Kazuya tak pernah merasa lebih bersemangat selain saat diterima magang di perusahaan ternama tempat kekasihnya bekerja. Tanpa memberi tahu sang kekasih, ia ingin menjadikan ini kejutan sekaligus pembuktian bahwa ia bisa masuk dengan usahanya sendiri, tanpa campur tangan "orang dalam." Namun, bukan sang kekasih yang mendapatkan kejutan, malah ia yang dikejutkan dengan banyak fakta tentang kekasihnya.
Apakah cinta sejati berarti menerima seseorang beserta seluruh rahasianya?
Haruskah mempertahankan cinta yang ia yakini selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiiiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Semua Tidak Baik-baik
"Kazuya, semoga Lo cepet sembuh," ucapnya, nadanya terdengar datar, tapi tidak berhenti di situ. "Biar nggak nyusahin orang. Ntar Lo kenapa-kenapa, gue lagi yang disalahin." Kalimat terakhirnya diiringi nada menyindir yang tak bisa disembunyikan.
Aronio yang mendengar menatap tajam kearah lelaki tersebut. Namun, gerakan tiba-tiba Kazuya yang mencengkram erat tubuhnya sebagai pegangan mengalihkan atensinya.
"Kenapa Yaya? Ada yang sakit?" Panik Aronio. Suara Aronio tersebut menghentikan langkah Antar yang hampir mendekati pintu. Lelaki itu berbalik penasaran dengan kondisi Kazuya.
Kazuya berusaha membuka matanya perlahan. Menetralkan sakit dikepalanya. "Antarrr.." lirihnya.
Tentu hal tersebut tambah membuat Aronio kesal setengah mati.
Antar masih terdiam di posisinya, menunggu apa yang ingin diucapkan oleh Kazuya.
"Makasih ya." Ucap Kazuya tulus. Meskipun suaranya terdengar pelan dalam kondisi demamnya itu. Antar dan Aronio masih dapat mendengar dengan jelas di kondisi heningnya ruangan tersebut.
"No problem, Kazuya. Gue yang salah bawa Lo ujan-ujanan,” jawab Antar, kali ini dengan nada lebih lembut, tak ada sindiran atau kepura-puraan. Ia memang merasa bersalah,
"Itu tahu salah." Guman Aronio pelan ketika mendengar jawaban Antar.
"Gue balik Kazuya. Pesan gue selain semoga Lo cepat sembuh dan nggak kenapa-kenapa, Lo juga harus hati-hati ya." Ucap Antar penuh makna. Setelah berbicara tanpa melihat raut Aronio yang sudah mengeras emosi ia berbalik membuka pintu keluar meninggalkan kediaman Kazuya tersebut.
"Yayaaa aman sekarang sama, mas," ucap Aronio lembut. "Sekarang Yaya ganti baju dulu, takut tambah demam. Badan Yaya udah menggigil banget." Ucap Aronio dengan nada khawatir. Membawa Kazuya menuju kamar perempuan itu.
Kazuya mencengkram tubuh Aronio dengan maksud menghentikan langkah lelaki tersebut. "Aku bisa sendiri." Ucapnya dingin. Berusaha turun dari gendongan lelaki itu, meskipun tubuhnya menggigil hebat dan kepalanya pening tidak beraturan seperti ingin pecah rasanya.
"Biar mas bantu." Aronio memegang tubuh Kazuya yang sempat terhuyung tidak seimbang. "Yaya biar mas bantu ya, bahaya kondisi kamu nggak baik." Ulang Aronio membujuk.
Kazuya kembali melepaskan tangan Aronio di bahunya. Menggelengkan kepala tanda tidak ingin menerima bantuan tersebut. "Aku bisa sendiri mas. Mas bisa pulang aja." Ucapnya dengan nada tidak ingin di ganggu.
"Yayaaa.. kondisi kamu nggak memungkinkan, nanti terjadi apa-apa di kamar mandi." Bujuk Aronio.
"Aku memang udah nggak baik-baik aja kok mas." Ucapnya. Membuat Aronio bingung mengartikan ucapan Kazuya tersebut.
"Ya makanya mas bantu ya." Ujar Aronio berusaha memberikan pengertian.
"Aku kedinginan, semakin mas ngajak ngomong aku semakin menggigil." Kazuya kembali melepaskan tangan Aronio yang kembali berusaha menuntun dirinya untuk berjalan.
"Mas bisa pulang aja, aku mohon. Aku butuh waktu sendiri." Lanjut Kazuya sebelum masuk kedalam kamar sepenuhnya.
Aronio terdiam di depan telivisi ruang tamu itu. Khawatir terjadi apa-apa dengan kondisi Kazuya. Ia memutuskan duduk di sofa dengan pandangan yang tidak lepas dari satu-satunya kamar di apartemen tersebut. Pendengaran nya ia tajamkan takut ada hal yang tidak diinginkan terjadi di kamar tersebut.
Setelah beberapa saat ia teringat sesuatu, mengambil handphone di saku celananya. Pakaiannya ternyata lumayan parah basahnya. Namun siapa peduli dengan pakaiannya, khawatirkan saja dengan kondisi Kazuya.
Dengan gerakan cepat ia mengotak atik handphone seperti sedang menghubungi seseorang. Lalu ia berjalan kearah meja tempat beberapa peralatan tersimpan di dekat area dapur. "Untung masih ada," leganya mengambil kotak obat di laci.
Kondisi Kazuya tadi mengingatkannya lagi dengan saat-saat awal bertemu perempuan itu. Ternyata obat yang sekarang ada digenggamnya adalah teman dekat Kazuya dari dahulu. Kondisi-kondisi cuaca seperti inilah tidak akan lepas. Aronio akan mengingatkan kekasihnya meminum ini nanti. Ia juga sudah menghubungi dokter langganan tempat biasa jika dirinya jika berobat. Meski dirinya lebih sering menghubungi dokter tersebut untuk mengobati Kazuya dibandingkan dirinya.
Ia tidak perduli dengan ucapan Kazuya tadi yang menyuruh dirinya pulang dan ia ingin kesendirian. Aronio hafal perempuan itu sering berkata dengan kebalikan apa yang ia inginkan. Dalam kondisi seperti ini sekesal apapun Kazuya dengan orang lain, ia sejujurnya lebih butuh ditemani. Perempuan rapuh itu tidak sanggup berdiri sendiri.
Hampir 30 menit ia menunggu Kazuya dengan keheningan. Tidak ada tanda-tanda Kazuya akan keluar ataupun bersuara. Ada perasaan khawatir terjadi apa-apa di dalam kamar itu. Aronio mendekatkan pendengaran di pintu kamar.
"Yayaaaa, u okeyy? Kamu udah ganti baju??" Teriak Aronio ingin memastikan kondisi perempuan tersebut.
Tidak ada balasan, namun terdengar beberapa kali suara bersin di dalam. Yang menandakan kondisi Kazuya semakin tidak baik.
"Mas masuk, ya?" Pinta Aronio. Ia berusaha membuka pintu kamar, tapi ternyata terkunci.
"Yayaaa? Buka pintunya ya." Bujuk Aronio. Namun orang di dalam tidak memperdulikan suara itu sama sekali, desahan kedinginan yang terdengar.
Aronio teringat kunci kamar cadangan yang biasa ditaruh Kazuya di nakas bawah telivisi. Ia segera memeriksa keberadaan kunci tersebut.
"Untung ada." Lega Aronio segera membuka pintu kamar tersebut.
"Yayaaaaa." Teriak Aronio melihat Yaya yang sudah bergulung kedinginan di dalam selimut. Ia memeriksa suhu kekasihnya tersebut. Terkejut dengan panasnya suhu tubuh mungil Kazuya.
"Dokter Anton sebentar lagi datang. Yaya kuat ya." Ucapnya Aronio khawatir tubuhnya mendekat memeluk Kazuya berharap memberikan kehangatan.
•••
Ada perasaan lega setelah mendengar ucapan Dokter Anton yang mengatakan Kazuya hanya mengalami demam biasa. Hal yang sering terjadi kepada perempuan itu jika terkena air hujan terlalu banyak. Beberapa jenis obat telah ia berikan resep yang siap di tebus dan juga apa saja tindakan yang perlu Aronio lakukan untuk merawat Kazuya tersebut.
Aronio kembali melihat kondisi Kazuya di dalam kamar, dokter Anton telah pulang beberapa menit yang lalu. "Yayaaa cepet sembuh. Mas kangen Lo denger suara manja Yaya." Ucap Aronio sambil mengelus lembut rambut Kazuya.
"Yayaaa nggak mau sendiri." Ucap Yaya pelan. Meskipun ia sempat kesal dengan sosok lelaki didepannya ini. Namun, ia tahu betul dirinya tidak bisa lepas dari Aronio. Lelaki itu tahu segala tentang dirinya, bahkan sekelas letak obat yang biasa ia minum dalam kondisi tidak baik itu pun Aronio hafal. Kazuya pun yakin Aronio tahu jelas, dalam kondisi seperti ini Kazuya tidak bisa ditinggal sendirian. Ada perasaan cemas berlebih yang sering muncul jika ia dalam kondisi sendirian.
"Ia Yayaa.. mas di sini. Yayaa sekarang tidur ya. Obatnya sebentar lagi nyampe, sekalian mas pesan makan juga untuk kita." Ucap Aronio lembut. Tatapannya tidak lepas dari wajah pucat Kazuya yang sudah siap menutup perlahan matanya akibat elusan lembut tangan Aronio tanpa henti.
Drtttt.. drtttt..
Suara getaran di saku celana Aronio menghentikan gerakan tangannya. Ia berdiri mengambil handphone tersebut. Tubuhnya terdiam sebentar setelah melihat pesan masuk tersebut. Ia menatap Kazuya cukup lama, perempuan tersebut sudah terlelap. Meskipun nafasnya terdengar tidak terlalu stabil dikarenakan kondisi tubuhnya yang menggigil.
Setelah berpikir cukup lama, lelaki itu keluar kamar Kazuya. Membaca ulang pesan tersebut, lalu terlihat mengetik balasan.
Aronio
Tunggu 30 menit, aku kesana.
......................
Awas aja yah, kalau sampe Yaya kenapa-kenapa...
ada-ada saja nih Aronio