Cerita ini hanya fiktif belaka, hasil kehaluan yang hakiki dari Author gabut. Silahkan tinggalkan jejak jempol setelah membaca dan kasih bintang lima biar karya ini melesat pesat. Percayalah Author tanpa Readers hanyalah butiran debu.
Siti dan Gandhi tetiba menjadi pasangan nikah dadakan, karena Siti menghindar perjodohan dari sang ayah yang akan di pindah tugas keluar Pulau.
Sebelumnya Siti sudah punya kekasih, tetapi belum siap untuk menikahinya. Jadilah Gandhi yang bersedia di bayar untuk menjadi suami pura-pura hingga Arka siap meminang Siti.
Isi rumah tangga Siti dan Gandhi tentu saja random, isi obrolan mereka hanya tentang kapan cerai di setiap harinya.
Mari kita simak bagaimana akhir rumah tangga Siti dan Gandhi yang sejak awal berniat bercerai. Apakah sungguh berpisah atau malah bucin akut?
Happy Reading All
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 : KESEPAKATAN
Tidak tanggung-tanggung, perlu 12 hari Gandhi di rawat inapkan di rumah sakit karena penyakit DBD itu positif ia idap. Tetapi hanya 3 hari Gandhi ijinkan Siti untuk tidur bersamanya di rumah sakit. Alasannya akan ada teman-temannya yang akan menemani malamnya, jadi Siti hanya sesekali datang menjenguknya. Itu juga sebentar saja, karena selalu ada Manisa yang lebih dominan menjaga Gandhi di ruang rawatnya.
"Loh, di antar siapa?" agak terkejut Siti melihat Gandhi sudah di ambang pintu rumah kontrakan mereka.
"Temen." Jawab Gandhi datar dan langsung masuk ke kamarnya.
"Gan, bisa ngobrol?" tanya Siti berdiri di depan kamar.
"Bisa, ada apa?" Gandhi duduk di meja makan di dapur mereka. Entah mereka sadari atau tidak. Sepertinya spot itu seperti tempat favorit mereka untuk saling bicara.
"Lu kerjanya apaan sih? kok sering gak di rumah?" tanya siti serius.
"Ya ... ngonline." Jawab Gandhi dengan tatapan tidak serius.
"Kalo ngonline itu, kita yang atur jamnya bukan? Lu bisa matikan aplikasi supaya gak terima penumpang kan?" tebak Siti menggunakan otaknya untuk mengira-ngira.
"Iya sih, tapi. Kalo gua sering gak pulang kan bisa elu jadikan dalam daftar gugatan elu. Kalo gue, suami yang jarang pulang, gak tanggung jawab gitu." Jawab Gandhi cukup masuk akal.
"Iya juga sih, tapi beberapa hari yang lalu aku udah bilang ke papa soal perceraian kita." Ujar Siti mengetuk-ngetuk meja dengan pelan, sekedar memberi irama random agar mereka tidak terjebak dalam suasana sepi.
"Responnya?"
"Ya gak boleh lah, nyolot lagi. Kita gimana dong?" Siti Sungguh mengajak Gandhi berdiskusi.
"Antara kita berdua harus ada yang selingkuh aja, selesai perkara." Jawab Gandhi cepet.
"Ya udah, elu aja, Kan elu juga sudah punya Manisa yang selalu setia melayani elu dengan manis." Cemburu buk.
"Haduh kok cuma sama Manisa sih gua selingkuh, kurang cantik dia, gak seksi juga.." Jawab Gandhi terkekeh, sepertinya Manisa bukan orang spesial di hati Gandhi.
Ting
Suara open Siti berbunyi, rupanya sejak tadi Siti sedang belajar membuat kue kering. Pantas dapur mereka wangi.
"Suara apa Sit?"
"Kue gua udah mateng." Jawab Siti yang kemudian beranjak mengambil kue kering buatan pertamanya.
"Lu cicip dan nilai deh Gan." Ujar Siti menyodorkan senampan kue kering di atas meja.
"Bentar tunggu dingin." Ujar Gandhi yang kemudian berdiri untuk memeriksa minuman dalam kulkas mereka.
"Ini kenapa isi kulkas minuman guava semua?" tanya Gandhi tersenyum melihat deretan minuman yang konon di percaya bisa menaikan trombosit itu.
" Gua selalu lupa bawa, pas elu masih di RS." Jawab Siti asal. Padahal yang benar, ia selalu bawa di mobil. Tetapi minuman itu sudah selalu banyak di sana, pasti ulah Manisa.
Gandhi mengambilnya dua, memberikan satu untuk Siti dan untuknya.
"Nih loe minum juga, biar makin sehat." Ujarnya tersenyum dan meminumnya.
"Elu mau jawaban gue yang jujur atau bohong?" tanya Gandhi saat ia sudah mengunyah kue kering buatan Siti.
"Yang jujur lah."
"Kue lue agak keras, kurang susu juga. Mungkin mentega yang lu pake bukan yang premium. Tapi untuk pemula seperti elu, ini tidak buruk." Ujar Gandhi menilai dengan sejujur-jujurnya.
"Tapi semua bahan udah sesuai resep loh." Siti sudah mebuka catatan menu yang ia sering pantengin.
"Elu orientasinya apa?" tanya Gandhi lagi.
"Kalo cuma iseng, gak apa-apa. Tapi kalo mau untuk usaha loe, yang OTW pengangguran, gua saranin mending elu kursus deh." Ujar Gandhi setulus itu.
"OTW pengangguran?"
"Ya kan kuliah udah gak. Selama kita gak urus cerai elu masih harus bayar gue kan. Tapi elu aman, karena udah bayar gue sampe empat bulan. Masih ada 1 bulan untuk kita mikir alasan cerai kita. Sedangkan sewa rumah ini juga untuk satu tahun. Jadi kita aman sampe satu bulan ke depan, atau elu mau bayar gua sampe 1 tahun, gua sih, yes." Jelas Gandhi sesuai kenyataan.
"Papa gak transfer aku untuk kita bulan madu, sepertinya dia marah karena aku sempat bilang mau cerai. Jadi, gua pastikan gua gak punya uang untuk bayar elu, kalo sampe 1 tahun jadi laki bayaran gue." Ujar Siti curhat.
"Ya udah, cerainya kita pending dulu sebulan. Lu juga cukup amanah dalam urusan bayar gua, jadi 3 bulan kedepan loe boleh telat atau cicil gitu deh. Kita masih bisa sama sama tinggal di sini."Jelas Gandhi berbaik hati. Sepakat. Ada kesepakatan lagi antara dua insan beda jenis yang sudah sah tapi tetap tidak bersatu ini.
BERSAMBUNG ...
Nah, yg setuju mereka gak cerai koment yaak
ujan ujan gitu, mknya cakit/Grin//Grin/
🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Keren kok alurnya