NovelToon NovelToon
Mahligai Yang Terurai

Mahligai Yang Terurai

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.

"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

"Apa Vania di culik?." Kata Naisa tampak terkejut.

Rani sedang menangis, Naisa yang tampak syok dengan kejadian di depannya segera mengambil tindakan.

"Ran kita hubungin dulu suamimu, nanti aku antar kamu pulang." Kata Naisa.

"Sini biar aku kabarin orang rumah." Kata Naisa merebut ponsel dari tangan Rani.

Naisa tampak menjauh dari Rani dan bercakap dengan seseorang di telpon.

Setelah beberapa menit akhirnya Naisa Kemabli mendekat ke arah Rani dan membopong Rani keluar dari kantor.

"Kamu tunggu sebentar di sini Ran, aku ambil mobil kamu diam dulu." Kata Naisa.

Rani tampak tak menjawab, dirinya trus menangis tak kunjung berhenti.

Naisa segera memarkirkan mobilnya di depan Rani, Naisa turun dari mobil dan memapah Rani untuk masuk ke mobil.

Rani dalam kondisi sudah lemas tak berdaya.

"Kamu tenang dan, kamu harus kuat, kita ke rumahmu dulu." kata Naisa terus menenangkan Rani di dalam mobil.

"Kalau Vania kenapa-napa gimana Nis, aku nggak bisa tanpa Vania nis." Kata Rani terus menangis.

"Kamu tahu kan doa ibu itu paling mujarab, kalau kamu mau sesuatu yang baik terjadi sama Vania kamu harus jaga omongan kamu ran, sadar!." Kata Naisa menaikan suaranya.

Mendengar perkataan Naisa yang ada benarnya, Rani segera menghentikan ocehannya dana mengusap air matanya.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya keduanya sampai di rumah Rani. Ketika Rani turun dari mobil tampak dua mobil polisi sudah terparkir di depan rumah.

Rani bergegas berlari keluar beriringan dengan Naisa dari mobil menuju ke dalam rumah. Ketika dia masuk sudah ada Aditya dan orang umah yang sedang bercakap dengan polisi.

"Mas Aditya." Kata Rani berteriak histeris.

Aditya yang melihat istrinya terkapar di lantai kemudian berlari mendekat ke arah Rani.

"Nggak papa sayang, Vania nggak akan terluka kamu tenang." Kata Aditya menenangkan Rani yang histeris.

Naisa yang melihat rupa dari suami Rani merasa pernah melihat orang tersebut, tapi karena situasi yang sedang tidak kondusif Naisa memutuskan untuk mengabaikan pikirannya.

"Mas Vania gimana mas." Kata Rani terus menangis.

"Vania nggak papa sayang, Vania anak kuat kok." Kata Aditya.

Kasih yang baru datang segera memeluk putrinya.

"Rani sayang, Vania gapapa kok, nanti kita cari bareng-bareng ya nak." Kata Kasih sambil mengelus lembut rambut putrinya.

Rani yang kemudian menyadari ada polisi di depannya segera bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah petugas polisi.

"Pak bagaimana anak saya pak? bagaimana bisa diculik pak?." Kata Rani.

"Ibu tenang dulu, akan kami jelaskan pelan-pelan." Kata petugas polisi menenangkan Rai yang tampak sangat-sangat syok.

"Ran kamu duduk dulu, tenang dulu,biarkan petugas polisi menjelaskan semuanya." Kata Kasih mendudukkan Rani di sofa.

Setelah Rani tampak tenang petugas polisi mulai menceritakan kronologi penculikan Vania.

"Mohon maaf anggota keluarga dari Calista Vania Pangestu?." Kata polisi memastikan.

"Iya pak kami keluarganya." Kata Kasih menjawab sedangkan Rani dan Aditya tampak duduk bersebelahan saling menguatkan satu sama lain dengan saling menggenggam tangan masing-masing.

"Baik kamu akan jelaskan kronologinya."

"Jadi kami menerima laporan tadi siang, yang melaporkan kepada kami adalah pihak PAUD tempat Vania bersekolah."

"Pihak PAUD melaporkan bahwa kehilangan anak didik, saya dan tim sudah mendatangi TKP dan atas kesaksian supir atas nama Pak Toto memberitahukan bahwa ketika Pak Toto datang untk menjemput Vania, Vani sudah tidak ada di Sekolah."

"Sedangkan pihak sekolah mengaku melihat bahwa Vania dijemput oleh mobil dan tampak masuk ke dalam mobil tersebut Dnegan sukarela tanpa paksaan, dan pernyataan tersebut dapat dibuktikan melalui cctv sekolah."

"Sekarang saya mau bertanya, apakah mungkin ada saudara jauh yang berniat menjemput Vania ke sekolah, tanpa sepengetahuan keda orang tua?." Kata Polisi.

"Nggak mungkin ada Pak, Saudara kami pasti akan mengabari jika akan menjemput Vania."

"Vania pasti diculik mas." Kata Rani sambil memeluk Aditya.

"Pak tolong usahakan yang terbaik untuk mencari putri kami pak." Kata Aditya memohon.

"Baik pak, kami akan menyelidiki lebih lanjut terkait kasus penculikan ini."

"Kalau begitu kami permisi dulu." Kata petugas berdiri dari duduknya.

"Baik pak." Kata Aditya.

Naisa yang mendengarkan kronologi tampak ikut sedih dengan apa yang menimpa Rani.

Naisa segera mendekat ke arah Rani berusaha ikut menenangkan Rani.

"Permisi Bu, sebaiknya Rani istirahat dulu."Kata Naisa pada Kasih disebelah Rani.

"Kamu teman kantor Rani nak?." Kata Kasih pada Naisa dan dibalas anggukan oleh Naisa.

"Sayang kamu istirahat dulu di atas, aku buatkan teh manis ya." Kata Aditya segera beranjak dari duduknya.

Kasih dan Naisa segera melepas tubuh kecil Rani untuk Anik ke kamarnya.

"Nak, saya nitip Rani terlebih dahulu ya, nanti saya kembali lagi kesini." Kata Kasih pada Naisa.

"Baik Tante." Jawab Naisa.

"Rani kamu yang tenang aku yakin Vania nggak akan kenapa-napa kok." Kata Naisa dan dibalas anggukan Rani.

Naisa tampak ragu ingin menanyakan suatu hal pada Rani, tapi dia mengundurkan niatnya melihat kondisi Rani yang sudah terkapar lemas.

"Kenapa cobaan nggak ada berhentinya datang ke Akau Nis."

"Tuhan udah ngambil ayah, tempat diaman aku bisa cerita kapan aja tentang hal apapun, dan sekarang Vania di culik?." Kata Rani sambil diiringi tangisan.

"Kamu tahu Ran?."

"Tuhan tahu kamu kuat Ran, makanya dia kasih kamu cobaan." Kata Naisa.

"Tuhan nggak akan kasih kamu cobaan diluar batas kemampuan kamu menghadapinya kok Ran, aku yakin kamu bisa dan kamu kuat."

"Aku tahu manusia nggak akan faham sebelum mengalami sendiri Ran, maaf aku cuma bisa dukung kamu lewat kata-kata aja." kata Naisa sambil terus mengelus tangan Rani.

Terdengar suara langkah kaki dari jauh tampaknya itu seseorang yang hendak masuk ke kamar Rani, dan benar saja setelah beberapa etik Aditya amuk Dnegan membawa dua cangkir teh di atas nampan.

Aditya mendekat ke arah Rani dan memberikan segelas teh hangat.

"Kmu minum dulu, biar tenang." Kata Aditya sambil menyerahkan secangkir teh.

"Permisi, ini tehnya." Kata Aditya pada Naisa.

"Terima kasih." Kata Naisa dan dibalas anggukan oleh Aditya.

Aditya memberikan ruang untuk Rani dan temannya segera keluar dari kamar.

Aditya tampak menangis di luar kamar sambil menenteng nampan di tangan kanannya.

"Vania, putri ayah, kamu dimana nak?." Kata Aditya sambil terus menangis.

Ketika Aditya sedang menangis terdengar suara langkah kaki orang berlari menaiki tangga.

"Aditya, Vania gimana?!." Kata Daniel dengan nafas naik turun.

Aditya yang mendengar Daniel mengkhawatirkan putrinya tampak emosi.

"Vania anak gue, nggak usah ikut campur." Kata Aditya menunjuk ke arah wajah Daniel.

"Siapa yang nggak tahu kalau Vania itu anak Lo, gue cuma khawatir sama Vania!." Kata Daniel emosi.

"Nggak usah pedulikan Vania, Lo nggak berhak!." Kata Aditya emosi.

"lo pengin Vania cepat ketemu? Gue lebih punya power timbang lo dit, Makin banyak orang yang cari Vania makin baik kan?." Kata Daniel.

Aditya yang mendengar perkataan Daniel diam tak menjawab, memang benar Aditya ingin putrinya cepat ditemukan.

Daniel tampak bergegas masuk ke kamar Rani sedangkan Aditya tampak menatap kosong ke udara tak mempedulikan Daniel yang masuk ke kamar Rani.

Rani yang sedang berusaha menelan teh hangat buatan suaminya terkejut mendengar pintu terbuka tiba-tiba.

"El?." Kata Rani melihat wajah Daniel dibalik pintu.

Bersambung,,,,

1
Daulat Pasaribu
mampos lah kau,balas dendam kok sampai mengorbankan anak kandung sendiri.aditya bego hidup dlm penyesalan
cinta semu
lah karma buat Aditya juga g ada ,sama selingkuhan juga enjoy2 aja ...padahal dah membunuh loh🤔😛 heran....
Uthie
dan korban di sini adalah Vania kecil 🤨
Uthie
typo: nama Siska terus yg disandingkan sama Rani 😁😂🙏
Uthie
btw... kenapa Penyelidikan soal kematian Vania belum juga diselesaikan segera sihh... sepertinya Rani membiarkan Vania meninggal mengenaskan begitu aja... si Aditya juga sama.. lupa dia liat kondisi kematian anaknya bagaimana dan di apain gtu sama si Penculik 😡😡
Uthie
Kalau si Aditya belum hancur, masih terus penasaran niiii Cerita 👍😆😆
Uthie
Jangan2 Daniel di jebak Soni nanya gtu.. yg nyata nya ada Rani nya 👍😂
Uthie
hajjjar aja tuh anak gak tau diri macam itu 😡😡😡
Uthie
Maksud Rani bagaimana yaa?!?? 🤔
Uthie
nexxxttt 💞
Farida Rida
Beri karma buat Aditya vs pelakornya, biar mereka menyesal sampai mati
Uthie
Sama parahnya itu si Adit dan Siska.. pada sakit semua mentalnya 😡😡😡
Uthie
lanjutttt lagiiii donggggg 🤩🙏🙏🙏

jangan lama-lama Up nya...biar gak lupa jalan ceritanya 😁🙏🙏🙏
siwriterrajin
makasih dukungannya kakak, okee siap🤗
Uthie
Lanjut lagiii Thor.... ceritanya bagusss 👍👍👍
jangan lama-lama Up nya... nanti lupa jalan ceritanya 😁🙏🙏🙏🙏
Farida Rida
Ayo thor beri hukuman karma pada Aditya vs pelakornya sampai mereka menyesal sampai mati
Uthie
Cerita perselingkuhan yg selalu menarik 👍😁🤩
Uthie
Wadduuhhhh... jadi makin penasaran aja niiii dengan kelanjutannya 👍😁😁🤩

lanjjjjuuuuttttttt lagiiii donggg 💪💪🙏🙏
Uthie
terlalu baik Rani nya.. bahkan kondisi mengenaskan anaknya mati aja di abaikan gtu aja 😤
Uthie
kurang nii reaksi Rani nya 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!