"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"
"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.
"Apa yang saya tidak tau?"
"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.
"Besok besok gak usah temui Leya!"
"Kalau saya mau ketemu?"
"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"
"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernyataan Damian
"Duh Leya kemana sii, kok gak ada kabar. gue gak enak nih sama ibu nya nanti." ucap Nia pada Ridho, pria itu hanya berusaha menenangkan Nia karna dia juga tidak tau dimana Leya sekarang.
"Nomor nya juga gak aktif ya?" tanya Dita heran.
"Aneh gak si, kok tiba tiba dia bisa hilang gitu aja." celetuk Novan.
"Eh jangan jangan dia di bawa sama si itu apa si namanya tuan dami dami apaa sii." ucap Dita lupa.
"Damian." celetuk Nia.
"Bisa jadi, kan mereka dekat tapi kenapa dia gak kabari kita, pasti ada yang aneh." ucap Maxwell terlihat kebingungan.
"Gue gak ngerti deh, ini pasti ada masalah makanya si Damian itu bawa Leya kabur." sahut Ridho.
"Tapi, gue dengar dengar Damian itu punya kekuasaan yang cukup besar jadi untuk apa dia menghindari orang kecil yang cari masalah?" bingung Nia.
"Fix sih, ini pasti bukan orang sembarangan juga. Berarti Leya dalam bahaya dong." celetuk Dita.
Mereka semua khawatir pada Leya, tapi dia tidak tau bagaimana cara mengabari gadis itu. Semua sosmed nya sudah mereka hubungi dan mereka cari, terutama Maxwell yang sudah berusaha melacak nya. Namun aneh nya mereka tidak menemukan jejak apa pun.
"Coba deh Lo chat Instagram nya si Damian itu." ucap Maxwell pada Nia.
"Gak, gue gak berani!" ucap nya cepat.
"Iyadah, Lo aja coba gak usah suruh cewe gue." ketus Ridho.
Tapi mereka elak elakan hanya karna takut pada Damian. Akhirnya Novan buka suara dan berkata dia yang akan melakukan nya, bagaimana pun dia berhutang budi pada gadis itu.
"Duh lama banget di balas, padahal aktif gue jadi takut. Jangan sampe deh dia nandain gue" ucap Novan bergidik ngeri.
Ting.
"Halo kak Novan, ini Leya yang balas. Maap ya Leya gak kabarin kalian:( handphone Leya di sita Damian"
Mereka semua berkumpul melihat handphone Novan, cukup kaget ternyata Leya yang membalas. Mereka berfikir jika Leya sebegitu dekat nya dengan Damian hingga Leya bisa memainkan handphone pria itu.
"Ini si Nia khawatir, bukan Nia aja sih tapi kita semua. Lo di mana?" balas Novan.
"Leya di new york."
Balasan Leya selanjutnya membuat mereka menganga. Mereka sudah lama sekali ingin ke negara itu, tapi Leya sekarang tiba tiba bisa ke sana.
Mereka langsung mevidcall Leya.
"Halooo" Sapa Leya.
"Leya, parah Lo gak ajak gue sialan!" teriak Dita
"Sutttt, jangan ngomong kasar. Ada Damian, Leya lagi buat kue ini bareng Damian." jawab Leya tersenyum kecil, dia mengalihkan kamera handphone itu ke arah Damian.
"Leya, plis ajak guee." celetuk Dita.
"Oke, Leya tanya dulu Damian nya ya." ucap Leya tampak serius.
"Eh Leya gue bercanda, gue gak berani anj*ng."panik Dita
"Damian, boleh gak temen Leya ke sini soalnya dia udah lama pengen ke sini. Kan biar Leya ada temen, Leya janji akan nurut."
"Siapa?"
"Itu Dita."
"Dita Nindyputri?"
"Kok kamu tauu nama aslinya?!" kaget Leya.
"Saya tau semua tentang orang yang dekat dengan mu Leya, kalau kamu memang mau teman mu ke sini untuk menemani mu datang lah siang ini saya akan memberikan mereka tiket. Tapi-." Damian menggantung ucapan nya
"Apaaa?"
"Cewek saja." ucap Damian
Leya tersenyum kecil."Baiklah tuan Damian yang terhormat."
Leya kembali pada handphone nya melihat teman teman nya yang sedang kegirangan.
"Leya, yang bener ajaaa si itu membelikan gue tiket!" ucap Dita girang.
"Cewek aja katanya." sahut Leya
"Aman, gue sama Nia aja. Siang ini kan? Gue siap siap dulu bye!" ucap Dita langsung mematikan telpon itu
Sedangkan di sisi lain, ada perdebatan antara Nia dan ridho, Nia yang kekeuh untuk pergi tapi Ridho tidak mengizinkan nya.
"Kali kali ajaaa, aku ketemu Leya kangen tauu." ketus Nia.
"Hei, kamu bukan mau ketemu Leya, tapi mau jalan ke sana kan?"
"Kan lagi ada kesempatan, sekali aja deh plis."
"Oke, gak usah lama." tekan Ridho.
Para pria ternganga melihat para wanita itu sangat cepat berkemas, sedangkan jika di ajak keluar akan sangat lama karna make up.
Dengan bangga nya mereka melambai pada para pria itu, mereka tersenyum geli. Nia dan Dita menuju ke bandara dengan cepat karna Leya sudah memberitahu melalui chat.
"Kalau di sana gue bakal ngapain ya, bakal kemana beli apa?" ucap Dita girang membayangkan bahwa dirinya berada di new york
"Eh kita belum izin kuliah." panik Nia.
"Aman, nanti Maxwell yang izinkan."
Ting
"Kak Dita, kalau misal udah sampe telpon nomor ini iya. Nanti Leya sama Damian jemput."
"Oke Leya." balas Dita
Mereka langsung mematikan handphone nya dan masuk ke pesawat, selama di pesawat mereka hanya tidur menunggu waktu sampai.
Entah mimpi apa sampai mereka akan ke New York, lihat saja kali ini Instagram nya akan penuh dengan postingan nya di new york. Ya begitulah para wanita
"Nia, gue bahagia banget."
"Gue juga aghh, kapan lagi kann dapat kesempatan emas."
Di sisi lain, Leya menambah kue yang dia buat karna Nia dan Dita akan datang. Mungkin besok mereka akan sampai besok.
"Damian, besok kamu gak sibuk kan?"
"Gak."
"Temenin Leya jemput mereka ya."
"Gak"
"Damian hmmm."
"Oke Leya okeee." Final Damian
Damian tidak bisa menolak keinginan Leya lagi, dia harus berusaha sabar menghadapi gadis itu.
Leya menatap wajah tampan Damian, wajar saja banyak wanita luaran sana tergila gila dengan nya, wajah yang nyaris sempurna ini benar benar membuat orang obsesi.
"Damian, Anara itu pacar kamu dulu ya?" tanya Leya membuat pria itu terdiam dan melihatnya lekat.
"Jangan tatap Leya gitu, Leya takut." cicit nya pelan.
"Maaf."
"Jadi dia emang pacar kamu ya?"
"Ya, dulu." jawab Damian singkat
"Dia pasti cantik banget."
"Iya seperti kamu."
Entah mengapa jawaban Damian benar benar menusuk di hatinya, dia merasa ada yang mengganjal di hatinya.
Setelah ini Leya menjadi lebih banyak diam, Damian bingung kenapa gadis itu berubah, apakah dia sedang tidak mood atau pms Damian tidak mengerti.
"Kenapa mukanya murung?" tanya Damian pelan.
"Gakpapa, Leya kelelahan aja."
"Yaudah istirahat dulu sana."
"Gakmau."
"Istirahat Leya! Biar saya yang melanjutkan ini."
Leya mencebikan bibirnya kesal."Dasar pemaksaa." ketus nya langsung berjalan meninggalkan Damian.
Leya tidak pergi ke kamar nya melainkan ke kamar Damian, dia sangat suka tidur di kasur pria itu, karna ada wangi khas dari tubuh pria itu. Tidak butuh waktu lama akhirnya Leya terlelap.
Sedangkan Damian dia sedang santai di ruang tamu sambil menonton televisi. Dia terpikir keadaan Leya, akhirnya dia menuju kamar Leya namun tidak ada. Damian mencoba mencari ke kamar nya. Benar saja Leya sedang tertidur di sana.
Tidak berniat mengganggu gadis itu tidur, Damian merapikan tidur Leya agar gadis itu nyaman, setelah itu dia menaikan selimut gadis itu. Dami
an tersenyum kecil.
"Tidur yang lelap, Leya. Kamu memang sangat mirip dengan Anara, tapi kamu dan Anara adalah orang yang berbeda." ucap nya singkat lalu pergi keluar.