Ikuti setiap bab nya dan jangan lupa tinggalkan dukungannya ♥️
****
Anindira dan Anindita adalah saudari kembar yang terpisah sejak lahir. Keduanya memiliki nasib yang berbeda, Anindira sudah menikah tetapi dirinya selalu di sakiti oleh sang suami dan tidak mendapatkan kebahagiaannya. Sementara Anindita, dirinya hanya bisa menghamburkan uang dan angkuh.
Suatu hari, tanpa sengaja Anindita menggantikan peran Anindira. Dirinya masuk ke dalam kehidupan suami Anindira, dan tidak menyangka betapa hebat saudari kembarnya itu bisa hidup di tengah-tengah manusia Toxic.
Bagaimana kehidupan mereka selanjutnya?
SO STAY STUNE!
NO BOOM LIKE, BACA TERATUR DAN SEMOGA SUKA 😍🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23 TWINS A
Anindira yang baru saja keluar dari kamar mandi dan masih fokus mengeringkan rambutnya dengan handuk, terkejut melihat Daffa dan Zuma. Keduanya menatap Dira.
"Selamat pagi," Sapa Anindira ramah.
Zuma mengeraskan rahangnya, dia naik pitam melihat Anindira yang tersenyum tipis ke arahnya. Zuma mendekati Dira, dia menatap sang menantu dengan mata melotot. Satu tangannya terulur dan berhasil mendarat di pipi kiri Anindira.
"Ma!" teriak Daffa sedikit tidak terima. Dia ingin mendekat tetapi Zuma mengangkat sebelah tangannya.
"Berhenti disana! Jangan berani mendekat ataupun membela wanita j*Alang ini, Daffa!'' ucap Zuma emosi.
"Apa salahku, Nyonya?" tanya Dira dengan mata nanar.
"Kau masih bertanya apa salahmu?" Zuma menarik tangan Anindira. ''Kemari! Lihat ini dan buka matamu lebar-lebar. Aku tau tujuanmu, Anin. Kau sengaja mengambil kesempatan, disaat putraku sedang mabuk, kau pun merayunya sampai dia tergoda lalu menyentuhmu."
Anindira menggeleng. "Tidak, sebenarnya, Daffa—"
"Diam! Tutup mulutmu! Kau pasti sengaja melakukan itu, kau pasti menginginkan harta putraku kan?" bentak Zuma membuat Anindira menangis.
"Aku tidak pernah berpikir seperti itu, Daffa lah yang memaksaku, aku sudah menolaknya, tapi dia tetap ingin aku melayaninya."
Zuma semakin geram melihat Anindira, dia menarik tangan wanita itu dengan kuat.
"Ma! Mau dibawa kemana Anin, Ma?" teriak Daffa setelah sang Mama sudah keluar dari kamar membawa Anindira.
Zuma berjalan cepat menyeret Anindira, sementara Dira, wanita itu berjalan terseok-seok mengikuti langkah mertuanya.
"Tolong lepaskan aku, Nyonya! Kau sudah salah paham, aku sama sekali tidak menginginkan harta Daffa. Dia suamiku, bagaimana mungkin aku memanfaatkannya?" ucap Dira membela diri.
Mereka sudah sampai di gudang, Zuma melepaskan genggamannya dengan kasar hingga Dira terjatuh.
"Aku akan berikan pelajaran padamu." geram Zuma keluar mengambil sesuatu.
Beberapa detik kemudian.
Zuma kembali membawa ikat pinggang. Tanpa bicara apapun lagi, dia langsung memukuli Anindira menggunakan benda itu.
"Argh! Ampun! Jangan pukuli aku, kejadian ini tidak akan terulang lagi, aku janji.'' teriak Dira memohon.
Zuma yang sudah kalut tidak mempedulikannya, dia benar-benar sangat membenci Anindira. Setelah melihat menantunya itu terbaring lemas di lantai, dengan darah yang mengalir dari sudut bibir dan luka lebam di bagian sudut mata, Zuma pun menghentikan aksinya. Dia membuang ikat pinggang ke sembarang arah.
"Awas saja kalau kau berani merayu putraku lagi, aku tau itu semua hanya untuk mengambil simpati darinya dan juga harta. Semua orang miskin memang mata duitan, aku menyesal membiarkan Daffa menikahi wanita naif sepertimu!'' Zuma meludah ke arah samping lalu pergi meninggalkan Anindira yang terbaring lemah dan merintih kesakitan.
"Hiks, ini tidak adil. Aku dipaksa, dan aku yang dihukum. Kapan penderitaan ini akan berakhir? Apa tunggu aku mati ditangan mereka?" Isak tangis memenuhi gudang.
****
Ayuna diusir dari rumah Nilam, karena gadis itu selalu saja membuat huru hara. Bukannya sedih tapi malah bahagia, sebenarnya Yuna juga sudah bosan tinggal satu atap dengan Nilam. Wanita itu selalu saja mencari masalah dengannya, dan berujung merasa paling tersakiti. Manusia Toxic bukan?
"Dia pikir aku rugi tidak tinggal bersamanya? Heh, kau salah besar, Nenek Sihir Nilam. Aku bisa tinggal dirumah temanku, atau tidak apartemen. Ya, lebih baik aku menyewa apartemen saja." gerutu Ayuna sambil fokus menyetir.
Sesudah sampai di tujuan, Ayuna langsung turun dan check-in. Pada akhirnya dia akan merasakan hidup mandiri. Meskipun Yudha selalu mengirimi uang padanya setiap Minggu, untuk jajan, tetapi sekarang Yuna harus terbiasa hidup sederhana, tidak boros lagi ataupun foya-foya.
Baru saja masuk ke dalam apartemen dan menyusun barang-barangnya, perut Yuna sudah berbunyi.
"Lapar sekali." gumam gadis itu memegangi perutnya. "Go food atau beli makan sendiri diluar?" lanjutnya mencari pilihan.
Yuna pun memilih membeli makanan sendiri diluar. Jika Gofood, pasti seperti biasa, gadis itu akan memesan banyak, lalu memakannya sedikit, kemudian membuangnya ke tempat sampah. Itulah salah satu pemborosan bagi seorang Ayuna Maheswari.
Saat Yuna ingin masuk ke dalam mobil, dia melihat seorang wanita paruh baya. Wanita itu menaiki ojek online, membawa sekitar sepuluh kotak cake berukuran sedang.
BERSAMBUNG
mudah2 an mereka saling menerima 1 sama lainnya