Sequel MENIKAH MUDA cerita hanya Fiktif belaka,jika ada kesamaan tempat ,nama,itu hanya kebetulan semata.Karena cerita ini cuma halu si Othor yang labil.Kalau nggak suka mending SKIP saja nggak usah koment yang nggak ada manfaat..🙏
Abia Kiradzki Mahardika gadis 20th yang terlihat berbeda dengan penampilan yang tertutup dan misterius.
Di pertemukan dengan seorang dosen muda bernama Harraz Al'Gifari dengan wajah tampan namun punya sifat terkesan dingin.
Kehidupan keduanya berubah kala sebuah insident yang merubah hidup mereka.
Apa yang terjadi antara mereka berdua,ikuti kisahnya..
Luv u sekobon..💜💛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Rencana Keluar Kota
Sesuai janji, Bia kini dia sudah berada di sebuah Mall di Malang bersama Naila yang janjian dengan Nada.
"ASSALAMU'ALAIKUM ya ukhti.."ucap Nada saat mereka bertemu dan mereka berpelukan ala bestie.
"Wa'alaikumsalam..." ucap Bia dan Naila menjawab salam dari sahabatnya itu
"Kita ke dalam yaa.."ucap Nada.
Mereka bertiga masuk ke dalam mall dan tempat pertama yang mereka datangi yaitu toko buku.Mereka melihat-lihat buku namun,Bia melangkah menuju rak buku yang menyediakan buku bacaan tentang Islam dan juga tentang pernikahan.
"Nggak salah ,kamu beli buku soal pernikahan?"tanya Nada saat melihat Bia yang sedang asyik-asyiknya memilihnya.
"Kenapa memangnya,nggak harus yang sudah nikah juga wajib baca. Tapi,kita yang masih muda dan belum menikah tentu bisa mengambil pelajaran dari buku kayak gini,tujuannya untuk membuat kita lebih tahu akan hakekatnya hidup berumah tangga,bukan melulu soal setelah menikah punya anak berapa ,terus kita harus atur pola asuh atau pun perencanaan biaya saat kita masih berdua lalu punya anak satu dan sebagainya.Itu yang buat kita terpatok sama satu tujuan saja.Padahal semua orang tahu khusus nya para sahabat muslim.Pernikahan itu adalah satu kesatuan untuk menyempurnakan sebagian iman kita.Berdua saling berbagi ,saling terima kekurangan dan kelebihan pasangan.Terus kalau kamu berpatokan udah nikah terus punya anak .Kalau seandainya Allah belum mengijinkan kamu atau memberikan zuriat apa yang harus kamu lakukan .Terus seandainya salah satu dari kamu atau pasanganmu mempunyai kekurangan misal di vonis tidak bisa mempunyai anak,apa yang akan kalian lakukan.Paling banyak bilang adopsi saja.Tapi, dalam islam pun ada tata cara nya.Misalnya mengingat akan dua mahrom kita atau mahrom suami .Jika kamu mengadopsi anak perempuan baiknya kamu ambil dari pihak suami kamu yang satu garis darah dengan suami kamu.Lalu juga dengan anak laki-laki yang bisa dikatakan mahrom dengan kamu satu garis keturunan dari kamu.Kalau pun kamu mau mengangkat anak misal panti asuhan itu memang nggak masalah,tapi... pengurusan misal bersentuhan fisik hanya sampai mereka akhil baligh.Mengertikan maksud gue.,jadi walaupun kita belum nikah,kita juga harus tahu soal apa sih rumah tangga itu,bukan hanya sekedar melaksanakan tanggung jawab dan meminta hakmu."ujar Bia panjang kali lebar.
"Tahu nggak sih,Lo pantes jadi Ustadzah."ucap Nada.
"Amin,"jawab singkat Bia
Mereka pun melanjutkan keliling mall ,sampai jam empat sore akhirnya mereka memutuskan untuk makan di salah satu restaurant Korea.
Mereka sedang asyik menikmati makanan mereka namun,mata Naila terpaku pada satu orang yang dia kenal walaupun dia lihat dengan stelan yang berbeda.
"Bi..lihat dari arah kiri Lo di angka tiga ,itu benar kan pak dosen killer?"bisik Naila pada Bia.
Bia mendengar ucapan Naila sontak auto kepo dan dia langsung menoleh pada objek yang kini terlihat jelas di mata Bia.Suaminya dan Umay serta ada satu perempuan dan satu laki-laki yang sedang serius bicara.
"Pak Harraz?" tanya Bia.
"Iya,aura nya kok lain yaa..apalagi dandanan nya saat ini di tambah sebuah jas seolah seperti eksekutif muda ."ujar Naila.
"Apa sih yang kalian obrolin?" tanya Nada pada kedua sahabatnya.
"Itu dosen kita ada di belakang Lo."ucap Bia dengan menundukkan wajahnya yang fokus melihat makanan .
Nada pun langsung merespon dan melihat ke arah Harraz dan tersenyum saat tak sengaja mata mereka saling pandang, Harraz mengernyit heran.
.
.
.
"May,aku nggak salah itu Bia kan ?"tanya Haraz pada Umay.
Umay melihat ke arah Bia dan sahabatnya.
"Nggak tahu deh, kan pakai niqab bang."ucap Umay.
"Iya juga sih,tapi..setahu aku Bia satu kelas sama Naila dan itu di sana ada Nada,cewek yang ada di arena balap walaupun dia gaya mendampingi ketiga sahabatnya.Kalau Naila beberapa kali aku lihat dengan Nada di arena balap tapi, mereka ngajuin temennya untuk bertanding balam yang di panggil Queen."terang Harraz.
"Queen,cewe dong?"tanya Umay menatap wajah Abang sepupunya.
"Yah,sudahlah kita balik sekalian bayar makanan mereka juga."ujar Harraz
Akhirnya Umay pun menyelesaikan pembayaran dan langsung keluar dari restauran tersebut.
.
.
.
Habis magrib Harraz baru sampai rumah.
"Assalamualaikum.." Harraz masuk kedalam rumah terlihat istrinya sedang sibuk belajar dengan kedua ponakan nya
"Wa'alaikumsalam.."jawab mereka.
Bia bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati suaminya setelah menyalami kedua orang tuanya dan kak Husna yang sedang di ruang keluarga.Sementara yang lain dengan tugas mereka.
Bia meraih tangan suaminya mencium tangannya dan tak lupa Harraz pun mencium pucuk kepala istrinya.
"Lelah yaa..mau langsung mandi atau istirahat dulu,Bia buatin teh buat Aa ,"ucap Bia.
"Emmmm..mandi langsung, sebentar lagi jam makan malam,baru sholat isya.Setelah itu aku masih ada kerjaan kantor yang belum aku selesaikan."ucap Harraz.
"Oke,kita ke kamar.Umi,Abah,kak kita ke kamar dulu yahh..."ucap Bia ketiga orang yang mereka pamiti pun mengiyakan.
Mereka berdua pun akhirnya masuk ke dalam kamar mereka.Harraz duduk di pinggir tempat tidur, sementara Bia menyiapkan air buat mandi suaminya dengan menambahkan aroma terapi yang mendamaikan hati dan pikiran.
"Aa,mandi dulu ..air hangat nya sudah Bia siapin."ucap Bia.
"Kamu siapin dek,harusnya nggak usah.Biar aku mandi di...
"A'a perlu merilakskan tubuh dan pikiran sebentar.Aku juga sudah siapin pakaian gantinya."ucap Bia.
"Okelah,terima kasih ya istri Sholehah nya Aa Arraz..."ucap Harraz dengan mengelus kepala istrinya yang terbalut Khimar.
"Iya, terima juga traktiran nya tadi diMall.Aa yang bayar kan makanan adek tadi."ucap Bia.
"Iya, sekali-kali ."ucap Harraz dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara itu Bia langsung keluar kamar guna membantu menyiapkan makan malam untuk mereka .
Tak butuh waktu lama Harraz pun keluar kamar dan bergabung dengan keluarganya menikmati makan malam bersama di selingi dengan candaan dua ponakannya.
"Dek,besok Aa ke luar kota dengan Umay.Kamu nggak papa kan Aa tinggal?"
Bia menghentikan kegiatan nya dan memandang suaminya lantas anggota keluarga suaminya.
"Ada kerjaan?'tanya Bia
"Ya iya,nanti di kamar Aa terangin."ucap Harraz.
Harraz tahu jika Istri nya memang belum tahu pekerjaan lain Harraz.
.
.
Setelah selesai makan,mereka beristirahat sebentar dan melaksanakan shalat Isya .Pulang dari masjid Harraz langsung masuk kamar ,terlihat istrinya yang sedang mengerjakan tugas nya.
"A'a mau adek buatin teh?"tanya Bia pada suaminya yang terlihat sedang membuka gamisnya.
"Boleh deh, makasih yaa..."ucap Harraz
" Iyaaa,tunggu sebentar."ucap Bia langsung ngacir ke dapur tak lupa memakai Khimar nya.
Tak lama Bia masuk lagi dengan membawa secangkir teh kedalam kamar dan melihat suaminya duduk diatas tempat tidur dan fokus dengan laptopnya.
"Tehnya aku taro sini A," ucap Bia.
"Iya,makasih yaaa."ucap Harraz namun pandangan nya masih fokus dengan laptopnya.
Bia ikutan duduk di tempat tidur dekat dengan suaminya,dia kepo banget dengan apa yang suaminua sedang kerjakan.
"Penet_tr.. Aaa..."ucap Bia menghentikan ucapannya saat suaminya memandang wajah nya dengan begitu dekat
"Sini, duduk dekat Aa.."ucap Harraz menarik tubuh istrinya supaya lebih rapat lagi duduk disampingnya.
Bia pun tak menolak,karena memang sudah kepo bin penasaran dengan apa yang suaminya kerjakan.
"Aa, hacker ?"tanya Bia menatap apa yang dia lihat di dalam laptop suaminya..
Bersambung