Malam Ulang Tahun Pearly Hazel Willfred yang ke lima belas, menjadi malam yang tak akan terlupakan baginya. Seorang gadis lain datang dan mengaku sebagai putri kandung Keluarga Willfred.
Pearl pun kembali pada keluarga aslinya tapi kembali melarikan diri, hingga ia bertemu kembali dengan sosok pria yang selalu ia dekati di sekolah.
Alexander Marshall, menjadi sosok penolong bagi Pearl dan juga seorang ketua geng motor. Dengan bantuan Alex, Pearl kembali ke sekolah, tanpa mengetahui sosok sebenarnya dari seorang Alex.
* note : ini adalah novel misi dari NT. Alur cerita tiap bab berasal dari pihak NT, author hanya membantu mengembangkan melalui narasi dan percakapan, juga disesuaikan dengan latar belakang yang diambil oleh author. Terima kasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAKAK?
Pearl banyak menghabiskan waktu di dalam perpustakaan. Ia ingin belajar banyak hal dan memiliki pengetahuan yang luas. Pearl tak ingin mengecewakan Alex yang telah membiayai sekolahnya.
Seorang pria berkacamata tampak duduk tak jauh dari Pearl. Di hadapannya juga tampak beberapa buku yang bertumpuk. Namun, matanya terus saja memperhatikan Pearl. Sesekali ia tersenyum ketika melihat Pearl sedikit mengacak rambutnya.
"Haishhh, mengapa banyak sekali materi untuk tugasnya? Yang ini, yang ini," Pearl menggelengkan kepalanya ketika memegang dua buku lagi yang harus ia baca agar ia bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh salah satu guru yang mengajar di kelasnya.
"Hai!" sapa seorang pria.
Pearl yang awalnya sedang fokus, kini mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang menyapanya.
"Hai, kenalkan namaku Harris," pria itu menyodorkan tangannya untuk berkenalan. Pearl menatapnya dan ikut tersenyum ketika pria itu tersenyum.
"Pearl," balas Pearl kemudian menyambut tangan Harris.
Harris yang mendapat sambutan balasan dari perkenalannya itu merasa sangat senang.
"Terima kasih sudah mau berkenalan denganku. Apa aku boleh duduk di sini?" tanya Harris.
"Tentu saja, silakan," ucap Pearl.
Harris pun memanfaatkan kesempatan itu dengan langsung duduk di depan Pearl. Dari situ, ia bisa memandangi Pearl lebih dekat lagi dan hal itu membuatnya bahagia.
"Kamu sering ke perpustakaan, Pearl?" tanya Harris.
"Tidak juga. Aku hanya melakukannya kalau aku tak ada pekerjaan dan ada waktu kosong saat jam istirahat," jawab Pearl.
"Kita sama! Aku juga melakukan seperti itu," ucap Harris.
Bel pun berbunyi, tanda bahwa pelajaran selanjutnya akan dimulai. Pearl segera merapikan buku buku yang ia ambil di rak dengan menumpuknya di atas meja.
"Aku balik ke kelas dulu, ris," ucap Pearl.
"Baiklah. Sampai jumpa," balas Harris.
Harris menatap kepergian Pearl. Ia sangat senang karena hari ini ia berhasil berkenalan dengan Pearl. Seorang gadis yang menurutnya sangat tangguh dalam menghadapi segala rumor, ejekan, bahkan tahan banting menghadapi siapa pun yang memandang rendah dirinya.
"Senang berkenalan denganmu, Pearl," batin Harris.
*****
"Hai, Pearl!" Beberapa hari kemudian, Harris kembali menemui Pearl di perpustakaan. Ia telah mengikuti Pearl beberapa hari ini dan melihat kebiasaan gadis itu.
"Hai, Harris!" balas Pearl.
Harris pergi ke konter depan untuk mengembalikan buku buku yang ia pinjam. Setelahnya, ia mengambil sebuah buku, lalu duduk di depan Pearl.
"Apa yang sedang kamu kerjakan, Pearl?" tanya Harris.
"Tugas makalah," jawab Pearl dan masih fokus mencatat karena ia hanya perlu menyelesaikannya sedikit lagi.
"Ouuu .... Tingkat dua sepertimu, memang banyak tugas."
"Memangnya kamu tingkat berapa?" tanya Pearl yang memang tidak mencari tahu lebih jauh tentang Harris.
"Aku tingkat tiga," jawab Harris.
"Wah, berarti kamu kuliah tahun depan?" ucap Pearl dengan wajah tersenyum dan bersemangat. Pearl sendiri ingin sekali cepat lulus. Setelahnya, ia ingin bekerja saja, agar tak merepotkan Alex lagi. Kalau pun ia akan kuliah, ia akan mengumpulkan uang dari hasil kerjanya.
"Hmm ... Aku harus banyak belajar tahun ini, kalau tidak nanti aku jadi setingkat denganmu," ucap Harris yang langsung membuat Pearl tertawa.
Harris sangat senang melihat senyum dan tawa yang terukir di wajah Pearl. Ia semakin ingin berada dekat dengan Pearl.
"Bolehkah aku meminta nomor ponselmu, Pearl?" tanya Harris.
"Tentu saja. Lumayan juga punya kenalan kakak kelas, biar bisa bantu kalau ada tugas," ucap Pearl yang kini justru membuat Harris tertawa.
"Ssttt!!!" beberapa pengunjung perpustakaan langsung bersuara untuk menyuruh mereka diam. Pearl dan Harris langsung menutup mulut mereka dan tertawa.
Pearl pun kembali mengerjakan tugas tugasnya, tapi diselingi dengan obrolan kecil dengan Harris. Semakin hari, hubungan mereka menjadi sangat dekat.
"Pearl, kita ke kantin! Aku akan mentraktirmu!" ucap Harris.
Ya, Harris secara khusus menghampiri Pearl ke kelasnya dan mengajak gadis itu untum makan di kantin saat jam istirahat. Harris tahu bahwa tugas Pearl sudah selesai dan tak mungkin gadis itu akan kembali ke perpustakaan dalam waktu dekat.
"Kantin? Traktir?" tanya Pearl.
"Hmm ... Ayo!" ajak Harris.
Pearl tersenyum. Ia tak akan membuang kesempatan untuk makan gratis. Selain itu, Harris adalah pria yang baik dan Pearl senang berteman dengannya.
Pearl menghampiri Harris dan keduanya berjalan bersama menuju ke kantin. Tanpa mereka sadari, tatapan siswa siswi lain pada mereka yang seakan bertanya tanya.
"Dalam rangka apa kamu mau mentraktirku?" tanya Pearl yang membuatnya terdiam sesaat, "Jangan katakan kalau hari ini kamu berulang tahun."
"Ya, aku berulang tahun hari ini dan aku ingin merayakannya bersama teman baikku," jawab Harris.
Pearl menghela nafasnya pelan. Ia memiliki kenangan buruk tentang hari ulang tahunnya, tapi melihat wajah Harris yang bahagia saat ini hanya karena ia menemaninya, membuat Pearl mencoba menghilangkan rasa sakitnya sendiri. Hal itu karena ia tahu bagaimana rasanya jika ulang tahunnya dilupakan.
"Selamat ulang tahun, Ris!" ucap Pearl menyodorkan tangannya.
"Terima kasih, Pearl."
"Aku tidak membawa hadiah untukmu. Maaf, aku tak tahu kalau hari ini ulang tahunmu," ucap Pearl.
"Tak apa, bagiku kehadiranmu sudah merupakan hadiah untukku. Sekarang, pesanlah apapun yang kamu inginkan. Ayo!" ucap Harris.
"Baiklah! Kita pesta hari ini!"
Harris dan Pearl makan siang bersama di kantin hari ini. Acara tersebut membuat hubungan keduanya semakin dekat. Pearl semakin hari semakin nyaman berada di dekat Harris. Pria itu sudah seperti kakaknya.
"Kakak? Kak Brian?" batin Pearl.
Ya, Pearl mengingat kakaknya, Brian. Kakak yang selalu ada untuknya, selaku menjaga dan melindunginya. Ia sangat merindukan Brian. Ingin sekali ia memeluk dan bermanja manja dengan Brian. Namun, ia tersenyum tipis, menertawakan dirinya sendiri yang masih mengingat masa lalunya yang sudah seharusnya tak ia ingat lagi.
"Pearl! Pearl!" Harris menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Pearl.
"Pearl!" Harris terus memanggil Pearl karena gadis yang ada di hadapannya itu terus saja melamun. Pada akhirnya Harris memegang bahu Pearl dan sedikit menggoyangkannya.
"Pearl, kamu kenapa?" tanya Harris.
"Ahh maaf, aku hanya teringat sesuatu tadi," ucap Pearl yang kembali tersadar dari lamunannya.
Mereka menyantap makan siang mereka hingga perut mereka terasa kenyang.
"Sepertinya aku tak kuat berjalan sampai ke kelas, aku terlalu berat," ucap Pearl.
Harris kembali tertawa, "Kalau begitu sini aku akan menggendongmu."
"Eh eh jangan! Aku tak mau ya dibawa ke pemotongan daging."
Harris kembali tertawa bahkan semakin kencang, "Aku tak akan memotongmu, tapi akan langsung menggilingmu."
"Ihhh kejam!"
Keduanya pun tertawa bersama. Pearl merasa nyaman berada dekat dengan Harris. Ia seakan kembali menjadi dirinya sendiri, seperti dulu.
"Kamu senang berada di dekatku, Pearl?" tanya Harris.
"Ya, aku senang. Kamu seperti kakakku," jawab Pearl.
"Kakak?" batin Harris.
🧡 🧡 🧡