Karena penghianatan sang ibu di masa lalunya, membuat seorang Zayyan Erik Mahesa (30) menutup dirinya pada semua wanita dan menjadikannya pria dingin dan anti wanita.
Namun ia terpaksa menikah dengan Mia Azzura (26) demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Mia tak keberatan dengan hal itu karena sudah lama sekali Mia menaruh hatinya pada Erik, namun mampukah Mia meluluhkan hati dan mendapatkan cinta Erik? bagaimana kisah mereka berlanjut?
"Aku tidak pernah percaya pada cinta dan wanita." Erik.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku!'' Mia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Liam memejamkan matanya dan menutupi telinganya dengan headset saat melihat Erik dan Mia melakukan ciuman panas, dan hampir melakukan sesuatu yang membuat otak dan mata sucinya ternodai.
"Damn, kenapa mereka melakukan hal seperti itu di hadapan ku." Kesal Liam dalam hatinya.
"Bos, kita mau kemana?" tanya Liam yang langsung membuat buat dua sejoli itu terkejut.
Mia langsung merapikan bajunya yang sudah terlihat acak-acakan karena ulah suami nakal nya. ''Asisten Lia sejak kapan kau disini?" tanya Mia yang langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang Erik karena sangat malu. Bahkan saat ini Mia merasa seperti maling yang tertangkap basah saat sedang melakukan aksinya.
Liam tak menjawab pertanyaan istri bos nya karena melihat tatapan tajam mematikan dari big bos nya yang kini terlihat sangat marah padanya.
"Harusnya aku yang marah, karena mereka berdua sudah membuat mata dan telinga ku ternodai.'' Protes Liam yang hanya berani ia ungkapkan dalam hatinya saja.
Erik membuka pintu mobilnya dan menggendong Mia seperti koala, ia tersenyum samar saat melihat tingkah menggemaskan istrinya yang masih menyembunyikan wajahnya karena malu.
"Kita sudah ada di kamar." Bisik Erik pada istrinya.
Mia turu dari gendongan suaminya dengan bibir mengerucut. ''Kenapa kau tidak memberi tahu aku jika ada orang lain di dalam mobil itu?'' kesal Mia dengan raut wajah memerah karena malu.
"Kenapa, apa kau malu?'' jawab Erik yang kini memeluk pinggang Mia dengan erat hingga tak ada celah sedikit pun di antara mereka berdua.
"Ishh.. Kau itu sangat menyebalkan dan tidak peka sekali, apakah hal seperti ini masih patut untuk di pertanyakan!'' Mia bertambah kesal saat mendengar jawaban suaminya yang terlihat cuek dan biasa saja seperti tidak terjadi apapun.
"Kau istriku dan aku berhak atas dirimu, semua orang pun tahu itu.'' Jawab Erik dengan santainya dan mendaratkan beberapa kecupan di wajah istrinya dan kembali melanjutkan sesi ciuman panas nya yang sempat tertunda beberapa menit yang lalu.
Kini ciuman itu semakin dalam bahkan tangan Erik pun tak tinggal diam untuk memainkan bukit kenyal milik istrinya. Kini Erik pun menutup pintu kamar nya begitu saja menggunakan kakinya dan berjalan mendekati ranjang tanpa melepaskan panggutan bibir mereka, yang kini sudah membangkitkan hasrat nya untuk terus bersama dengan sang istri.
Erik menghempaskan tubuh istrinya di ranjang king sizenya dan melemparkan semua yang Mia pakai kesembarang arah, namun Mia mendorong tubuh suaminya saat ia teringat kembali kala Erik pernah melakukan hal yang sama dan berakhir dengan yang tidak ia harapkan sama sekali.
''Kenapa mendorong ku?'' tanya Erik wajah mupeng nya. Namun Mia tak langsung menjawab pertanyaan suaminya dan menatap wajah suaminya yang kini sudah terbakar gairah.
"Tunggu sebentar, aku tidak ingin momen indah ini menjadi momen yang tak menyenangkan seperti yang pernah terjadi sebelumnya.'' Mia membuang selimut nya ke sembarang arah, membuat Erik sedikit mengerutkan keningnya bingung.
"Sudah aman!" seru Mia yang langsung menempelkan tangannya di dada bidang Erik dan berinisiatif membuka kancing baju suaminya dan memperlihatkan otot sispek dan membuatnya tersenyum dan menggigit bibirnya sendiri.
Mia menatap penuh kekaguman dan mulai mengelus perut suaminya, namun dengan cepat Erik menggenggam tangan istrinya dan mendorong Mia kembali dan membuat ia berada dalam kungkungan nya.
Malam panas mereka pun di mulai, dinginnya ac tak bisa mengalahkan hawa panas yang mereka berdua ciptakan. Suara des-han dan er-ngan pun terdengar saling bersahutan memenuhi ruangan itu saat mereka bersama-sama mencapai puncak nya.
"Aku mencintai mu Erik.'' Ucap Mia sambil memejamkan matanya dan mulai tertidur karena merasa sangat kelelahan setelah tenaga nya terkuras habis karena aktifitas yang baru saja ia lakukan.
Namun Erik tak menjawab perkataan istrinya, ia hanya tersenyum tipis dan mengecup kening Mia dengan penuh ketulusan. Mia tak mempermasalahkan hal tersebut karena ia tahu butuh waktu untuk menyembuhkan dan meyakinkan seseorang yang trauma karena masa lalu.
Namun Mia bersyukur karena setelah ia pulang dari rumah sakit Erik sedikit lebih hangat dan tidak terlalu cuek padanya, bahkan perubahan itu pun terlihat sangat jelas dimatanya.
"Aku harap setelah hari ini aku bisa kembali mengandung buah cinta kami kembali.'' Batin Mia, namun ia sedikit meringis bahwa ia baru menyadari bahwa ia melakukan hal ini sebelum genap satu bulan setelah melakukan kuret pasca keguguran.
"Astaga, apa yang aku lakukan! kenapa aku baru mengingatnya sekarang? sebaiknya besok aku harus menemui dokter obgyn untuk menanyakan hal yang memalukan ini.'' Disis Mia yang langsung membuka kembali matanya dan menatap wajah suaminya yang sudah tertidur pulas.
''Ini semua karena dia!'' Mia mendengus kesal dan ingin sekali mencakar wajah tampan suaminya. Namun ia mengurungkan niatnya saat tangan Erik melingkar di pinggang nya dan membawa Mia ke dalam pelukan hangatnya.
"Tidurlah sayang.'' Ucap Erik tanpa sadar saat memejamkan matanya, membuat Mia tersenyum dan menghadiahkan sebuah kecupan manis di bibir suaminya dan mulai tertidur saling berpelukan.
Berbeda dengan sepasang suami istri yang kini sudah tertidur setelah pergulatan panas mereka. Di kamar lain Liam tak bisa tertidur karena terus terganggu dengan suara des-han Mia dan Erik yang kini terus terngiang-ngiang di telinganya.
"Dasar bos laknat nggak ada akhlak! gara-gara mereka aku tidak bisa tertidur malam ini.'' Kesal Liam yang kini mengacak rambutnya frustasi.
"Nasib seorang jomblo memang menyedihkan!" Liam berjalan ke arah baklon untuk menghirup angin malam agar pikiran mesumnya teralihkan.
Ternyata tak hanya Liam, di sana pun sudah ada Jhon dan para pengawal lain nya yang tengah duduk menikmati minuman dan camilan yang ada di hadapan mereka.
"Sedang apa kalian semua ada disini?'' tanya Liam berbasa-basi.
"Sama seperti mu!'' ketus Jhon sambil meneguk minuman kaleng yang ada di tangannya.
Namun Liam pura-pura tak mengerti dengan apa yang sedang Jhon katakan, ia lebih memilih untuk duduk bergabung bersama dengan mereka menikmati minuman kaleng untuk melupakan segalanya yang pernah mereka dengar beberapa menit yang lalu.
*
*
Brakk... Pyarr...
Suara barang-barang berjatuhan memekakan telinga. Adreas membanting semua barang atau benda apapun yang ada di hadapannya untuk meluapkan semua kemarahan yang memuncak dalam hatinya, saat ia tahu bahwa dirinya sudah gagal untuk memata-matai wanita yang ia cintai di rumah suaminya.
Tetesan darah pun kini mengalir di tangan Adreas saat ia dengan sengaja menggenggam gelas yang ada di tangannya hingga hancur berkeping-keping.
''Sejauh apapun kau pergi, aku akan tetap memastikan bahwa kau hanya ada di dalam genggaman ku Mia. Kau milikku dan akan tetap jadi milikku.
Bersambung..