Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DARAH MANIS
Hari pertama sari dan ratna menginjakkan kaki mereka di SMA 17 di kota. Tentu disini sangat berbeda dengan sekolah mereka di desa, disini memiliki lapangan olahraga yang luas, kantin yang banyak dan peralatan belajar yang canggih.
"Kira-kira kelas kita nanti yang mana ya sar? " Tanya ratna sambil mereka berdua mendongakkan kepala mereka melihat sekeliling sekolah yang memiliki gedung bertingkat
. Dina dan ratih pun tersenyum melihat tingkah mereka, karena mereka dulu pun sama seperti mereka saat datang ke SMA 17 dulu. Tak lama kemudian sari melihat dari ujung terlihat seorang wanita menghampiri mereka berempat dan tentu saja itu adalah kak ismi.
Melihat kak ismi datang dina dan ratih pun berpamitan kepada sari dan ratna "kami duluan ya!! nanti kak ismi tu yang ngasih tau ruang kelas kalian. Kak ismi duluan ya" Kata dina.
"Oke aman" Jawab kak ismi sambil mengacungkan jempol. Sari dan ratna pun sambil melambaikan tangan kepada dina dan ratih.
"Aku tadi dapat info kalau kalian dapat kelas 11 ipa 1, ayo aku anterin ke kelas, kelasnya diatas situ" Sambil kak ismi menunjuk kearah sebelah kiri mereka.
Sambil mengikuti kak ismi mereka berdua berjalan mengekor kak ismi yang tengah berjalan. Mereka pun menaiki anak tangga satu per satu karena memang kelas baru mereka berada dilantai dua.
Setibanya mereka dikelas, sudah banyak murid lain didepan kelas yang menunggu bel masuk. Lalu tak lama kak ismi berpamitan dengan sari dan ratna karna sudah terdengar suara bel masuk.
"nah ini kelas kalian, kalau gitu aku pergi ke kelasku yah itu sudah ada guru mata pelajaran kalian sudah datang" Mendengar kak ismi berpamitan mereka pun berterima kasih kepada kak ismi, lalu bergegas masuk kelas.
Waktu sudah menunjukan pukul jam 3 sore yang berati sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Dan benar saja tak lama bel pun berbunyi sari dan ratna segera membereskan buku- buku dan segera pulang.
Letak sekolah sari tidak jauh dari asrama yang mereka tinggali, hanya berjarak sekitar 10-15 menit saja.
Setibanya didepan asrama, langkah sari dan ratna terhenti lantaran ratna ada keperluan ke minimarket terdekat untuk membeli sesuatu, "duh aku lupa lagi sar, aku mau beli sesuatu ke minimarket kamu ikut nggak?.
" Nggak deh na, aku capek banget pengen cepat-cepat rebahan"ucap sari. Lalu ratna pun mengeluarkan kunci kamar yang ia simpan disaku bajunya, kunci itu memang sengaja diberikan oleh dina ke sari dan ratna lantaran hari ini dina dan ratih akan pulang terlambat."oh iya udah deh, nih sar kunci kamar"
Sari pun mengambil kunci kamar tersebut dari tangan ratna dan segera masuk ke asrama.
Baru saja sari melangkahkan kaki masuk ke asrama setibanya di lorong sari banyak melihat sosok seluruh asrama berkumpul memanjang di lorong asrama, seakan-akan menyambut sari dari sekolah.
Sari berusaha bersikap tenang dan pura-pura tidak tau dan terus menyusuri lorong asrama. Disepanjang sari melewati lorong asrama sari mendengar mereka-mereka itu selalu melontarkan "darah manis".
Sari pun sedikit keheranan karena tidak tahu apa maksud dari kata darah manis yang mereka-mereka ucapkan. namun sari tetap terus berjalan sampai saat tiba sari sudah sampai didepan kamarnya.
Sari merogoh saku bajunya mencari kunci kamar yang diberikan ratna, setelah menemukan kunci kamar sari dengan cepat segera membuka pintu karena mereka-mereka yang menyambut sari di lorong tadi juga ikut mengikuti sari sampai ke depan kamarnya sambil terus menerus mengucapkan "darah mani".
Dengan cepat sari segera masuk ke kamar dan mengunci pintu kamar dengan sedikit lega sari menghela napas.
Sari juga melepas tas sekolah yang ada di punggungnya lalu sari pun merebahkan badannya ke kasur karna cukup lelah hampir seharian ia bersekolah. Tak lama sari pun terlelap dengan masih mengenakan seragam sekolahnya.
Sari tiba-tiba tengah berada di lorong asrama sendirian dan masih mengenakan seragam sekolahnya. Sari keheranan kenapa ia tiba-tiba berada di lorong tersebut.
Tak mau mengambil pusing sari pun segera berjalan menuju kamarnya disepanjang sari berjalan terdengar lagi ada yang menyebut darah manis lagi secara terus-menerus.
Suara tersebut terdengar halus dan lembut, sari dengan sedikit panik mempercepat langkah kakinya. Sari terheran kenapa ia tidak kunjung sampai ke depan kamarnya.
Sari pun agak berlari kecil dengan diiringi suara yang menyebut darah manis kepada sari itu berubah dari suara halus lembut menjadi keras membentak, sambil terus berlari sari pun melihat kebelakang sari melihat sosok mereka-mereka ikut mengejar sari.
Sari terus berlari sampai melihat diujung lorong sudah terlihat pintu kamarnya. Segera sari segera menuju pintu kamarnya dan mencari kunci kamar di sakunya, yang semakin dicari kunci tersebut tidak ditemukan.
Sari panik sejadi-jadinya akhirnya sari menemukan kunci tersebut yang terjatuh didekat kakinya langsung sigap sari jongkok mengambil kunci tersebut. Saat sari hendak bangkit sari mendengar suara langkah kaki besar menghampiri sari. Sari mendongakkan kepalanya seraya mencari suara langkah kaki tersebut.
Betapa terkejutnya sari melihat sosok laki-laki besar hitam karena gosong seperti terbakar langsung mencekik leher sari, berusaha sari ingin melepas tangan itu dan berusaha teriak minta tolong namun genggaman sosok pria tersebut sangatlah kuat.
Pria tersebut mengangkat tubuh sari ke atas sambil berkata "darah manis ini milik ku" Sambil tertawa melengking.
Tiba-tiba ada kain putih terbang menghadang sosok tersebut dan ternyata itu adalah Narin sosok gadis cantik bergaun putih yang kemarin sari lihat diatas lemari mereka. Gadis itu berteriak keras "anak ini bukan milik siapa pun, cepat kalian pergi!!! " Suara itu sangat keras sampai membuat sari kesakitan di bagian telinganya dan membuat sari terbangun dari mimpinya.
Ternyata diluar pintu kamar sudah ada ratna, dina dan ratih sedari tadi mengetuk dan berteriak memanggil nama sari untuk segera membukakan pintu kamar.
"Iya iya bentar" Jawab sari yang masih setengah sadar yang baru saja terbangun dari mimpinya langsung bangkit membukakan mereka pintu. "Lama banget sih sar bukain pintu, aku diluar udah nunggu 5 menitan loh untung dina sama ratih dateng jadi aku gak sendirian nunggu diluar"kata ratna sedikit meninggi.
Sari merasa tidak enak hati dengan teman-temannya yang sudah cukup lama menunggu " Maaf ya teman-teman aku ketiduran, aku kecapean tadi. Sekali lagi aku minta maaf ya". Sari memilih untuk tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi terlebih apa yang ia mimpikan dalam tidurnya.