NovelToon NovelToon
CINTA WINARSIH

CINTA WINARSIH

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:16.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: juskelapa

Winarsih, seorang gadis asal Jambi yang memiliki impian untuk bekerja di ibukota agar bisa memberikan kehidupan yang layak untuk ibunya yang buruh tani dan adiknya yang down syndrome.

Bersama Utomo kekasihnya, Winarsih menginjak Jakarta yang pelik dengan segala kehidupan manusianya.

Kemudian satu peristiwa nahas membuat Winarsih harus mengandung calon bayi Dean, anak majikannya.


Apakah Winarsih menerima tawaran Utomo untuk mengambil tanggungjawab menikahinya?

Akankah Dean, anak majikannya yang narsis itu bertanggung jawab?

***

"Semua ini sudah menjadi jalanmu Win. Jaga Anakmu lebih baik dari Ibu menjaga Kamu. Setelah menjadi istri, ikuti apa kata Suamimu. Percayai Suamimu dengan sepenuh hati agar hatimu tenang. Rawat keluargamu dengan cinta. Karena cintamu itu yang bakal menguatkan keluargamu. Ibu percaya, Cintanya Winarsih akan bisa melelehkan gunung es sekalipun,"

Sepotong nasehat Bu Sumi sesaat sebelum Winarsih menikah.

update SETIAP HARI
IG @juskelapa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Ancaman

Dean menggeliatkan tubuh telanjangnya di atas ranjang besar. Saat membuka mata, dia heran mendapati tubuhnya tak memakai pakaian apapun.

Tubuhnya pegal-pegal serasa habis diamuk massa. Perutnya terasa mual dan perih. Pria itu melongok jam digital di atas meja nakas. Sudah hampir pukul sebelas siang. Pantas perutnya mual bercampur lapar

Dean duduk bersandar di headboard ranjang masih dengan memeluk selimut yang melilit tubuhnya.

Apa yang telah terjadi kemarin malam? Kilasan bayangan berada di night club bersama Disty muncul di ingatannya.

Kekasihnya itu sengaja membuatnya mabuk dan memberikan sesuatu ke minumannya. Setelah itu ingatan Dean hanya sama-samar.

Sepotong demi sepotong dia berusaha menyatukan hal yang bisa diingatnya.

Disty yang telah melakukan mencumbui keperkasaannya. Disty yang malam itu telah menanggalkan semua pakaian untuk bercinta dengannya.

Hingga dia yang tiba-tiba berada di samping rumahnya dengan Disty yang terus-terusan meneriakinya. Disty mengatakan bahwa kemarin malam mereka telah melakukannya. Kacau, pikirnya.

Dean memijit-mijit keningnya.

"Berengsek!" Dean spontan memaki karena ingat bahwa Disty sengaja mencekokinya dengan alkohol yang diracik bersama obat.

Kemudian mata Dean membelalak karena ingat sesuatu.

Winarsih. Dia bertemu Winarsih tengah malam itu. Pembantunya itu berhasil memapahnya hingga ke kamar.

Perlahan-lahan ingatan tentang dia yang berjalan beriringan bersama Winarsih ke kamarnya melintas jelas di kepala.

Potongan-potongan ingatan akan dia yang mendorong tubuh pembantunya itu hingga tergeletak di ranjang sampai ke ingatan di mana dia menarik turun pakaian dalam wanita itu.

Dean meremas rambutnya dengan kedua tangan. Winarsih. Dia telah memperkosa pembantunya itu.

Cepat-cepat Dean bangkit menyibakkan selimut yang sejak tadi dipeluknya. Mata Dean mencari-cari sesuatu di atas selimut itu.

Kemudian matanya terpaku pada beberapa bercak noda merah kehitaman telah mengotori selimutnya yang berwarna biru langit.

"Winarsih masih perawan. Aku yang ngambil keperawanannya itu dalam keadaan setengah sadar," gumam Dean menunduk di atas bercak noda di selimutnya.

Kedua tangan Dean meremas selimutnya.

Dia harus segera menemui Disty untuk menanyakan soal minumannya kemarin malam pada wanita itu.

Bergegas pria itu masuk kamar mandi meninggalkan selimut bernoda darah Winarsih tetap berada di atas ranjangnya.

Dean merasa tak perlu buru-buru meminta pembantu mengganti seprai dan bed cover. Karena jika dia langsung meminta para pembantunya mengganti bed cover set yang baru saja diganti, urusan itu pasti akan sampai di telinga ibunya.

Hampir pukul 12 siang saat Dean turun dari lantai dua menuju ruang makan. Tina salah seorang pegawai dapur tampak sedang berdiri menata hidangan di atas meja makan besar yang siang itu hanya diperuntukkan baginya.

"Semua sudah selesai Pak, silakan" ucap Tina seraya tersenyum padanya yang telah menarik kursi.

Dean hanya mengangguk kecil untuk menjawab perkataan pembantunya itu.

"Saya pamit ke belakang Pak, kalau nanti ada yang kurang telepon saja seperti biasa," sambung Mba Tina lagi kemudian mundur dan berbalik pergi.

Beberapa langkah wanita itu berjalan,

"Mbak!" panggil Dean.

"Ya Pak?" Tina berjengit dan buru-buru berbalik menatap Dean. Wanita itu takut sekali jika ada yang salah soal rasa mau pun penampilan hidangan makan siang itu.

"Emmm, Winarsih mana?" tanya Dean tanpa memandang Tina.

"Sakit Pak. Katanya sedang nggak enak badan. Sudah izin dengan Mbah tadi" jawab Mba Tina lega.

Tina lega karena Dean yang merupakan sosok pengkritik ulung di rumah itu ternyata hanya menanyakan Winarsih.

"Kalau ada pegawai yang ngomong sedang nggak enak badan, harus segera dirawat ya. Ditanya apa kebutuhannya. Jangan sampai majikannya yang kena kalau ada apa-apa dengan pegawai yang sakit," ucap Dean sambil memasukkan sesendok nasi dan lauk ke mulutnya.

"Baik Pak," jawab Tina.

"Ya sudah! Kamu pergi sana," perintah Dean masih tanpa menoleh pembantunya.

Seperti terbang, Tina langsung pergi meninggalkan Dean. Tina berpikir, tumben sekali majikan mereka yang ketus itu memikirkan nasib pegawainya yang sedang sakit.

Sementara itu, otak Dean terus bekerja keras mengingat-ingat apa yang telah dilakukannya kemarin malam.

Apakah yang dilakukannya begitu menyakiti Winarsih?. Apa pembantunya itu terluka? Apanya yang sakit? Apa dia sudah keluar untuk makan siang?.

Sekarang pikiran Dean begitu galau dan bimbang. Dia merasa begitu berdosa dan merasa menjadi orang yang sangat jahat.

Apalagi di dalam benaknya mulai melintas adegan-adegan di mana dia memperlakukan Winarsih dengan begitu kasar. Dean memejamkan mata dan menggeleng beberapa kali.

Apakah Winarsih akan menuntutnya? Apa yang akan dilakukan oleh wanita itu sekarang?

Setelah memakan sedikit nasinya karena merasa perutnya belum terlalu pulih, Dean segera menuju garasi mobil dan memasuki Range Rover putihnya.

Baru lima menit menjalankan mobilnya, Dean tiba di depan gerbang dan melihat sosok pria yang dikenalinya sebagai pacar Winarsih.

Pak Lutfi, yang merupakan lawan shift Rojak membuka gerbang lebar-lebar saat melihat mobilnya menuju keluar.

Dean mengingat malam sebelumnya pria itu memperkenalkan diri sebagai pacar Winarsih yang bernama Utomo.

Entah angin apa yang membuat Dean begitu anti terhadap pacar pembantunya itu, saat itu juga Dean mengatakan kepada Utomo bahwa Winarsih sedang tidak sehat. Dan meminta pria itu untuk segera kembali saja.

Dean tak mau Utomo menemui Winarsih, sebelum dia bertemu dan berbicara dengan pembantunya itu.

Raut kekecewaan jelas tergambar di wajah Utomo. Tapi menurut Dean, untuk saat ini, itu adalah yang terbaik bagi Utomo.

******

"Jangan bohong kamu!" teriak Dean.

"Aku nggak bohong!" balas Disty melengking.

"Aku nggak ngerasa ngapa-ngapain kamu. Kalau kita berdua udah bercinta habis-habisan, gak mungkin aku bisa--" Perkataan Dean menggantung.

"Bisa apa? Bisa apa? Emangnya kamu ngapain lagi?" desak Disty.

Sore itu Dean dan Disty bertemu di sebuah studio apartemen yang ditempati kekasihnya itu dalam tiga bulan terakhir ini.

Dean membelikan apartemen itu untuk Disty, karena kekasihnya selalu mengeluh bahwa dia sudah tak tahan hidup bersama ayahnya yang pemalas.

"Tapi aku nggak punya ingatan bahwa aku tuh udah begituan sama kamu," sambung Dean.

Di benaknya kini malah terbayang bagaimana wajah Winarsih ketika berada di bawah tubuhnya. Dean mengingat bagaimana Winarsih merintih saat Dean berusaha memasukinya. Darahnya kembali berdesir.

"Bisa-bisanya ya kamu begitu! Udah enak-enakan sama-sama sekarang nggak ngaku!" Disty mulai menangis seraya menutupkan kedua telapak tangannya ke wajah.

Dean hanya duduk di sofa melihat ke arah kekasihnya itu dengan pandangan menerawang. Dia tak tahu harus mengatakan apa lagi.

Ingatan paling jelas di kepalanya saat ini adalah tentang bagaimana dia menjelajahi dada Winarsih yang luar biasa itu dengan lidahnya. Ingatan itu sangat jelas.

Dean kembali memeras otaknya, namun ingatan bahwa ia telah meniduri Disty tak ada secuil pun muncul di kepalanya.

"Pokoknya kamu harus nikahi aku," ucap Disty di sela isaknya.

"What?!" pekik Dean dengan suara tinggi.

"Semua nggak segampang yang kamu bilang Dis," sambung Dean.

"Mungkin kalo aku nggak kayak gini, kamu memang nggak akan pernah mau nikahi aku." Tangis Disty semakin menjadi. Bahu wanita itu berguncang.

Dean berjalan mendekati kekasihnya yang duduk di tepi ranjang, kemudian kedua tangannya melingkari bahu Disty seraya sesekali mengusap dan menepuk-nepuk pundak wanita itu.

"Aku cuma mau kamu bersabar Dis," ucap Dean pelan.

"Sampai kapan?" raung Disty.

"Sampai papa menyerah dan merestui kita. Kamu harus ngertiin posisi aku gimana," bujuk Dean lembut kepada kekasihnya.

"Nggak--nggak. Aku udah nggak mau lagi nunggu restu papa kamu yang memang enggak pernah ada untuk aku. Kalau kamu enggak mau nikahi aku dalam jangka waktu dekat ini, aku akan sebarkan video bercinta kita malam itu kepada wartawan dan media yang haus akan berita tentang keluarga Pak Menteri Hartono," nafas Disty terengah-engah dan suaranya bergetar saat mengatakan hal itu.

Dean melepaskan pelukannya pada tubuh Disty kemudian perlahan mundur.

"Yang kamu taruh di minumanku itu obat kuat 'kan? Kamu emang buat kayak gitu untuk meras aku 'kan?" lirih Dean kepada pacarnya.

"Jadi kapan kita menikah?" tanya Disty seraya bangkit dari ranjang dan menghapus air matanya.

Wanita itu berjalan manja menuju ke arah Dean yang berdiri terpaku memandangnya.

To Be Continued.....

1
Anonymous
Terkadang sikap orang tua lebih memelihara egonya daripd menyalurkan kasih pd anaknya.tindakan win yg sabar itu sudah betul.
Anonymous
Masa sih sekelas kelga mentri cari info rasanya lelet banget gak gercep gitu,anak buah nya pd kmana aja wkwkwk
Rima Wardhani
keren ceritanya... terimakasih
Anonymous
Seorang ibu jika anak nya bahagia ibunya duluan yg merasa bahagia.dan jika anaknya ber aib maka orang tua yg kena lebih dulu😭😭😭
Dyana
ga lepas itu jahitan nunduk2 ngemut s otong/Silent//Silent//Silent//Facepalm/
Anonymous
Sumpah aku mewek gak tega miris banget sih winarsih😭😭😭😭😭
Linda Antikasari
Luar biasa
Anggraeni Leea
luarrrr biasaaa👍👍👍👍👍👍👍
Anna
semua wanita selalu ingat akan sejarah terutama yang g enak 😂
Sastri Dalila
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Tuty Ismail
Luar biasa
Riski Candra
mulutnya mau di tabok
Tami Andriani
ampun dah dean🙈
Magdalena Ambatoding
baru tau rasa dean , didiemin istrinya emang enak /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Yoe Anita
lakik gue beud
azima pml
waduh 🤣🤣🤣semoga bu amelia juga menerima
Zachary
Luar biasa
Rin Riyanti
cerita bagus banget
Bundy Syifa Achmad
keren abis ini novel...kok kamu pintar si thor , buat alur ceritanya, sini gwa jitak thor wkwkwk
Bundy Syifa Achmad
haduh thor karyamu luarrr biasa, macam orang gila... ngikik sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!