mengelus rambut kepala Tita kemudian mengecupnya. Ia kembali memagut bibir istrinya dan tangannya pun tak tinggal diam.
"Pejamkan matamu, jika kamu takut."
Ricky membaringkan Tita. Tubuh Tita sudah menggelinjang akibat cumbuan suaminya. Dengan usaha keras Ricky mencoba menerobos bertahan Tita meski sangat sulit.
"Ini sangat sempit, ternyata ia benar-benar masih perawan." Batin Ricky.
Dan setelah percobaan ke sekian kalinya, akhirnya pertahanan Tita runtuh. Milik Ricky melesat ke dalam. Dan terjadilah apa yang harus terjadi. Setelah pelepasannya, Ricky pun membaca do'a kemudian mengecup kening istrinya. Tita tersenyum malu-malu. Hatinya kini mulai tenang. Apa yang ia takutkan ternyata hanya perasaannya saja.
"Sayang, sepertinya aku harus berterima kasih kepada Raja."
"Untuk apa Mas?"
"Karena dia bodoh. Perempuan secantik kamu belum bisa menyadarkannya."
Tita paham dengan maksud Ricky.
"Kamu tahu Mas?"
"Iya, Abi yang cerita. Lupakan masa lalumu, kita akan mulai dengan lembaran baru. Aku berharap anak kita segera tumbuh di rahimmu."
"Amin."
Ricky mengelus perut Tita yang masih rata. Mereka pun akhirnya tertidur deng posisi miring dan Ricky memeluk Tita dari belakang.
Sebelum waktu subuh Tita terbangun. Ia merasakan tubuhnya berat. Ternyata ia tertindih tangan dan kaki Ricky. Tita berbalik menghadap suaminya. Ia memandang wajah teduh laki-laki yang sudah menjadi pemilik hatinya itu. Tita mengangkat tangannya dan mengelus pipi Ricky dengan lembut.
Tiba-tiba tangan Ricky memegang tangan Tita.
cup
Ricky mencium telapak tangan Tita.
"Ada apa, hem? apa sudah shubuh?"
"Belum Mas, maaf karena sudah mengganggu tidurmu."
"Tidak... aku suka dengan sentuhanmu Sayang."
Tita hendak menarik tangannya, namun Ricky menahannya. Ia justru mengarahkan tangan Tita ke miliknya sudah menegang.
"Dia ingin masuk lagi Sayang."
Tampa aba-aba, tangan Ricky pun masuk menelusup ka dalam kimono Tita. Ia pun memulai lagi pertempurannya. Meski masih sulit untuk menembusnya, Ricky tetap bersemangat. Kali ini ia merasakan dua kali pelepasan. Tita menganggap hal tersebut wajar bagi Ricky. Karena ia berfikir suaminya tersebut sudah pernah menikah dan tentu pernah melakukannya dengan mantan istrinya.
"Kamu luar biasa, Sayang."
"Apa mungkin kamu juga berkata seperti ini kepada istrimu dulu Mas?" Batin Tita.
Mereka pun mandi dan shalat shubuh berjama'ah. Setelah selesai shalat, mereka keluar untuk lari pagi. Di sekitar villa masih ada persawahan dan perkebunan yang sangat asri.
"Di sini adem ya?"
"Iya Mas."
"Sayang, kenapa jalanmu pelan sekali?"
"Ti-tidak apa-apa."
"Sudah tahu ini ulahmu, masih saja nanya." Batin Tita.
"Oh tunggu!" Ujar Ricky.
Ricky pun berbisik di telinga istrinya.
"Maaf sudah membuatmu sulit berjalan."
"Mas... apaan sih!"
Tita pun berusaha sedikit berlari menghindari suaminya. Ricky tergelak melihat tingkah istrinya.
Saat matahari mulai muncul, mereka kembali ke Villa.
"Itu mereka!" Ujar Bu Ratna.
"Dari mana Rik? Tanya Bunda Raisya.
"Menikmati sunrise, Bun. Di sini enak, adem."
"Ayo kita sarapan dulu' Setelah ini kita akan pulang. Tapi kalau kalian berdua masih mau di sini nggak pa-pa."
"Maaf Ummi, kita juga akan kembali. Dan aku mau minta izin untuk membawa Tita ke Mesir besok. Karena ada ada urusan yang harus aku selesaikan. Apa Ummi dan Abi mengizinkan?"
Bu Ratna menoleh kepa suaminya.
"Ya sudah, mau gimana lagi. Gita sudah menjadi hakmu. Berdosa jika kami melarangmu. Bawa saja nggak pa-pa. Tapi sesuai janjimu sebelum menikah ya?" Ujar Pak Ferdi.
"Iya Bi...setelah semua urusanku selesai, kami akan kembali lagi."
"Iya, yang penting kalian jangan lupa kabari kami. Biar Ummimu tidak merasa kehilangan anak-anaknya."
"Iya Bi."
"Ya sudah ayo kita sarapan dulu."
Siang harinya.
Mereka sudah sampai di Surabaya. Ricky langsung ikut ke rumah mertuanya. Karena Tita akan mengemas barang-barang yang akan dibawa ke Mesir.
Sore harinya.
Saat Tita tengah memasukkan barang-barangnya. Bi' Eni memanggilnya.
Tok tok tok
"Siapa?"
"Saya Non."
Tita membuka pintu.
"Ada apa bi'?"
"E... itu Non ada tamu untuk non Tita."
"Siapa bi'?"
"Den Raja."
"Mau apa katanya bi'?"
"Ada perlu sama Non Tita. Bibi' nggak enak yang mau ngusir."
"Ya sudah tunggu sebentar gitu bi'."
Tita mendekati suaminya. Ricky yang sudah mendengar percakapan mereka pun langsung menanggapi.
"Mungkin dia ada urusan penting denganmu. Temui saja, aku nggak pa-pa."
"Tapi..."
"Ayo aku temani!"
Ricky pun menggandeng tangan istrinya dan turun ke bawah. Raja yang sedang duduk di sofa pun berdiri melihat kedatangan Tita. Namun ia tercengang saat Tita datang dengan seorang laki-laki dan mereka nampak sangat dekat.
"Tita...."
"Hai bro, perkenalkan saya Ricky. Ayo silahkan duduk." Ricky menjabat tangan Raja.
Raja masih tak berkutik. Tita dan Ricky duduk berdampingan
"Ayo bro duduk dulu. Santai saja!"
"Apa kabar Bang?"
Tita sengaja merubah panggilannya, karena ia ingin menjaga perasaan suaminya.
"Aku baik... kamu?"
"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat."
"Maaf Bro ada perlu apa anda menemui istri saya?"
Jedar
Bagai disambar petir di siang hari. Raja melongo mendengar ucapan Ricky.
"Tita, apa benar kamu sudah menikah?"
"Iya, ini suamiku bang."
"Kenapa secepat itu? Kita bahkan belum ada tiga bulan berpisah. Bukankah kamu harus menjalani iddah?"
"Maaf mungkin anda lupa, kalau seorang perempuan belum digauli suaminya maka dia tidak wajib menjalankan iddah."
Raja kalah telak. Ia tidak tahu dengan hukum tersebut. Kali ini ia benar-benar malu. Ia mengurungkan niatnya untuk mengajak Tita rujuk dengannya. Karena sudah tidak ada kesempatan lagi baginya.
"Bang, kamu laki-laki baik. Aku do'akan kamu mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Jangan sia-siakan hidupmu."
"Itu benar bro. Maaf aku tidak ingin mencampuri urusan masa lalu kalian. Tapi aku pun juga akan mendo'akan hal yang sama seperti istriku."
Raja pun pamit pulang.
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semoga lolos ya min
Gak hot amat kok😂